Iran's President Hassan Rouhani ((L) looks on during an interview with NBC News in New York.
Presiden Iran Hassan Rouhani telah menyerukan kepada komunitas global untuk bangkit melawan pelanggaran Washington terhadap perjanjian dan peraturan internasional, dengan mengatakan itu terutama demi kepentingan negara-negara independen agar bersatu melawan kebijakan intimidasi dan intervensi AS.
Rouhani membuat pernyataan dalam pertemuan pada hari Senin (24/9) dengan para pemimpin dunia di sela-sela sesi ke-73 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Dalam pertemuan dengan mitranya dari Bolivia, Evo Morales, Rouhani menekankan perlunya negara Iran dan Bolivia untuk memberikan perlawanan terhadap intervensionisme dan unilateralisme Amerika.
Menyinggung penarikan sepihak dan ilegal AS dari perjanjian nuklir 2015, Rouhani mengatakan, "Komunitas internasional harus berdiri teguh melawan pelanggaran perjanjian ini oleh Amerika."
"Hari ini, masyarakat internasional, dengan pengecualian beberapa negara, telah mengadopsi sikap yang menentukan terhadap langkah AS, dan kami harus mencoba untuk menunjukkan bahwa mereka yang melanggar hukum internasional tidak akan pernah mendapat persetujuan dari opini publik dunia," dia menambahkan.
Kembali pada bulan Mei, Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan Iran 2015, secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), meskipun ada keberatan dari penandatangan lainnya atas kesepakatan tersebut.
Selain memaksakan kembali sanksi anti-Iran yang telah dicabut berdasarkan perjanjian itu, administrasi Trump juga telah berusaha untuk mencegah perusahaan-perusahaan Eropa melakukan bisnis dengan Iran dengan mengancam akan hukuman mereka.
Rouhani juga menyentuh kampanye tekanan yang ditingkatkan Washington terhadap Iran dalam sebuah wawancara dengan NBC News.
(NBC-News/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar