Mahmoud al-Zahar.
Seorang anggota senior Hamas, Mahmoud al-Zahar menyeru faksi-faksi Palestina untuk mengambil sikap tegas terhadap Perjanjian Oslo dan meninggalkan kesepakatan itu.
Al-Zahar, seperti dilansir Pusat Info Palestina, Rabu (12/9/2018) meminta semua pihak yang terlibat dalam penandatanganan perjanjian mengerikan itu untuk diusut dan diadili.
Dia menyampaikan hal itu pada sidang Parlemen Palestina, yang digelar untuk memperingati penarikan pasukan rezim Zionis Israel dari Jalur Gaza.
"Perjanjian Oslo adalah hadiah cuma-cuma kepada Israel untuk menistakan hak-hak dan prinsip nasional Palestina. Perjanjian ini membuat wilayah Palestina terbelah dan menyebabkan perluasan pembangunan distrik Zionis di Quds dan Tepi Barat," ungkapnya.
Al-Zahar lebih lanjut meminta parlemen di semua negara dunia untuk menekan pemerintah mereka agar membatalkan Perjanjian Oslo dan menghormati hukum internasional.
Parlemen Palestina juga memperingatkan bahwa Perjanjian Oslo telah membawa dampak buruk bagi masalah Palestina.
Waki Ketua Parlemen Palestina, Ahmad Bahr mengatakan, perlawanan merupakan pilihan strategis untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina dan mengusir penjajah Zionis dari tanah air mereka. Perjanjian Oslo diteken antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada 13 September 1993. Isu-isu seperti status Quds, pengungsi Palestina, distrik Zionis, masalah keamanan, dan masalah perbatasan, harus diselesaikan berdasarkan kesepakatan, tetapi setelah lebih dari 20 tahun negosiasi, tidak ada pencapaian apapun bagi rakyat Palestina.
(Pusat-Informasi-Palestina/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar