Mohammad Javad Zarif, Iranian Foreign Minister
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan semua anggota masyarakat internasional perlu untuk melawan perilaku melanggar hukum AS atau membayar harga tinggi setelah langkah sepihak Washington menarik diri dari perjanjian nuklir penting yang ditandatangani Iran dengan kelompok negara P5 + 1 pada tahun 2015.
Berbicara kepada wartawan pada hari Sabtu (1/9), Zarif mengatakan negara-negara Eropa harus mengambil tindakan dan siap untuk membayar biaya untuk dapat memperoleh manfaat dari kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA).
"Kami telah mengumumkan bahwa selain menyatakan komitmen politik mereka, sudah waktunya bagi Eropa untuk bertindak," katanya.
"Langkah-langkah ini mungkin juga mahal, tetapi jika negara yang berbeda ingin memperoleh manfaat dari JCPOA dan jika mereka yakin bahwa JCPOA adalah pencapaian internasional, mereka harus siap untuk menjaga pencapaian ini," tambah diplomat Iran.
Penandatangan Eropa pada JCPOA telah menawarkan strategi eksekutif yang berbeda untuk melindungi kesepakatan, tetapi mereka harus menerapkannya, tambah Zarif, salah satu arsitek pakta nuklir itu.
Dia mencatat bahwa AS sedang mengejar pendekatan melanggar hukum dan mendorong negara-negara lain untuk mengikutinya dan berkata, "Dunia pasti perlu untuk menahan langkah ini; jika tidak, dia akan membayar harga yang sangat tinggi."
Presiden AS Donald Trump menarik Washington dari perjanjian nuklir Iran pada Mei dan memutuskan untuk memaksakan sanksi sepihak terhadap Tehran.
Berdasarkan kesepakatan itu, Iran berusaha untuk membatasi program nuklirnya sebagai ganti penghapusan sanksi terkait nuklir.
Uni Eropa telah memperingatkan penyimpangan itu, penandatangan JCPOA dan banyak pemain internasional, pada 6 Agustus Trump menandatangani perintah eksekutif memaksakan putaran pertama sanksi terhadap Iran, yang dicabut di bawah kesepakatan nuklir, untuk memberikan "tekanan ekonomi maksimum" pada Republik Islam.
Berbicara pada konferensi pers di Wina pada hari Jumat (31/8) setelah pertemuan informal menteri urusan luar negeri Uni Eropa, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan blok 28-negara akan melanjutkan pekerjaannya untuk melestarikan JCPOA setelah AS untuk menarik diri dari kesepakatan itu.
(IRNA/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar