Turkish President Recep Tayyip Erdogan greeting members of his ruling AK Party.
Presiden Recep Tayyip Erdogan telah meminta rakyat Turki untuk "tidak perlu khawatir" setelah mata uang nasional lira mencapai rekor baru yang rendah di tengah ketegangan politik dengan AS.
Lira jatuh ke level terendah 6 terhadap dolar AS pada hari Jumat (10/80, sehari setelah delegasi Turki kembali dari perundingan di Washington tanpa solusi yang jelas untuk krisis ‘mendidih’ mereka.
Erdogan, yang telah mengatakan negaranya sedang menghadapi "perang ekonomi", mengatakan kepada para pendukung di provinsi Laut Hitam, Rize, Kamis (9/8) malam bahwa ada "berbagai serangan yang dilakukan" terhadap negara itu.
"Jangan mengindahkan mereka. Jangan lupa, jika mereka memiliki uang mereka, kita memiliki orang-orang kita, Tuhan kita. Kita harus bekerja keras. Lihatlah apa yang kita 16 tahun lalu dan lihat kita sekarang," katanya.
Hubungan antara kedua sekutu NATO telah berubah menjadi lebih buruk di tengah perselisihan atas penahanan pendeta evangelis AS Andrew Brunson atas tuduhan terorisme di Turki.
Presiden AS Donald Trump menulis di Twitter akhir bulan lalu bahwa negaranya "akan memberlakukan sanksi besar pada Turki untuk penahanan lama Pendeta Andrew Brunson."
Erdogan menanggapi dengan mengumumkan akan membekukan aset di Turki milik menteri "kehakiman dan dlam negeri" AS, dalam tanggapan balasan terhadap sanksi AS.
Ankara dan Washington juga tidak setuju atas intervensi militer mereka dalam perang Suriah, rencana Turki untuk membeli sistem pertahanan rudal dari Rusia dan tuduhan AS terhadap seorang eksekutif bank negara Turki atas tuduhan penghapusan sanksi pada bulan Januari.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar