Demo Malam hari Warga Gaza
Koran Haaretz cetakan Israel menulis, aksi demo malam hari warga Palestina di Jalur Gaza merupakan titik lemah baru militer rezim Zionis dan rezim ini menemui kesulitan menghadapi para demonstran Palestina.
Haaretz Ahad (23/9) dalam sebuah artikel menulis, militer Israel takut demonstran Palestina memanfaatkan aksi ini untuk menutupi aksi mereka menerobos ke distrik Zionis di dekat perbatasan Jalur Gaza. Demikian dilaporkan IRNA.
Amos Harel, pengamat militer koran Haaretz menekankan, demonstran Palestina di Gaza menemukan kelemahan baru militer Israel, karena penggunaan peralatan untuk menumpas aksi demo di malam hari semakin tidak karena keterbatasan jarak pandang di malam hari.
Haaretz melaporkan, berlanjutnya pengiriman balon dan layang-layang yang membawa bahan mudah terbakar dari perbatasan Gaza ke wilayah Palestina pendudukan telah meningkatkan tekanan politik terhadap petinggi Israel. Dan hal ini berpotensi dimulainya operasi militer baru.
Sebelumnya Kepala Staf Gabungan Militer Israel, Gadi Eizenkot di sidang keamanan kabinet Israel mengatakan, mengingat langkah AS dan keputusannya soal al-Quds, potensi eskalasi kekerasan di Tepi Barat meningkat drastis.
Berbagai sumber media hari Ahad malam melaporkan, aksi demo malam hari warga Palestina di timur Gaza menggugurkan seorang demonstran dan menciderai 14 lainnya.
Warga Gaza sejak 30 Maret 2018 menggelar aksi demo hak kepulangan menuntut diakhirinya pendudukan Israel dan blokade Jalur Gaza. Hingga kini aksi demo ini menggugurkan lebih dari 180 warga Palestina dan menciderai lebih dari 20 ribu lainnya.
(Haaretz/IRNA/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar