Sekjen Gerindra terus membantah tak ada kaitan Koran Independent Observer dengan Gerindra. Sebaiknya diakui saja, tak perlu ngeles terus. Pemilik koran “lndependent Observer” adalah Angga Raka Prabowo. Saat ini menjabat Wakil Sekjen Partai Gerindra dan di Pilpres 2014 lalu, dia bertempur di bagian tim medsos.
Cek di http://www.issn.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1509438331&651&&
Koran ini terbit mingguan di bawah PT Media Pandu Bangsa, terbit belum genap setahun untuk meramaikan Pilpres 2019. Tak sesuai namanya “independent” Isinya memojokkan Jokowi, mengagungkan Prabowo, dependent bukan independent. Ditulis dalam Bahasa lnggris, sehingga orang awam menyangkanya koran asing, banyak pendukungnya yang sudah senang karena ada media asing yg mengritik Jokowi, padahal dibuat sendiri oleh orang-orang Prabowo.
Masih ingat tabloid Obor Rakyat sebelum pilpres tahun 2014?. Semua kebencian terhadap Jokowi berawal dari tabloid ini, isu Jokowi PKI, Kafir, anti lslam, capres boneka dan fitnah keji lainnya. Tabloid ini disebar secara masif ke 28 ribu Pesantren, 724 ribu masjid, Wow!. Propaganda ini sukses membuat kesan negatif pada Jokowi dengan narasi “anti lslam”. Dahsyatnya media propaganda ini, bagi segelintir orang pengaruh Obor rakyat ini belum hilang meski berkali-kali terbantahkan.
Berbeda dengan pilpres 2014 yang memakai isu agama untuk menyerang Jokowi. Pada pilpres 2019 ini beralih ke isu ekonomi. Bisa ditebak arahnya, Koran berbahasa lnggris ini tentu bukan utk orang awam, kaum baca judul langsung share, tapi ditujukan untuk dua hal. Pertama, menciptakan kesan bahwa menurut negara lain pun, Jokowi gagal. Kedua, menciptakan kesan bagi luar negeri bahwa Prabowo yang didukung rakyat karena Jokowi gagal, investor pun ragu.
“Salut” dengan Tim Prabowo-Sandi, salut dengan dananya. Menerbitkan koran dg jumlah banyak tiap minggu itu mahal. Di tengah banyak media yang bangkrut atau beralih ke online, Koran independent observer ini justru hadir. Tentu bukan untuk profit uang, tapi profit politik. Media itu sangat mampu untuk membolak-balikkan hati. Isu itu murah bisa diciptakan dan ampuh. Apalagi orang lndonesia itu literasi medianya dan budaya baca kritis masih rendah dibandingkan negara lain.
Salahkah propaganda itu?. Jelas tidak, sah-sah saja propaganda dalam politik asal tidak sibuk ngeles dan manuvernya tidak berbahaya mengancam kebhinekaan NKRI.
Mari nikmati Pilpres ini…
Bagi Relawan Jokowi-Ma’ruf, berkaca dari Pilgub Jabar, Jateng, Jatim dimana jagoan Gerindra keok, menghadapi propaganda mereka ini bukan “Lu Jual, Gue borong” tapi..”Lu Jual, Gue tawar terus”, hingga dia pun bosan jualan haa..
Abu Kimin cs, monggo
Cak Tengtong
Sumber : FB Mahbub Hefdzil Akbar
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
+ coment�rios + 1 coment�rios
Thanks infonya. Jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2vplrBi
Posting Komentar