Penyebar berita hoax yang memfitnah Banser meminta maaf secara terbuka disaksikan Muspika dan sejumlah tokoh masyarakat di kantor Polsek Weleri, hari ini (5/8).
Polisi sigap merespon aduan masyarakat terkait berita hoax yang menyudutkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Pelaku telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
AKP Abdullah Umar, Kapolsek Weleri, mengatakan pihaknya memfasilitasi pertemuan antara pelaku dan perwakilan masyarakat yang keberatan dengan posting berita yang viral dalam dua hari terakhir di kantornya hari ini (5/8).
“Kami menginginkan situasi kondusif yang selama ini telah terbina khususnya di masyarakat Weleri agar tetap terjaga. Pelaku sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Pihak yang semula keberatan telah menerimannya. Semoga tidak terulang lagi dan kami akan terus memantaunya,” terang Abdullah.
Menanggapi hal itu, Ali Shodiqun, SPd.I selaku Koordinator Gerakan Pemuda NU Kultural menyambut baik upaya dari kepolisian. Menurut pengasuh Ponpes Al Istiqomah Desa Penaruban Weleri ini pihaknya mendukung upaya polisi dalam memerangi berita hoax yang dapat meresahkan masyarakat.
“Bermedia sosial itu tak ubahnya bermasyarakat, kita perlu bijak dalam menyampaikan pendapat. Terhadap kabar yang belum tentu benar, jangan terburu-buru mengomentari dan membagikannya. Apalagi yang menyinggung SARA, salah-salah kita bisa terjerat hukum dan terlebih menimbulkan permusuhan di masyarakat,” terang Ketua PW Jamiyah Ruqyah Aswaja Jawa Tengah ini.
Pertemuan yang difasilitasi Kanit Reskrim dan Kanit Intel Polsek Weleri ini disaksikan Muspika, PAC GP Ansor dan Banser Satkoryon Weleri, dan sejumlah tokoh masyarakat. Sempat terjadi diskusi yang menegangkan menyoal paham khilafah islam yang beberapa kali diunggah oleh pelalu di akun facebooknya.
“Simbah buyut kita di NU dan Muhammadiyah telah susah payah berjuang dan merumuskan bangsa ini agar tidak tercerai berai. Tugas kita sekarang merawatnya. Bukan malah mundur lagi ke belakang mempersoalkan dasar negara yang justru bertentangan dengan hukum yang berlaku di tanah air kita ini,” lanjut Ali, yang juga merupakan Wakil Ketua IKA PMII Kendal.
Pertemuan ditutup dengan jabat tangan antara pelaku dan perwakilan masyarakat yang hadir. Sebelumnya pelaku membacakan permohonan maafnya yang ditujukan kepada GP Ansor, Banser dan warga NU yang telah dicatut dalam berita hoax yang diposting di akun facebooknya.
Sebalumnya diberitakan, sekelompok masyarakat yang menamakan Gerakan Pemuda NU Kultural dan Masyarakat Weleri Cinta Damai menyampaikan keberatan dengan konten yang diunggah di akun Budi Prayitno, warga Dukuh Lebo, Desa Bumiayu Weleri.
Sebagaimana diketahui, telah viral video seorang mualaf yang mengaku ustad bernama Steven Indra Wibowo. Ustad mualaf itu mengatakan jika PGI mengeluarkan sejumlah uang untuk pengamanan gereja. Meski tidak menyebut nama, jelas yang dimaksud adalah banser. Mengingat selama ini Banser aktif membantu kepolisian melakukan pengamanan di gereja, utamanya saat Hari Natal.
Informasi hoax tersebut kemudian disebarkan luaskan oleh akun-akun facebook tanpa terkendali. Salah satu akun penyebar hoax itu adalah akun facebook bernama Budi Prayitno.
Simak Galerinya:
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar