Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Di Balik Lawatan Putera Mahkota Saudi ke Kuwait

Di Balik Lawatan Putera Mahkota Saudi ke Kuwait

Written By Unknown on Rabu, 03 Oktober 2018 | Oktober 03, 2018

Mohammad bin Salman

Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman melakukan kunjungan mendadak selama empat jam ke Kuwait, dan kembali tanpa hasil sebagaimana yang diharapkan Riyadh.

Kunjungan Pangeran Mohammad bin Salman hari Minggu (1/10) yang terlambat sekitar satu jam dari jadwal ini menjadi sorotan para pengamat politik Timur Tengah.

Dari kacamata psikologi politik, Mohammad bin Salman memiliki dua karakter dualistik. Di satu sisi menjadi pihak yang lemah di hadapan negara kuat seperti AS. Tapi di sisi lain, bersikap arogan dan menekan negara-negara yang dianggap rezim Al Saudi berada di bawah pengaruhnya, terutama sebagian besar negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia (P-GCC).

Sikap Mohammad bin Salman tersebut selama ini telah menyulut friksi antara negaranya dengan Qatar. Sepak terjang serupa juga dilakukan terhadap Qatar dalam kunjungannya kali ini. Tentu saja, perilakunya ini memicu reaksi dari pejabat tinggi Kuwait yang ingin mempertahankan harga diri bangsa dan negaranya. Bahkan Emir Kuwait mengeluarkan instruktur untuk mengakhiri segala bentuk dialog dengan Mohammad bin Salman.

Masalah lain berkaitan dengan permintaan Mohammad bin Salman terhadap para pejabat Kuwait. Hubungan antara Kuwait dan Arab Saudi renggang berkaitan dengan masalah perbatasan dan wilayah minyak yang diperselisihkan.

Mohammad bin Salman dalam kunjungan ini menyerukan penyelesaian masalah kedua pihak, tapi hanya mengedepankan kepentingan Riyadh. Putera mahkota Arab Saudi ini menuntut masuknya wilayah yang diperselisihkan antara kedua negara di pihak Arab Saudi, atau pihak Kuwait membayar denda senilai 20 miliar dinar kepada Riyadh. Tentu saja tuntutan tersebut memicu kemarahan Emir Qatar yang memutuskan menutup seluruh pintu perundingan dengan rezim Al Saud.

Masalah selanjutnya yang dituntut Mohammad bin Salman dengan pejabat tinggi Kuwait mengenai permintaan Presiden AS, Donald Trump untuk meningkatkan jumlah kuota minyaknya. Tapi pejabat tinggi Kuwait menolak permintaan tersebut.

Fouad Ibrahim, analis Arab saudi mengungkapkan, Mohammad bin Salman mengunjungi Kuwait demi melayani kepentingan Donald Trump, sehingga keinginan presiden AS untuk meningkatkan produksi minyak bisa terpenuhi.

Tapi tawaran ini ditolak oleh pejabat Kuwait. Mereka menolak permohonan putera mahkota Arab Saudi untuk menutupi kekurangan pasokan minyak di pasar global. Oleh karena itu, kunjungan Mohammad bin Salman tidak membuahkan hasil dan lawatannya dipersingkat hanya dua jam saja.

Mohammad bin Salman kembali ke Riyadh tanpa membuahkan hasil apapun. Bahkan Putera Mahkota Kuwait tidak mendampinginya menuju bandara. Ia hanya disertai oleh menteri tenaga kerja Kuwait. Ambisi Mohammad bin Salman untuk menjadi orang nomor satu di Arab Saudi tidak hanya menyulut masalah besar di dalam negerinya saja, tapi juga mengobarkan penentangan dari negara tetangganya sendiri seperti Kuwait.

(Qodsna/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: