Amnesty International
Organisasi Amnesty International mengritik pelanggaran kebebasan berekspresi di Mesir dan menyamakan negara ini dengan penjara bagi para pengritik Abdel Fattah el-Sisi.
Menurut laporan Reuters, organisasi Amnesty International dalam sebuah laporan menyatakan bahwa sejak bulan Desember hingga kini ada 111 orang di negara ini yang ditahan dengan alasan mengritik Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Mesir, dimana jumlah ini lebih banyak ketimbang penahanan para pengritik di era kekuasaan Hosni Mubarak, mantan Presiden Mesir.
Najia Bounaim, Direktur Afrika Utara di Amnesty International mengatakan, kritik terhadap pemerintah Mesir saat ini lebih menakutkan ketimbang sebelumnya dan di era kepresidenan el-Sisi, bahkan menyampaikan pandangan pribadi secara damaipun akan diperlakukan seperti seorang kriminal.
Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Mesir
Sesuai dengan laporan ini, Amnesty International mengritik langkah-langkah penumpasan keamanan Mesir di bidang politik, sosial dan budaya serta menyebut langkah itu lebih keras ketimbang Hosni Mubarak yang berkuasa selama 30 tahun di negara ini, sehingga Mesir sekarang menjadi penjara terbuka bagi para pengritik pemerintah.
Sementara itu, pemerintah el-Sisi menindak para pengritik pemerintah dan aktivis politik dengan berlandaskan undang-undang perang melawan terorisme dan aturan yang lainnya.
Sesuai dengan laporan-laporan yang dirilis organisasi-organisasi pembela hak asasi manusia, jumlah tahanan politik di Mesir mencapai 65 ribu orang.
Mereka dipenjarakan di 64 penjara dan kejahatan mereka adalah ikut dalam aksi demonstrasi damai, menyampaikan pikiran dan sebagian lainnya menjadi anggota kelompok-kelompok yang tidak memiliki izin.
Berdasarkan pernyataan pusat koordinasi hak dan kebebasan Mesir, sejak tiga Juli 2013 hingga kini 439 orang meninggal dunia di penjara-penjara Mesir.
(Reuters/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar