Daftar Isi Internasional Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Tampilkan postingan dengan label ABNS WAWANCARA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS WAWANCARA. Tampilkan semua postingan

Wawancara Dengan Juri Internasional Alquran: Kami Merekomendasikan Aturan Musabaqoh Iran ke Pakistan/ Kompetisi Qurani Islamabad, Pengingat Tahun 60


Mahmoud Jawad Kashefi, juri musabaqoh nasional Alquran Pakistan ke-3 mengatakan, masyarakat Pakistan tidak memiliki aturan tersusun dan khusus untuk musabaqoh Alquran, karenanya kami merekomendasikan aturan musabaqoh Alquran Iran ke masyarakat Qurani negara ini.

Menurut laporan IQNA, musabaqoh hafalan dan qiraat Alquran di seantero Pakistan ke-3 diselenggarakan Rabu (27/12) atas prakarsa atase kebudayaan Iran di Islamabad dan dengan kerjasama kementerian urusan agama pemerintah Pakistan dan lembaga Shaut al-Qurra al-Alamiah Pakistan, di auditorium pertemuan kementerian ini di Pakistan.

Tiga juri dari Pakistan, yaitu Sayyid Sadaqat Ali, qori Asif Sarwari, dan qori Ikramullah Mohsin dan satu juri dari Iran hadir dalam komite penjurian kompetisi ini, sedangkan Mahmoud Jawad Kashefi, juri asal Iran dalam bagian tajwid.

IQNA pun melakukan wawancara dengan Jawad Kashefi dengan topik proses fenomena Qurani dan mekanisme penjurian dengan qori Qurani tersebut.

Di awal wawancara, Jawad Kashefi menyebut penyelenggaraan musabaqoh ini sangat efektif dalam publikasi kalam Ilahi dan lebih menyatukan umat muslim. Ia mengungkapkan, penyelenggaraan kompetisi semacam ini atas prakarsa atase kebudayaan, menunjukkan kepedulian para pengurus Iran akan aktivitas-aktivitas Quran; dari sisi lain penyelenggaraannya di gedung kementerian lintas agama Pakistan juga menunjukkan sebuah kinerja yang menarik dan mendapat sambutan.


Antusias dan Kondisi Para Kompetitor

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa Iran memiliki peran pensuport untuk publikasi dan penyebaran aktivitas semacam ini di Pakistan. “Dalam musabaqoh semacam ini saya teringat tahun 60 Iran, yaitu tahun laju dan pergerakan aktivitas Qurani, gelora dan kondisi para partisipan dan demikian juga permintaan mereka untuk mengetahui dengan sahih seni tilawah dan menimbanya perlu diperhatikan.

Kashefi menegaskan, musabaqoh Quran Islamabad sejatinya adalah babak final kompetisi Qurani pelbagai propinsi negara ini dan dari sejumlah propinsi ini, para juara pilihan akan dipilih untuk masuk final dalam dua kategori, hafalan seluruh Alquran dan qiraat.

Ia mengingatkan, masyarakat Pakistan tidak memiliki aturan khusus dalam hal ini dan dewan juri memiliki metode khusus, sedangkan di babak final untuk pengumpulan nilai dan jenis lembaran yang ingin dipaparkan oleh para hafiz menggunakan metode ini. Dalam kompetisi ini terkait mekanisme penjurian telah dijelaskan oleh dewan juri untuk para partisipan.


Qori internasional Iran ini melanjutkan, kami merekomendasikan kepada atase kebudayaan agar aturan musabaqoh Alquran Iran yang sudah dijalankan bertahun-tahun, diberikan kepada para pecinta yang aktif dalam kancah musabaqoh hafalan dan qiraat Pakistan sehingga mereka menggunakan aturan ini dalam lomba mendatang dan aturan tersebut secara resmi telah diberikan oleh atase dan kedutaan Iran kepada kementerian agama Pakistan.

Kashefi menjelaskan, aturan terperinci yang ada di Iran tidak dapat digeneralisasikan di seluruh musabaqoh Quran Pakistan, dan kami hanya merekomendasikan kepada atase kebudayaan agar aturan ini diakses para juri pakistan dan setelah informasi dan kajian maka dapat diketahui sampai seberapakah aturan Iran ini dapat dijalankan di Pakistan.


Juri musabaqoh Alquran Pakistan demikian juga mengatakan, masyarakat Pakistan dalam mekanisme pemberian nilai kepada para qori dan hafiz memiliki aturan khusus dan para juri musabaqoh dalam ranah ini menjustifikasi bahwa setiap juri memberikan nilai di seluruh bagian, suara, nada, tajwid, tartil, waqof dan ibda’ kepada para partisipan, dan tidak seperti di Iran, dimana setiap juri hanya memberikan penilaian dalam satu bagian saja.

“Dalam musabaqoh ini, atas rekomendasi saya, alih-alih setiap juri mengevaluasi setiap empat bagian musabaqoh, agar dilakukan juri secara terpisah dalam hal ini, yakni sejatinya kami memiiki empat juri, tajwid, suara, nada dan waqof dan ibda’ dan saya juri bagian tajwid,” ungkapnya.

Ia di penghujung mengingatkan, di sela-sela musabaqoh, saya melakukan tilawah di beberapa majelis Qurani dan diantaranya konferensi persatuan masyarakat Pakistan, salat Jum’at komunitas Syiah Islamabad, dan majelis antusias Ahlusunnah.

Mahmoud Jawad Kashefi adalah juara pertama musabaqoh internasional qiraat Iran pada tahun 85, dan melakukan lawatan menjadi qori lebih dari 12 negara. Ia demikian juga menjadi duta Quran dan delegasi Iran di luar negeri.


(IQNA/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Donald Trump Telah Mencoreng Wajah Amerika


Ali Reza Rahimi adalah seorang veteran perang yang cacat 55 persen. Ia pernah menjadi tawanan Saddam pada periode Perang Iran-Iraq lalu.

Sekarang Rahimi menjadi anggota Parlemen Republik Islam Iran sebagai wakil penduduk Tehran. Ia sekarang menjadi anggota Komisis Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di rumah rakyat ini.

Beberapa waktu lalu, Rahimi menjadi tamu Kantor Berita Shabestan untuk melakukan wawancara sehubungan isu-isu terbaru yang sedang berkembang di Iran secara khusus dan dunia secara umum.


Berikut cuplikan pilihan wawancara Ali Reza Rahimi (AR) dengan wartawan Shabestan, Maryam Rezazadeh (MR):


MR: Bagaimana penilaian Anda tentang keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan juga seputar pertemuan negara-negara anggota OKI yang baru digelar di Turki?

AR: Keputusan yang telah diambil oleh Donald Trump ini bisa dikaji dari beberapa sisi.

Sisi pertama, setelah kekalahan yang dialami oleh Israel dalam melawan garis muqawamah, mereka berniat dan berusaha untuk menambal kekalahan ini. Kekalahan kelompok teroris Daesh di Suriah dan Iraq serta keterusiran mereka dari dua negara secara total sangat menarik perhatian dunia.

Perlu kita camkan bersama, rezim Zionis di manapun selalu berusaha untuk menyelewengkan opini. Di Dunia Islam yang tidak pernah terjalian sebuah sikap yang satu, mereka memanfaatkan kesempatan dalam kekalahan-kekalahan untuk seluas mungkin menyelewengkan opini. Salah satu sasaran yang sangat jitu adalah isu ibu kota Israel di Yerusalem.


Akan tetapi, keputusan Amerika itu membuahkan hasil terbalik. Dunia Islam malah menemukan sebuah opini yang satu.

Hal ini merupakan sebuah peristiwa yang sangat jarang terjadi. Belum pernah terjadi sebelum seluruh negara Islam memiliki satu suara dalam menyikapi sebuah masalah.

Tentu, negara-negara yang memiliki hubungan romantis dengan Israel tidak bisa mengakat panji tinggi untuk menentang rezim Zionis. Arab Saudi contohnya. Sekalipun demikian, para petinggi Al Saud masih unjuk gigi untuk menentang keputusan Trump tersebut. Akan tetapi, ketika kita menyandingkan sikap Arab Saudi ini dengan kesepakatan pembelian senjata yang mereka lakukan dengan Amerika untuk membantai rakyat Palestina yang tertindas, kita menyaksikan sebuah kontradiksi antara dua sikap Al Saud ini.

Sisi kedua, keputusan Donald Trump tersebut adalah sebuah ujian bagi Dunia Islam. Ia ingin mengetes opini Dunia Islam sehubungan dengan satu tema yang paling sensitif; yaitu isu Palestina. Lebih dari 5 tahun, krisis Palestina redup lantaran bencana Daesh di Iraq dan Suriah. Peristiwa Yaman dan Lebanon juga mempengaruhi masalah ini.

Dalam menghadapi ujian ini, Dunia Islam tampil cemerlang dan bisa membangun sebuah kesatuan sikap yang sangat indah.


MR: Lalu bagaimana Anda menilai pertemuan para kepala negara Islam di Turki baru-baru ini?

AR: Pertemuan ini terlaksana dengan jenjang waktu keterlambatan yang layak direnungkan kembali.

Sepertinya, negara-negara yang memiliki masalah dengan garis muqaamah dan Republik Islam Iran, serta prinsip mereka lebih menekankan kepentingan Arabi dari pada Islami, memang berusaha untuk mempengaruhi alur pertemuan ini. Yaitu ingin menebarkan aroma Arabi di ruangan pertemuan tersebut. Akan tetapi, kecerdasan Republik Islam Iran dalam menyusun deklarasi dan juga sikap-sikap yang diambil tidak memberikan kesempatan supaya usaha mereka itu terwujud.


MR: Lalu bagaimana Anda memprediksikan kelanjutan nasib Trump untuk 3 tahun ke depan dari sisa masa kekuasaannya ini? Apakah akan diinterpelasi atau tidak? Apakah ia juga akan memiliki kesempatan untuk periode kepresidenan kedua?

AR: Donald Trump adalah seorang presiden yang telah mencoreng wajah Amerika melebihi presiden-presiden yang lain. Menurut opini masyarakat Amerika, ia telah mencoreng reputasi politik Amerika di mata dunia. Ia telah menambah kebencian opini masyarakat dunia kepada Amerika.

Persaingan pilpres di Amerika belum usai. Dukungan penduduk desa terhadap Trump dan kasus-kasus internal Amerika seperti kesehatan, asuransi, dan pajak termasuk tantangan-tantangan dalam negeri yang telah menurunkan reputasi Trump. Keluar dari Perjanjian Paris atau keputusan Trump sehubungan dengan undang-undang pengungsi yang diberlakukan untuk 8 negara dunia masih mempertanyakan kebijakan luar negeri pemerintahan Trump.

Lebih dari itu, reputasi rakyat Amerika Serikat juga dipertanyakan dan kebencian opini dunia kepada mereka semakin meningkat. Kita banyak menyaksikan standar-standar ganda untuk tingkat dunia pada masa kekuasaan Trump ini.


MR: Anda menyinggung bahwa kehadiran fisik Daesh telah musnah. Apakah memang betul bahwa dunia telah aman dari ancaman kelompok teroris ini?

AR: Sistem pemikiran yang dianut oleh Daesh adalah sistem pemikiran fasisme. Dalam banyak periode, kita telah menyaksikan banyak kelompok muncul dengan mengusung sistem pemikiran demikian. Salah satu pemikiran mainstream mereka adalah “orang yang tidak bersama kita adalah musuh kita”.

Dengan pemikiran seperti ini, Daesh telah menganggap bahwa seluruh Dunia Islam adalah kaum Rafidhi. Ini adalah pemikiran paling berbahaya yang digemborkan dengan mencatut nama Nabi Muhammad saw dan simbol-simbol suci Islam.

Berkat usaha keras yang dilakukan oleh rakyat Suriah dan Iraq, kehadiran fisik Daesh telah semakin terbatas. Dengan kata lain, mereka telah terusir dari Iraq dan Suriah. Akan tetapi, Eropa memiliki kisah lain. Banyak warga Eropa yang bergabung dengan Daesh dengan satu dan lain alasan. Jumlah mereka ini sekarang menjadi ancaman serius bagi Eropa.


MR: Di manakah kira-kira titik tolak Daesh untuk selanjutnya?

AR: Tersebar berita bahwa Daesh sedang bergerak menuju ke arah Asia Timur.

Mayoritas militan Daesh yang telah bergabung kembali ke negara asal mereka setelah kelompok ini musnah di medan Suriah dan Iraq. Mereka ini bisa menjadi potensi ancaman bagi negara mereka masing-masing. Untuk itu, media-media Inggris beberapa hari lalu menuliskan di halaman depan bahwa kami tidak akan mengizinkan para militan teroris kembali ke rumah. Hal ini juga pernah ditekankan oleh Menteri Pertahanan Inggris.

Sepertinya, gerakan Daesh secara fisik yang bisa menjadi ancaman untuk masa mendatang sekarang sedang berlaju ke Asia Timur. Akan tetapi, dunia sekarang sudah paham dan sadar, apabila mereka tidak serius memerangi terorisme, hal ini akan kembali menjadi ancaman serius bagi mereka sendiri.


MR: Bagaimana prediksi Anda tentang hubungan Iran dan Arab Saudi di masa mendatang?

AR: Arab Saudi tidak menggunakan dewan penasihat yang bisa memandangan dan berpendapat secara realistis. Realisme menuntut supaya keseragaman langkah di Dunia Islam harus terwujud, dengan harga apapun. Akan tetapi, kita saksikan bersama, Arab Saudi malah sedang mencari jalan untuk mencerai-beraikan tali hubungan Dunia Islam.

Dalam pada itu, ada sekelompok yang nakal dalam usaha hubungan Iran dan Arab Saudi sehingga menyebabkan keterberaian itu semakin parah menganga.

Peran Arab Saudi sangat diperhitungkan di kalangan Dunai Islam, sebagaimana peran Iran. Riyadh memiliki kemampuan yang sangat besar, baik dari dimensi Islami, ekonomi, maupun regional. Bagaimana bentuk penilaian kita terhadap hubungan ini jangan sampai memusnahkan peran kedua negara di Dunia Islam.

Manusia-manusia besar mungki saja bisa bersalah. Negara-negara besar juga begitu. Akan tetapi, usaha menambal kesalahan ini juga harus sebesar kesalahan yang telah dilakukan. Untuk menambal kesalahan yang telah dilakukan terhadap rakyat Yaman, Arab Saudi tentu harus melakukan hal-hal yang sebesar kesalahan ini dan juga harus mengusahakan keberanian yang besar pula.

Yang pasti, kami tidak pernah menafikan hubungan antara kedua negara. Jika Arab Saudi serius untuk membangun kembali hubungan, Republik Islam Iran pasti menyambut dengan senang hati.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ex-Illuminati, Wawancara Bagian 1: Tentang Svali


By Svali with interviewer HJ Springer, Chief Editor CentrExNews.com
Copyright © 2000 CentrExNews.com. All rights reserved.


Archive Svali at CentrExNews.com
18 Desember 2000.

[Catatan Editor Educate-Yourself: interview yang disajikan Brice Taylor ini menarik perhatianku. Itu menyediakan bukti-bukti yang kuat mengenai tingkah laku dan dunia 'keluarga' Illuminati, yang ditulis Brice dalam bukunya Thanks for The Memories, yang juga menawarkan perspektif lain dari tokoh program mindcontrol yang telah 'bekerja' secara lebih klinis (walau mengerikan sekalipun), sebagai pereda bagi korban yang trauma terhadap mindcontrol seperti dirinya yang juga trauma, meski bertindak sebagai programer, tetapi dalam banyak kesempatan pikirannya tetap dikendalikan oleh mereka. Tak ada kelompok yang sadar bahwa mereka diikutsertakan dalam aktivitas ini dan bahkan berbagai kelompok merupakan partisipan langsung dalam keberlangsungan program perbudakan kejam yang berasal dari kamp konsentrasi Nazi di bawah Dr. Joseph Mengele (Auswitcz "Angel of Death") dan dikembangkan untuk memenuhi status operasional di USA di bawah nama yang sama Dr. Joseph Mengele sebagai penghormatan terhadap OSS/CIA dan Operation Paper Clip.

HJ Springer, Editor CentrExNews.com, menuliskan wawancara dengan Svali berikut menjadi 10 bagian. Kami ucapkan terima kasih kepada 'Svali' karena telah memberikan informasi ini dan juga kepada HJ Springer yang memberitakan kisah ini. Anda dapat membaca banyak artikel yang ditulis oleh Svali dan melihat bukunya yang diterbitkan secara pribadi di http://www.suite101.com/. Setiap orang yang berpikir di planet ini perlu lebih belajar mengenai agenda pengambilalihan oleh Illuminati; jika tidak, kehidupan mereka dan anak-anak mereka akan merasakan penderitaan disebabkan ketidakpedulian, pengabaian, dan diamnya meraka atas hal ini. Update Nov. 2004: CentrExNews.com hilang dari internet sekitar tahun 2003. Ken Adachi].

Ketika menjalankan seri ini ‘The Illuminati: How the Cult Programs People’, kami menerima beberapa email yang skeptis dan ada juga yang meminta lebih banyak informasi. Tanpa perlu dikatakan, saya sendiri memiliki beberapa pertanyaan mengenai detail Illuminati dan agenda mereka, dan kemudian saya bertemu dengan ‘Svali’ (nama samaran), seorang mantan programer/trainer Illuminati, untuk mengetahui lebih jauh mengenai pernyataannya. Dalam beberapa episode berikut, saya akan mencerahkan Anda (maafkan beberapa kata-kata), sebanyak yang saya bisa, dengan pengetahuan tambahan yang saya terima darinya. Korespondensi kami dilakukan melalui email yang saya sajikan secara utuh. Saya hanya mengedit ejaan dan tanda bacanya, dan tidak menampilkan beberapa informasi pribadi yang diberikan kepada saya. Jika Anda memiliki pertanyaan tambahan, Anda bisa bertanya kepada Svali, melalui email saya di centrex@looksmart.com dan saya akan mem-forwardnya kepada Svali dalam artikel berikutnya. Berikut ini adalah bagian pertama interview kami.


HJ Springer


Chief Editor


Kepada Mr Springer,

Terima kasih telah menghubungi saya. Sebenarnya saya menerima email yang skeptis dari seseorang hari ini yang membaca informasi di website Anda. Saya akan sangat gembira untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai validitas, dll, berikut keterangan lainnya. Saya menulis dengan nama pena untuk melindungi suami dan kedua anak saya, saya tidak ingin menerima permusuhan ataupun ancaman telepon dan sebagainya. Kedua anak saya masih dalam penyembuhan dari pengalaman-pengalaman saat tumbuh dalam kelompok tersebut, dan saya tidak ingin ada hal yang bisa menimbulkan trauma kepada mereka.

Topik yang saya angkat cukup riskan. Masyarakat memiliki pandangan pro dan kontra yang tajam mengenai apakah Illuminati benar-benar nyata. Oleh karena itu, saya akan memberikan sedikit latar belakang informasi, bagilah informasi ini dengan para pembaca. Juga di http://www.Suite101.com (saya memiliki kolom mengenai penyimpangan ritual; carilah nama ‘Svali’) saya memiliki sejumlah artikel mengenai topik ini jika masyarakat ingin tahu lebih banyak.
1. Saya lahir pada tahun 1957 di Alexandria, Virginia. Saya tinggal sebentar di sebuah kota kecil sekitar satu jam dari Washington DC, kemudian pindah ke wilayah pertanian seluas 500 hektar di sebelah utara Virginia setelah ibu saya menikah lagi. Ibu dan ayah tiri saya merupakan anggota kelompok ini. Kelompok ini merupakan kelompok yang turun-temurun. Ibu saya duduk di jabatan dewan regional mencakup area Washington DC dan juga menduduki “kursi Spiritual” (Illuminati memiliki 6 kursi dalam dewan tertinggi: Science, Government, Leadership, Scholarship, Spiritual, dan Military).Ini juga berhubungan dengan area dimana anak-anak diajari untuk tumbuh dan berkembang di dalam kelompok ini. Mereka percaya pada anak-anak yang “well rounded” (berpendidikan). Ritual “spiritual” atau ritual mistik hanya merupakan satu bagian kecil pengajaran di kelompok ini, 5 kursi lainnya juga ditegaskan secara seimbang. Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari sejarah, bahasa, dan ilmu pengetahuan dibandingkan melakukan ritual, walaupun hal tersebut sangat penting bagi kelompok.
2. Saya sekolah di Charlottesville, Va. tahun 1975-1981, dimana saya meraih gelar BSN dalam ilmu perawatan, dan gelar BA untuk studi Bahasa Spanyol (saya meraih dua gelar). Ini juga merupakan tempat dimana kejahatan pemujaan dan penyimpangan sering terjadi, di sebuah perkebunan sekitar 10 mil barat-daya Charlottesville menuju arah Crowley, Virginia.
Setelah lulus, saya pergi ke San Diego pada tahun 1981 (saya dipanggil oleh pimpinan yang berada di sana, mereka sangat keras dalam pelatihan militer tetapi lemah dalam ilmu pengetahuan, yang merupakan keahlian saya). Saya tiba dan menduduki dewan pimpinan, saya merupakan kepala trainer ke-6 di sana (kepala trainer terendah) dan memiliki 30 trainer dalam kelompok lokal yang melapor kepada saya. Dewan pimpinan bertemu di Ramona, Ca. di sebuah perkebunan yang dimiliki oleh seseorang bernama Jonathan Meiers.
3. Ketika saya pergi ke polisi pada tahun 1996 (setelah saya meninggalkan kelompok), saya yakin di sana ada sebuah perkebunan yang dimiliki oleh seseorang dengan nama tersebut. ‘Cult name’-nya adalah “Black Hand”, karena ia menggunakan sarung tangan berwarna hitam ketika berinteraksi dengan orang lain. Dia merupakan kepala trainer di kelompok itu, dan salah satu orang yang paling sadis dan brutal yang pernah saya kenal. Dia membakar banyak trainer yang bekerja dengannya, dan saya mengetahuinya karena saya memiliki seorang rekan di dewan pimpinan yang membencinya dan membantu saya menggali banyak hal tentangnya (Illuminati merupakan kelompok yang sangat bernuansa politik dan saling menikam dari belakang, mental “dog eat dog”, setiap orang ingin naik pangkat). Rekan saya ini memiliki ‘cult name’ Athena.

Setelah beberapa tahun (12 tahun) bekerja dengan Jonathan, saya naik menjadi kepala trainer ke-2 di wilayah itu. Sementara Jonathan bersiap untuk pindah ke regional, dan dia ingin saya mengambil posisinya. Tapi dia dan saya saling memandang rendah, dan dia mengatur kejatuhan saya. Itu merupakan cerita lain, dan juga merupakan faktor yang membuat saya meninggalkan kelompok. Saya meninggalkan kelompok pada tahun 1995, merasa menjadi korban pembohongan, penipuan, dan politik, dan khawatir akan kehidupan saya. Saya terbang ke Texas dan menjalani terapi dengan Dr. Jerry Mundgaze dan lembaganya. Tapi sayangnya mereka tidak tahu bagaimana membantu “mengembalikan” saya, atau seperti yang dikatakan Dr. Mundgaze kepada saya, “kau lebih tinggi dari hampir semua orang yang pernah kami lihat, dan lebih terprogram.”

Saya mengingat begitu banyak hal, dan dia belum pernah mendengar hal tersebut dan tidak mempunyai ide bagaimana memberikan pertolongan (pastinya tidak ada sugesti ingatan, sebagian besar ingatan saya terjadi secara spontan, DI RUMAH. Saya belum pernah dihipnotis atau mengalami kemunduran usia, semua ingatan saya terjadi dalam perjalanan kehidupan sehari-hari).

Saya menghabiskan satu tahun untuk mengembalikan diri saya secara intens. Saya dulu merupakan kepala program atau trainer, jadi saya menggunakan pengetahuan saya untuk melepaskan apa yang pernah dilakukan kepada saya. Saya juga menjadi marah sekali ketika menyadari bahwa penyiksaan yang telah saya alami (dan saya lakukan kepada orang lain) adalah TIDAK normal, dan digunakan untuk memanipulasi saya dan sebagainya.

Buku saya ditulis berdasarkan ingatan saya sebagai ORANG DEWASA dalam kelompok ini. Saya adalah pelaku kejahatan, dan sekarang saya amat menyesalinya. Ini adalah pengganti di hadapan Tuhan dengan membeberkan apa yang dilakukan kelompok ini dan apa tujuannya. Saya juga menulisnya untuk para ahli terapi, membantu mereka memahami kelompok ini serta metodologinya, karena kelompok ini sulit terdengar dari pusat penyimpangan ritual yang dikenal secara nasional, “kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan…”. Saya mendasarkannya pada apa yang saya lakukan untuk menyembuhkan mereka.

Dua tahun yang lalu, anak-anak saya mengadakan kunjungan bersama saya dan memperlihatkan penyimpangan mereka kepada saya. Saya pergi ke CPS, dan kasusnya ditutup, karena pegawai mengatakan dia tidak mempercayai penyimpangan ritual. Mantan suami saya datang untuk mengambil anak-anak (dia bisa membawa saya ke penjara federal karena tidak mengembalikan anak-anak, karena sistem pengadilan San Diego menyatakan secara terang-terangan bahwa mereka tidak mempercayai penyimpangan ritual (disingkat RA), dan di SETIAP kasus dugaan RA, kasus diganti menjadi dugaan penyimpangan orang tua).

Anak-anak menghadapi dia sendiri. Dia ingin mengembalikan anak-anak menjadi seperti kertas putih, dan berkata, “kalian benar-benar tidak ingin kembali kepada “keluarga”", mereka menjawab, “tidak”. Dia kemudian terbang ke California, keluar dari pekerjaannya, pindah ke sini dan berada dalam terapi RA dan DID (Dissociative Identity Disorder). Anak-anak saya juga berada dalam terapi dan penyembuhan cepat. Putra saya yang berusia 12 tahun sudah lebih terbuka, dan lebih bahagia dari sebelumnya, sementara putriku yang berusia 16 tahun memiliki beberapa masalah buruk yang harus dihadapi, seperti penyimpangan seksual yang ia pikul. Tetapi Tuhan memiliki cara penyembuhan-Nya sendiri dalam setiap hidup kita.

Saya berharap bahwa ini hanya “cerita”. Ini tidak nyata. Tetapi ini nyata. Terdapat begitu banyak dokumentasi mengenai kejadian ini (saya bisa mengirimi Anda sebuah URL tentang kasus-kasus pidana RA yang didokumentasikan). Penyesalan terbesar saya adalah bahwa saya pernah digunakan oleh kelompok ini, setelah diajari sepanjang waktu, untuk menjadi pelaku kejahatan terburuk. Saya menyiksa dan memperlakukan orang lain dengan keji, sambil mempercayai bahwa saya “menolong” mereka.

Sekarang, saya menyadari bahwa apa yang telah saya lakukan adalah salah, saya telah meminta ampunan Tuhan. Dan saya berjanji untuk membeberkan kelompok ini melalui tulisan saya. Dan saya juga adalah seorang penulis profesional di bidang medis, terdaftar sebagai perawat untuk usia 18 tahun ke atas, dan sedang bekerja sebagai pengajar ESL, pendidik kesehatan, pengarang freelance (bukan mengenai topik-topik penyimpangan!). Saya harap latar belakang informasi ini sudah cukup, ini adalah kebenaran di hadapan Tuhan dan manusia. Jika Anda membutuhkan yang lain, yang tidak mengganggu anonimitas saya dan keselamatan anak-anak, tolong hubungi saya.
Dari Svali.

PS. Adik perempuan saya masih mengingat ketika ia diikat di sebuah altar batu pada usia 3 tahun, dengan disumbat mulutnya, dan diperkosa. Dia juga ingat nenek kami dari pihak ayah membawa dia kepada teman-teman neneknya, yang menggunakan seksualitasnya pada usia 3 sampai 5 tahun. Dia menjadi pecandu alkohol pada usia 13 tahun, setelah mencoba bunuh diri sebanyak 7 kali di usia 12 tahun. Kakak saya tidak memiliki ingatan tentang apapun sebelum usia 20 tahun, kehidupannya benar-benar hampa. Dia percaya bahwa ayah kami adalah orang jahat dan aneh. Kakak saya ini berusaha membunuh dirinya sendiri di garasi kami ketika berusia 8 tahun, dan mencoba untuk gantung diri.

Kakak tertua saya sedang dalam pelarian, dan merasa takut untuk hidup di suatu tempat jika lebih dari beberapa bulan, karena dia percaya bahwa mereka ingin menangkapnya. Dia juga beberapa kali berusaha melakukan bunuh diri ketika masih anak-anak. Ini adalah bukti yang menguatkan sebagaimana fakta bahwa kedua anak saya bermimpi di Jerman pada malam hari (bahasa yang digunakan oleh mereka di Illuminati) dan tidak pernah mereka dengar di siang hari.


Original Source :

1. CentrExNews.com -> Part 1: About Svali
2. Educate Yourself.org -> The Illuminati in America part 1: About Svali

(Unseenhands/sep2sip/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Alasan Trump Memindah Ibukota Israel Untuk Perdamaian Adalah Bohong


Oleh: Dennis Bernstein

Presiden Trump telah mendapat pujian dari Zionis Kristen dan pendukung setia Israel karena telah mengumumkan ibukota Israel di Yerusalem, namun para kritikus mengatakan bahwa hal itu hanya akan merusak proses perdamaian (jika itu ada -red).

Protes telah pecah di Timur Tengah terhadap pengakuan Presiden Trump terhadap Yerusalem dan kritikus Barat mengungkapkan bahwa langkah tersebut menambahkan satu lagi dinding terwujudnya prospek perdamaian.

Profesor Francis Boyle, dosen hukum internasional di University of Illinois College of Law dan menjabat sebagai penasihat hukum lama untuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menyebut pengumuman Trump sebagai “Langkah simbolis dalam bingkai Israel untuk mengendalikan Yerusalem dan seluruh Palestina yang bersejarah.”


Berikut wawancara Dennis Bernstein dengan Profesor Francis Boyle terkait Yerusalem.

Dennis Bernstein: Apa tanggapan Anda terhadap pengumuman Trump bahwa Amerika Serikat akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem?

Francis Boyle: Hari ini adalah hari yang menyedihkan, seperti ketika Anda mengetahui bahwa seseorang akan meninggal. Ini adalah kekalahan bagi jiwa manusia. Dalam intifada terakhir [September 2000-Februari 2005], ribuan warga Palestina meninggal. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi kali ini. Orang-orang Palestina telah meminta “tiga hari kemarahan.” Trump bisa saja memulai intifada ketiga di sini.

Dennis Bernstein: Trump mengatakan bahwa keputusannya tidak akan berpengaruh bagi Amerika. Amerika akan tetap sebagai menjadi mediator proses perdamaian yang jujur, bahwa visinya adalah untuk perdamaian. Dari perspektif hukum, bagaimana Anda melihat ini?

Francis Boyle: Pertama-tama, Amerika Serikat tidak pernah menjadi mediator yang jujur ​​di sini. Saya adalah penasehat hukum delegasi Palestina untuk Perundingan Damai Timur Tengah dari tahun 1991, ketika mereka memulai, dengan penandatanganan Oslo. Sangat jelas bahwa Amerika Serikat selalu melayani sebagai pengacara Israel. Anda memiliki Miller, Ross, dan Kurtzer, ketiga orang Yahudi Amerika, dua di antaranya ortodoks.

Orang-orang Palestina harus ikut campur tangan untuk mempresentasikan kasus mereka kepada orang-orang Yahudi Amerika. Tidak ada yang berubah bagi mereka. Mereka mengungkapkan: Kami sekarang memiliki Kushner, Greenblatt dan Friedman, ketiganya adalah Yahudi ortodoks. Semuanya sudah tidak masuk akal sejak awal. Kami selalu mendukung Israel, dengan menggunakan kebohongan, ancaman dan intimidasi untuk memaksa orang-orang Palestina menerima apa pun yang diberikan oleh orang Israel kepada mereka. Itu adalah diplomasi internasional untuk Anda, yang dilakukan oleh Amerika Serikat, tidak hanya di Timur Tengah tapi juga di seluruh dunia.

Dennis Bernstein: Maukah Anda mengatakan bahwa apa yang terjadi di sini bukan hanya Yerusalem yang ingin dikendalikan Israel tapi juga seluruh Palestina?

Francis Boyle: Itu selalu menjadi kebijakan Israel. Saya berbicara dengan ketua Delegasi Palestina untuk perundingan perdamaian Timur Tengah. Dia mengatakan kepada saya bahwa Zionis tidak mengubah posisi mereka sejak Konvensi Basel tahun 1897. Mereka menginginkan seluruh Palestina. Apa yang terjadi sekarang di Yerusalem adalah langkah ke arah itu.

Jika Anda melihat rencana perdamaian yang baru saja bocor yang diajukan ke Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, di Arab Saudi, dia pada dasarnya diberi ultimatum untuk menerima beberapa banteng kecil atau melupakannya. Sangat jelas bahwa mereka menginginkan seluruh Palestina, semua Tepi Barat, seluruh Yerusalem. Mereka menginginkan Dataran Tinggi Golan dan mungkin bahkan sebagian lagi dari Suriah.

Dennis Bernstein: Kami memiliki kejelasan sekarang bahwa Jared Kushner, juru runding perdamaian utama kami di Timur Tengah, gagal mengungkapkan pengajuan etika perannya sebagai direktur sebuah yayasan keluarga yang mendanai permukiman Israel. Apa menurutmu itu masalah?

Francis Boyle: Tentu saja, karena pada dasarnya dia membantu dan bersekongkol melawan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Palestina.

Dennis Bernstein: Apakah Amerika Serikat berpartisipasi dalam tindakan ilegal di Israel, atau tidakkah itu penting lagi?

Francis Boyle: Bagi sebagian besar dunia Arab dan Muslim, itu penting. Di sini, di Amerika Serikat, terlepas dari gerakan BDS, pada dasarnya kita dilemparkan ke dalam wilayah kita dengan pemerintah Israel. Kongres telah dibeli dan dibayar oleh lobi Israel. Selama kampanyenya, Trump berjanji secara eksplisit untuk mendapatkan dana dan suara Yahudi.

Kami mempersenjatai, melengkapi, memasok dan melatih Israel. Apa yang sedang terjadi di Gaza saat ini adalah bentuk genosida. Mereka dicekik sampai mati. Konvensi Genosida 1948, yang mana Israel dan Amerika Serikat merupakan partai, mengatakan bahwa “dengan sengaja menimbulkan kondisi kehidupan orang yang dihitung untuk membawa kerusakan fisik mereka secara keseluruhan atau sebagian” adalah genosida. Itulah yang terjadi di Gaza hari ini.

Dennis Bernstein: Bagaimana Anda menilai situasinya sekarang? Apakah solusi dua negara sama sekali layak?

Francis Boyle: Itu hak orang-orang Palestina untuk memutuskan. Hak penentuan nasib sendiri dipertaruhkan di sini. Sampai hari ini, posisi resmi mereka adalah dua negara bagian dengan ibu kota mereka di Yerusalem Timur. Ada petunjuk bahwa mereka mungkin akan kembali ke solusi satu negara, yang merupakan posisi mereka sebelum Deklarasi Kemerdekaan Palestina pada tanggal 15 Desember 1988, ketika mereka secara resmi menerima solusi dua negara. Sejak saat itu mereka tidak mendapatkan apapun. Setiap hari Israel hanya mencuri lebih banyak tanah dan mengusir lebih banyak orang Palestina.

Dennis Bernstein: Adakah pilihan bagi orang Palestina di kancah internasional, misalnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa?

Francis Boyle: Saya telah menyarankan mereka untuk meminta resolusi ke majelis umum pada tahun 1950, sehingga mereka dapat diterima di Majelis Umum PBB sebagai sebuah negara anggota PBB yang penuh dan mengakui ibukota mereka di Yerusalem Timur.

Saran saya kepada orang-orang Palestina gunakan mekanisme hukum yang ada seluruhnya ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi afiliasi yang khusus. Termasuk menuntut Israel di Pengadilan Internasional, yang telah saya tawarkan untuk mereka lakukan. Dan tentu saja mereka telah mengajukan keluhan kepada Israel atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan sebelum Pengadilan Pidana Internasional.

Dennis Bernstein: Saya kira penting untuk menekankan fakta bahwa ini bisa berubah sangat keras.

Francis Boyle: Saya takut begitu. Ini bisa berubah menjadi intifada ketiga. Intifadah Pertama, yang berlangsung pada tahun 1987, bersifat spontan. Intifadah Kedua [September 2000-Februari 2005] diprovokasi saat Ariel Sharon pergi ke masjid Al-Aqsa dengan beberapa ratus tentara. Akhirnya, sekitar 3.000 orang Palestina meninggal.

Sekarang kita memiliki Trump yang memprovokasi situasinya. PEmbantunya, termasuk Bannon dan Flynn, tahu persis apa yang mereka lakukan. Mereka percaya pada konsep Sam Huntington tentang “benturan peradaban.” Mereka benar-benar percaya bahwa mereka memimpin perang salib melawan dunia Muslim. Hal ini dilakukan dengan sangat sengaja.

Baca: https://consortiumnews.com/2017/12/12/trumps-lethal-decision-on-jerusalem/

(Consortium-News/Seraa-Media/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kebahagiaan Perempuan: Dari Menjaga Kehormatan Hingga Kemuliaan Masyarakat


Dalam hadis masyhur dari Nabi SAW disebutkan bahwa setiap muslim pasti berjihad, dan jihad perempuan adalah menjadi istri yang baik bagi suaminya. Jelas, hadis ini tidak membatasi peran perempuan selain menjelaskan skala priotitas. Maka, dalam kondisi perempuan berposisi sebagai istri dan berhasil memenuhi kewajiban sebagai istri dan ibu di dalam keluarga, lalu apa jihad kaum perempuan di tengah masyarakat?


Berikut ini hasil konsultasi dengan ulama perempuan yang sekaligus sufi dan mufasir dari Iran, Sayyidah Nusrat Amin atau, lebih dikenal dengan nama, Banu Mujtahidah Isfahani (BMI).

Menurut Anda, jihad apa yang terbaik bagi kaum perempuan di era sekarang ini?

BMI: hal terpenting bagi perempuan di masa sekarang ini ialah selalu berusaha memerangi keinginan dan hawa nafsunya dalam melindungi kesucian diri. Untuk itu, setiap perempuan agar berusaha memerangi rasa ingin selalu tampil dengan berbagai model, cara berpakaian dan bentuk perhiasan. Walaupun hal-hal ini sangat sukar dilakukan, tetapi ini bukan mustahil, bukan pula di luar kemampuan setiap perempuan. Bila ini saja dilakukan, tentu akan memberikan kesempurnaan jiwa dengan cepat. Oleh karena itu, jihad terbaik bagi perempuan adalah menjaga hijab.


Apa arahan Anda bagi kaum perempuan yang mendambakan kebahagiaan?

BMI: seperti yang saya tuliskan dalam buku Rawesy Khusybakhti wa Tawshiyeh beh Khaharan Imani (Pola Hidup Bahagia dan Pesan kepada Perempuan Seiman), kebahagiaan setiap orang bergantung pada dua aspek sekaligus: jasmani dan ruhani. Oleh karena itu, masing-masing kita agar menjaga kedua aspek ini.

Berkenaan dengan aspek ruhani, sebagaimana telah dijelaskan dalam buku tadi, perempuan harus selalu berusaha mewujudkan sifat-sifat mulia dan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya. Satu dari sekian sifat utama yang paling menonjol dalam diri perempuan adalah ‘iffah (menjaga kehormatan diri). Karena itulah para ulama akhlak mengatakan bahwa dasar utama kemuliaan wanita adalah menjaga kehormatan diri (‘iffah), sementara dasar utama kemuliaan laki-laki adalah berani (syaja’ah)”.

Maka dari itu, perempuan harus selalu berusaha menyayangi diri sendiri, menjaga kehormatan diri, yaitu melindungi diri dari jangkauan laki-laki yang hina dan ‘mata keranjang’. Kemuliaan perempuan di hadapan semua makhluk yang berakal sehat terletak pada menjaga kehormatan dirinya.

Saya tidak menentang perempuan untuk belajar. Tetapi usahakan belajar itu dilakukan dengan menjaga kehormatan diri dan kemuliaan Islam. Merobek, melecehkan, mencampakkan, atau meremekan hijab sama halnya dengan merobek dan melecehkan Alquran, karena Alquran telah menetapkan hukum khusus tentang kewajiban hijab. Setiap orang yang menentang hijab sama halnya telah menantang dan melecehkan hukum Allah SWT yang disampaikan melalui lisan suci Nabi SAW.

Mengaku diri sebagai muslim ada konsekuensinya, yaitu percaya dan mengamalkan ajaran Alquran, perintah dan larangannya, karena dengan konsekuensi itulah kebahagiaan sejati sebagai seorang muslim akan terwujud.

Terkait khusus dengan kebahagiaan, filosof Yunani Kuno, Phytagoras, pernah mengatakan, “Sedikit sekali orang yang mengenal jalan kebahagiaan. Kebanyakan mereka hanya menjadi bulan-bulanan hasrat dan permainan syahwat, sampai akhirnya ditelan ombak penentangan dan terus berputar-putar di tengah laut tak bertepi. Mereka tak ubahnya dengan orang-orang buta di hadapan badai dan topan”.

Hal lain yang rasanya perlu juga saya garisbawahi, khususnya bagi kaum perempuan, ialah berusaha menjauhi sifat-sifat tercela seperti: tipu muslihat dan iri dengki (hasud). Kedua sifat ini sepertinya kerap juga dihadapi oleh perempuan. Jadi, usahakan agar menjauhkan diri kita dari sifat-sifat tercela dan hina tersebut.

Dan terakhir harus saya katakana kepada sesama perempuan, tidak ada kebahagiaan yang melebihi ketenangan jiwa. Yakinlah bahwa kebahagiaan sejati hanya akan terwujud pada segala bentuk keutamaan dan kemuliaan. Kapan kita bisa mendapatkan keutamaan dan ketenangan jiwa? Ya, kebahagiaan itu akan dicapai oleh manusia dalam samudera tak bertepi di kehidupan dunia ini hanya dengan berpegang teguh pada tambang tauhid.

Pesan dapat digali dari Alquran. Allah SWT berfirman, “Maka, barang siapa yang menolak thaghut (selain Allah) dan beriman pada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah penolong orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, penolong-penolong mereka adalah thaghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.

Kebahagiaan sejati akan dihasilkan melalui iman di hati, tauhid dan ketakwaan. Jika semua menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, kalian harus mengikuti dan mengamalkan Alquran. Langkah demi langkah yang kalian tempuh akan menghantarkan kalian kepada-Nya. Di saat itulah kita akan merasakan betapa kebahagiaan sejati.

(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Situs Sunni: Wawancara Khusus Bersama Ulama Terkemuka Ahlusunnah, Maulawi Dr. Muhammad Ishak Madani






Maulawi Dr. Muhammad Ishak Madani berkata, sebaik-baik jalan dan solusi adalah bertakwa kepada Allah Swt dan bahwa kita sentiasa memikirkan berbagai keuntungan dan kerugian yang lahir dari perpecahan, maka itu lantaran dimana dan kapan saja kaum Muslimin berpecah dan bertikai disitu pula akan muncul serta disaksikan begitu banyak problematika.

Menurut laporan kantor berita Shafei-News yang dinukil dari kantor Dewan Perencanaan Sekolah-sekolah Ilmu Keagamaan Ahlussunnah yang juga ia peroleh informasi dari kantor Wakil Wali Fakih untuk urusan Ahlusunnah Provinsi Busyehr, Maulawi Dr. Muhammad Ishak Madani, salah satu ulama besar dan kenamaan Ahlusunnah provinsi Sistan dan Balucistan (Iran) dan juga penasehat presiden dari sejak awal revolusi Islam Iran dalam urusan Ahlusunnah, serta usaha beliau dalam berbagai kegiatan dan aktifitas pendekatan mazhab-mazhab.

Maulawi Madani juga menjadi anggota dewan Majlis Syura Republik Islam Iran dan beberapa kali terpilih sebagai anggota Majlis Khubregan Rahbari (Dewan Pakar Kepemimpinan).

Berikut ini hasil wawancara kantor Wakil Wali Fakih Provinsi Busyehr dengan Maulawi Dr. Muhammad Ishak Madani seputar masalah pendekatan mazhab dan persatuan, juga dari sini anda akan mengenal berbagai pemikiran dan keyakinan tokoh agama ini.

Sambil mengucapkan selamat datang kepada tokoh dan ulama ini atas kedatangan beliau di provinsi Busyehr, kabupaten Kangan dan Asaluyeh.

Kami sangat bangga dan merasa bahagia karena tokoh dan orang besar seperti anda turut hadir di tengah-tengah kaum Muslimin Syiah dan Ahlusunnah provinsi Busyehr dan juga telah membuat kami senang dengan pertemuan-pertemuan serta berbagai diskusi yang dilaksanakan sepanjang siang malam bersama anda. Kami punya beberapa pertanyaan kepada anda terkait peringatan “Pekan Persatuan” dan kami senang anda memberikan bimbingan dan wejangan mengenai persoalan ini kepada kami.

Karena kita dalam suasana pekan persatuan, apa kira-kira solusi dan rancangan yang anda usulkan untuk menciptakan sikap kebersamaan di tengah-tengah umat Islam?

Persatuan adalah sebuah kategori yang pada dasarnya disamping merupakan hal yang rumit juga termasuk persoalan yang cukup mudah. Dari satu sisi dianggap cukup mudah karena kita ini adalah kaum Muslimin. Persatuan adalah perintah dari Allah Swt yang jika kita mengamalkan dan mengaplikasikannya maka tidak hanya akan mendatangkan kerugian tapi malah sebaliknya, ia bahkan mendatangkan serta melahirkan berbagai keuntungan dan manfaat.

Dianggap problem dan rumit, lantaran musuh-musuh kita semua berbuat sedemikian rupa dan menciptakan berbagai mediator penghalang untuk mencegah kita bisa bersatu sehingga kemudian sangat sulit bagi kita untuk menumbangkan dan mendobrak lalu melintasi penghalang-penghalang tersebut, hal ini menuntut bahwa saudara-saudara kita dari kalangan Muslim Syiah dan juga Muslim Sunni hendaknya mempersiapkan diri bersatu dan mengedepankan sikap takwa kepada Allah Swt, karena ketika al-Qur’an menyatakan bersatulah kalian, ayat takwa disebutkan sebelum kalimat “Berpegang teguhlah kalian”. Sangat jelas bahwa berpegang teguh kepada tali Allah Swt tanpa disertai takwa tidak akan membawa hasil apa-apa.

Apabila kalian bertakwa, baik Muslim Syiah dan juga Muslim Sunni, dan jika kita merasa bertanggungjawab dan kita tahu bahwa persatuan merupakan kebutuhan primer dan sangat urgen bagi masyarakat Islam, sebagaimana yang disampaikan semalam, Nabi Muhammad saw ketika sampai di Madinah, hal pertama dan terbesar yang beliau lakukan adalah menciptakan persatuan dan persaudaraan antara kaum Muslimin. Sesuatu yang diisyaratkan secara transparan oleh al-Qur’an.

Allah Swt berfirman dalam surah Ali-‘Imran ayat 103:

إِذْ كُنْتُمْ أَعْداءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ

Artinya, “…Ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu…”

Hal terbesar yang dilakukan Nabi Muhammad saw adalah mempersatukan dua kelompok Aus dan Khazraj. Mereka sama sekali tidak mampu menciptakan perdamaian dan persaudaraan diantara mereka, tapi Islam inilah yang mempersaudarakan mereka dan mewujudkan persaudaraan diantara mereka.

Konsekuensi persatuan pada hakikatnya adalah ikhlas dan takwa serta kita mesti merasa takut kepada Allah Swt. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa sebagian dosa-dosa menyebabkan perpecahan, yakni perpecahan itu sendiri merupakan azab dan siksaan, amal perbuatan kita yang menyebabkan Allah Swt tidak senang dan tidak ridha menjadi sebab munculnya perpecahan, ketika kita berpecah maka disitu baru jelas dan disadari kalau kita sedang mendapat azab dan siksaan dari Allah Swt.

Menurut pendapat saya, jalan terbaik adalah bertakwa kepada Allah Swt dan solusi kedua, merenungi dan memikirkan tentang keuntungan-keuntungan serta kerugian yang ditimbulkan akibat perpecahan. Karena itu, dimana dan kapan saja kaum Muslimin berpecah dan bertikai maka disitu pula akan muncul serta disaksikan begitu banyak problematika.

Pada hakikatnya diantara keberkahan persatuan adalah adanya ketenangan dan ketentraman, mesjid-mesjid menjadi makmur begitu pula pasar-pasar kaum Muslimin menjadi ramai, pikiran tenang dan kalau kita renungkan produk yang dihasilkan dari persatuan dan kerugian yang ditimbulkan darinya, maka solusi-solusinya adalah memperkokoh persatuan dan kesatuan.

Sejatinya bahwa kita tidak melihat adanya peperangan di kalangan musuh-musuh kita tapi yang ada adalah peperangan antara kita dan musuh-musuh kita, mereka telah membuat kita saling memerangi dan membantai, mereka melihat kaum Muslimin saling membantai dan memerangi satu sama lain. Yahudi dan Masihi saling bergandengan tangan dan bersatu karena keuntungan itu hanya ada dalam persatuan.

Betapa besar perbedaan antara Yahudi dan Masihi, nabi dan kitab serta agama mereka tidak sama, permusuhan mereka sampai pada titik dimana kaum Yahudi telah membunuh nabi umat Kristiani. Tapi saat ini mereka bersatu dan bersama-sama dalam satu barisan membangun kekuatan untuk menghancurkan kita. Kita yang tidak memiliki perbedaan cukup tajam seperti yang ada diantara Yahudi dan Nasrani (Masihi), betul kita memang punya perbedaan tapi perbedaan itu tidak sampai membuat kita saling memerangi. Persamaan-persamaan yang dapat menyebabkan kita bersatu lebih banyak dibanding perbedaan-perbedaan kita. Perbedaan itu pun tidak seberapa, galibnya perbedaan itu dalam masalah fikih dan hukum syar’i yang hal ini juga terjadi di antara empat mazhab Ahlusunnah dan begitu pula perbedaan semacam ini ditemukan di dalam mazhab Syiah, dan pada dasarnya persatuan itu tidak berarti harus menyatukan pemikiran-pemikiran kita, tidak ada seorang pun yang mendefinisikan “Persatuan” itu seperti ini, tapi setiap orang mesti beramal sesuai mazhabnya dengan tetap menghormati orang-orang yang memiliki mazhab berbeda dengannya sehingga tidak tercipta permusuhan.

Menurut anda, kaum Muslimin untuk lebih bersatu maka mesti mereview kembali cara dan metode hidup dan kehidupannya?

Kaum Muslimin sebelum Islam datang adalah fakir dan buta huruf atau kasarnya mereka itu kaum yang buas, lalu Nabi saw mengumpulkan mereka semua dan berkat Islam maka mereka yang tadinya tidak tahu apa-apa berubah menjadi guru dunia dan menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia.

Berkat Islam, mereka yang tadinya tidak punya kemampuan apa-apa berubah menjadi manusia-manusia yang mumpuni, yang tadinya fakir kini berubah menjadi orang-orang kaya raya. Kita sebagai seorang Muslim, saat ini tidak punya kemampuan maka itu jelas menunjukkan kalau ada sesuatu yang hilang dari di tengah-tengah kita dan hal itu adalah mengamalkan ruh Islam, apabila kita betul-betul mengamalkan dan mengaplikasikan ruh Islam dan ajaran-ajarannya maka sudah tentu akan kembali ke masa kejayaan dan keagungan itu.

Kita telah mengesampingkan pemikiran-pemikiran dan ide-de cemerlang Islam, makanya kita mengalami kondisi semacam ini dan jika tidak maka sudah tentu kaum Muslimin tidak akan pernah fakir dan menjadi miskin.

Pekan persatuan kali ini kita mulai disaat kelompok teroris takfiri ISIS hancur dan porak-poranda berkat perjuangan dan pengorbanan para pejuang Muqawamah negara-negara Islam. Segala puji bagi Allah, negara-negara Islam khususnya Suriah, Irak dan Iran, menyatukan barisan dan bersama bangkit melawan kelompok teroris takfiri ISIS yang merupakan perpanjangan tangan rezim Zionis yang berujung pada kemenangan di pihak Muqawamah. Kira-kira apa usulan anda untuk mencabut sampai ke akar-akarnya pemikiran-pemikiran seperti pemikiran kelompok teroris takfiri ISIS ini?

Solusi terbaik dan paling tepat sebagai langkah preventif terhadap gerakan-gerakan ini adalah pencerahan, yakni kita mesti menjelaskan prinsip Islam kepada mereka (masyarakat), tentunya setiap individu dengan cara dan metodenya masing-masing sebagaimana yang kaum Muslimin pilih dan mereka yakini (baca: sesuai mazhab masing-masing). Persoalan-persoalan ini pada umumnya bersumber dari ketidak pahaman dan kurangnya pengetahuan serta informasi yang benar.

Kalangan muda yang tertarik dan ikut bergabung dengan kelompok-kelompok teroris takfiri ini punya motif baik, mereka bergerak atas nama Islam, apabila mereka mengetahui Islam sebenarnya maka sudah tentu mereka tidak akan tertarik dan terjerumus pada keyakinan-keyakinan dan doktrin-doktrin palsu dan rekayasa tersebut.

Mereka tertipu dan terkelabui disaat mereka tidak mengetahui hakikat Islam yang sebenarnya. Jalan terbaik untuk kemudian ditempuh dalam rangka mencegah pola-pola pemikiran sesat seperti pemikiran kelompok teroris takfiri adalah menjelaskan hakikat Islam dan melakukan gerakan pencerahan, dan tentunya ini bukan hal yang mudah.

(Shafei-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Wawancara Dengan Ayatullah Taskhiri: Penyadaran Masyarakat Islam; Risalah Lembaga-lembaga Taqrib di Era Pasca ISIS


Penasehat tinggi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam urusan dunia Islam mengatakan, di era baru dimana ISIS sudah hilang, kita harus mengafirmasi urgensi persatuan antar umat Islam berdasarkan ayat-ayat Alquran melebihi sebelumnya dan untuk menggapai tujuan bernilai ini, kita harus memperkokoh sejumlah lembaga taqrib dan pencipta persatuan. Demikian juga, penyadaran kepada umat muslim harus termasuk bagian dari kewajiban tak terpisahkan lembaga-lembaga taqrib dan pencipta persatuan tersebut.

Menurut laporan IQNA, pengumuman resmi kekalahan ISIS adalah berita bagus bagi negara-negara Muslim di kawasan ini dan memberikan harapan umat muslim akan kehancuran gerakan teroris takfiri di kawasan; namun dikarenakan ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya dikaterogikan sebagai sebuah ideologi, dengan perantara sarana militer maka pemikiran terkait dengannya tidak akan pernah hancur, dengan demikian kehancuran permanen ideologi-ideologi teroris takfiri harus melalui cara lain dan itu harus dilanjutkan melalui dimensi software dan budaya.

Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri, Penasehat tinggi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam urusan dunia Islam di sela-sela pertemuan internasional persatuan Islam ke-31 saat wawancara dengan IQNA, dengan menegaskan atensi sejumlah pemerintah Islam dalam menjaga sejumlah kesuksesan akhir masyarakat Islam di hadapan para teroris takfiri melalui persatuan, menegaskan; untungnya, simpati dan satu suara umat muslim Irak dan Suriah dan dukungan mereka terhadap tentara dan pemerintah menggagalkan kebanggaan yang tidak menyenangkan yang telah dirancang front Wahabi-Zionis dengan dukungan Amerika bagi negara-negara muslim di wilayah tersebut.

Ia melanjutkan, dengan kehancuran ISIS, kita harus bergerak satu langkah ke depan dan dengan kerjasama sejumlah lembaga edukasi dan tarbiah, yang telah memikul tarbiah para cendekiawan dan ilmuan masyarakat Islam, menyadarkan masyarakat akan bahaya buruk dan kotor ideologi takfiri sehingga masyarakat lainnya, khususnya kawasan tidak menyaksikan krisis baru semacam ini.

Penasehat tinggi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam urusan dunia Islam di penghujung mengatakan, beberapa orang keuntungannya adalah kemunafikan di tengah-tengah umat Islam dan menyulut peperangan di kawasan dan tidak semestinya kita membiarkan mereka berhasil di jalan ini. Dengan demikian, di era dimana ISIS telah lenyap, kita harus mengafirmasi urgensi persatuan umat Islam berdasarkan ayat-ayat Alquran melebihi sebelumnya, dan untuk menggapai tujuan berharga ini, kita harus memperkokoh sejumlah lembaga taqrib dan pencipta persatuan. Demikian juga, penyadaran kepada umat muslim harus termasuk bagian dari kewajiban tak terpisahkan lembaga-lembaga taqrib dan pencipta persatuan tersebut.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Wawancara Dengan Laila Khalid: Saya Tidak Pernah Menyesal

Laila Khalid ingin masyarakat internasional peduli dengan penderitaan bangsa Palestina akibat penjajahan Israel.

Laila Khalid bersama kakeknya di Ibu Kota Beirut, Libanon, 1973. (Foto: thefincherfiles.photoshelter.com)

Namanya pernah menggetarkan dunia. Dia perempuan pertama Palestina membajak dua pesawat sebagai protes terhadap penjajahan Israel atas negerinya: Palestina. Dialah Laila Khalid, anggota Barisan Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Aksi pertama dilakukan pada 29 Agustus 1969 dengan sasaran Boeing 707 milik maskapai Trans World Airlines bernomor penerbangan 840 dalam perjalanan Roma menuju Athena. Dia memaksa pilot mendarat di Bandar Udara Internasional Damaskus, Suriah, setelah terbang di atas Haifa, kota kelahirannya. Setelah semua penumpang dan awak pesawat turun, Laila dan timnya meledakkan pesawat itu.

Laila sempat ditahan aparat keamanan Suriah. Setelah bebas, dia melakukan operasi plastik pertama untuk menyembunyikan identitas. Tapi dia tidak kapok. Misi keduanya berlangsung pada 6 September 1970.

Dia bersama Patrick Arguello, pria Nikaragua, membajak pesawat bernomor 219 dengan rute Amsterdam ke New York milik maskapai Israel, El Al. Nahas. Arguello tewas ditembak polisi Israel, sedangkan Laila diringkus dengan dua granat di tangan. Pesawat mendarat di Bandar Udara Heathrow, London, Inggris. Dia dibebaskan pada 1 Oktober sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Politik bukan hal baru bagi Laila. Di usia 15 tahun, dia bergabung dengan Gerakan Nasionalis Arab dimotori George Habash pada 1940-an. Meski sempat mengecap pendidikan kedokteran di American University of Beirut, dia lebih tertarik pada politik. Laila masuk ke PFLP bentukan Habash setelah Perang Enam Hari 1967.

Dunia politik tak ditinggalkan meski dia sudah 62 tahun. Laila lahir di Haifa pada 9 April dan sempat mengungsi setelah Israel merebut kota itu dalam perang 1948. Dia kini menjadi anggota Dewan Nasional Palestina dan aktif di Forum Sosial Dunia.

Setelah bercerai dengan suami pertamanya, dia menikah dengan dokter Fayiz Rasyid dan tinggal bersama kedua anaknya, Badir dan Basyar, di Amman, Yordania. Dia juga mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kuwait. Lina Makbul, sutradara Swedia mengagumi keberanian Laila, membuat film dokumenter tentang kisahnya. Film berjudul Leila Khaled the Hijacker (2005) itu sembilan tahun lalu diputar di Jiffest (Jakarta International Film Festival).


Melalui telepon seluler, Desember 2006, Laila bertutur kepada Faisal Assegaf dari Albalad.co tentang kisah heroiknya itu. Hanya satu pertanyaan tak dijawab, yakni soal operasi plastik dia lakoni untuk menghindari kejaran aparat Israel. Berikut penuturannya.


Film dokumenter tentang Anda tengah diputar di Jakarta. Apa komentar Anda?

Saya pikir film itu sudah fokus pada perjuangan rakyat Palestina dan menekankan peranan perempuan Palestina. Saya kira film itu sama baiknya dengan film dokumenter lain.


Apa pengaruh positif dari film itu?

Film ini dapat membantu memahami latar belakang perlawanan rakyat Palestina dan akan benar-benar menaikkan kesadaran orang soal perjuangan bangsa Palestina.


Apa tujuan pembajakan pertama Anda?

Kami ingin menarik perhatian masyarakat internasional mengenai keadaan menyedihkan dialami rakyat Palestina akibat penjajahan Israel masih terus berlangsung dan pengusiran dilakukan dari tanah air mereka.


Kenapa menjadi sasaran pesawat milik maskapai TWA?

Karena kami kira di antara penumpang pesawat itu terdapat Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Yitzhak Rabin. Semula kami ingin menjadikan Rabin sebagai pertukaran bagi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. Kami ingin masyarakat internasional peduli dengan persoalan Palestina dan Israel bersedia melaksanakan kewajibannya melepaskan tawanan Palestina.


Berapa orang terlibat dalam pembajakan itu?

Kami hanya berdua bersama sahabat saya, Aman. Sayalah memimpin operasi itu.


Bagaimana perasaan Anda ketika itu?

Saya sangat senang bisa memimpin misi itu dan ini sebuah kehormatan. Kami masing-masing dilengkapi dengan sebuah granat tangan dan sepucuk pistol.


Menurut Anda, pembajakan pertama itu berhasil?

Ya, misi itu berhasil dipenuhi. Kami berdua lalu menyerahkan diri ke polisi Suriah. Setelah ditahan 45 hari, kami dibebaskan.


Soal pembajakan kedua?

Pemimpin saya menugasi saya bersama tiga rekan lain. Namun aparat keamanan bandara mencegah dua teman saya masuk. Jadi kami hanya berdua.


Ketika itu Anda sudah punya anak?

Saya belum menikah.


Apakah Anda pernah berniat melakukan bom bunuh diri?

Tidak sama sekali. Kenyataannya tidak ada orang lain luka. Kami diberi aturan ketat untuk tidak melukai siapa pun. Kami melakukan tanpa korban.


Menurut Anda, pembajakan adalah taktik terbaik untuk melakukan perlawanan?

Untuk jangka waktu tertentu, ya. Tapi kini itu sudah tak berguna lagi.


Mana terbaik, melakukan perlawanan bersenjata atau diplomasi?

Saya percaya perjuangan dapat dilakukan dengan dua cara itu. Namun saya meyakini sejarah mengajarkan rakyat bisa menggapai kebebasan mereka melalui revolusi.


Apa kegiatan Anda sekarang?

Saya anggota Kongres Nasional Palestina. Saya juga anggota Biro Politik PFLP dan anggota Persatuan Umum Perempuan Palestina. Saya menyeimbangkan tugas-tugas berat itu dengan kepentingan keluarga.


Anda ingin kedua anak mengikuti jejak Anda?

Anak-anak saya punya hak memilih masa depan mereka, bukan saya menentukan. Kami keluarga demokratis.


Anda pernah kembali ke Haifa?

Saya tidak pernah kembali ke Haifa karena pengungsi Palestina dilarang pemerintah Israel berdasarkan Hak untuk Kembali.


Anda menyesal telah membajak dua pesawat?

Saya tidak menyesali perbuatan saya


Apakah Anda yakin Palestina bisa merdeka?

Tentu saja saya sangat yakin. Ini hanya tinggal menunggu waktu. Saya sangat percaya jika rakyat Palestina terus berjuang, mereka akan mencapai itu.

(Wawancara-Via-Telepon/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Wawancara Dengan Peneliti Studi Politik Lebanon: Insiden Al-Rawdah Hasil Frustasi Para Takfiri


Peneliti studi politik dan sosial Lebanon dengan mengisyaratkan serangan berdarah pada hari Jumat ke sebuah masjid di Mesir mengatakan, insiden memilukan di utara semenanjung Sinai Mesir merupakan respon para takfiri akan kekalahan dan frustasi mereka di negara Irak dan Suriah.

Serangan bersenjata pada hari Jum’at ke sebuah masjid al-Rawdah di utara semenanjung Sinai Mesir menurut pengumuman terakhir telah menewaskan 305 orang dan melukai 128 lainnya, dimana mayoritas yang meninggal adalah warga sipil, namun sejumlah korban serangan ini juga para tentara Mesir.

Serangan keji dan tidak manusiawi ini mendapat respon besar-besaran lembaga-lembaga kawasan dan internasional, dan sejumlah lembaga, negara dan pelbagai tokoh dunia dengan mengeluarkan statemen dan pesan, juga mengecam insiden memilukan ini.

Situs IQNA dengan mengupas dan mengkaji motivasi para takfiri teroris dalam menarget masjid Sufi Mesir, juga mewancarai Sayyid Hussain Syarafuddin, penulis dan peneliti studi politik dan sosial Lebanon dan suami Rubabah Sadr, saudari imam Musa Sadr dan deskripsi wawancara ini adalah sebagai berikut:

Di awal wawancaranya ia mengatakan, selama pemikiran merasa paling terbaik dan menuding kafir selainnya masih mendominasi di kalangan para takfiri, mereka tidak akan sungkan-sungkan menarget para penganut pelbagai agama Islam dan bahkan umat Kristen, karena keyakinan dan pemikiran mereka adalah barang siapa yang menyalahi dan menentang mereka adalah kafir dan halal darahnya.


Upaya untuk Lepas dari Krisis Kekalahan

Peneliti studi sosial dan politik Lebanon ini mengisyaratkan insiden Sinai merupakan respon kelompok takfiri akan fustrasi dan kekalahan mereka di Irak dan Suriah. Ia mengatakan, para takfiri berupaya menghantarkan cakupan kekuasaan dan pengaruhnya ke mayoritas negara-negara Arab dan Islam dan dalam hal ini, mereka melakukan segala tindakan untuk menciptakan ketakutan dan kegelisahan.

Ia mengatakan, para teroris sudah bertahun-tahun berupaya menegakkan khilafah ilegal dan palsunya di Irak dan Suriah, namun mereka mengalami kekalahan, dengan kegigihan pasukan mobilisasi rakyat dan pasukan Irak dan Suriah serta berkat fatwa marja agung Irak dan kekalahan ini adalah hal yang tidak bisa diterima oleh para majikan, Amerika dan Zionis.

Sayyid Hussain Syarafuddin dengan mengisyaratkan para takfiri akan menyerang setiap individu maupun kelompok yang menyalahi pemikiran dan ideologi mereka mengatakan, pemikiran dan ideologi sesat wahabi telah membentuk landasan pemikiran dan ideologi kelompok takfiri, dan karenanya mereka menempatkan dirinya melawan Islam dan umat muslim dan dalam hal ini, mereka melakukan tindakan-tindakan keji.


Arab Saudi, Aman dari Para Takfiri

Ia menambahkan, menurut para takfiri, tidak ada bedanya antara kelompok dan pelbagai mazhab Islam dan mereka menarget para penganut mazhab yang ada, dan bagi para teroris tidak ada bedanya umat muslim di timur atau barat dunia Islam, bahkan menarget setiap kelompok yang memusuhi mereka dan hanya Arab Saudi semata yang aman dari tangan mereka, yang menjadi tempat kelahiran ideologi ini.


Ia mengisyaratkan penargetan banyak warga tak berdosa Mesir dalam insiden hari Jumat di utara semenanjung Sinai Mesir. Ia mengatakan, dengan melihat bahwa para takfiri telah mengkafirkan para penganut seluruh agama dan ideologi-ideologi penentangnya, karenanya terjadinya insiden keji ini di setiap tempat negara Islam dan Arab bukanlah hal yang mustahil dan mereka tidak membedakan warga sipil maupun militer, dan berdasarkan pemikiran dan ideologi mereka, kesemuanya halal darahnya, karena kita menyaksikan para takfiri tidak hanya menyerang umat muslim dan tempat-tempat ibadah mereka semata, bahkan sebelumnya umat Kristen dan sejumlah gereja juga menjadi target mereka.


Menuduh Kelompok Sufi Telah Melakukan Bid’ah dalam Agama

Analisis studi politik Lebanon di bagain lain mengatakan, para takfiri telah menuduh Syiah dan orang-orang Sufi telah membuat bid’ah dalam agama Islam, sementara sekarang ini satu-satunya kelompok pembuat bidah dalam agama Islam adalah kelompok takfiri sendiri, yang tanpa alasan dan dalil telah menyerang masyarakat tak berdosa dan menumpahkan darah mereka.

Penulis dan aktivis sosial Lebanon lebih lanjut menjelaskan setiap orang yang mengucapkan dua syahadat, menunaikan haji dan salat menghadap Kiblat, bagaimana bisa disebut pembuat bid’ah? kelompok Sufi sudah ada sejak dari awal Islam dan senantiasa berupaya agar dapat lebih dekat dengan Allah.


Para Takfiri Tidak Mengindahkan Kesucian Masjid

Menurutnya, dalam pandangan ekstrem takfiri dan salafi ekstrem, masjid adalah pusat produksi pemikiran setan dan dengan berlandaskan pada hal ini, mereka menyerang masjid, sementara setiap orang yang pergi ke rumah Allah, memiliki kesucian jasmani dan ruh dan merasa aman dan tidak semestinya menjadi target serangan. Kelompok takfiri dan teroris melakukan aksi-aksi yang menyalahi sunnah Islam dan tidak diterima oleh kalangan muslim. Sayyid Hussain Syarafuddin di penghujung wawancara mengisyaratkan bahwa tindakan dan tujuan ISIS dan takfiri tidak hanya pada negara Suriah dan Irak semata, bahkan juga merembet ke negara-negara lain seperti Mesir. Ia mengatakan, fatwa jihad kifayah Ayatullah Sistani dan pembentukan pasukan mobilisasi rakyat, telah menggagalkan konspirasi kelompok berbahaya ini, dan sudah semestinya seluruh umat Islam dan negara-negara Islam harus bersatu melawan kelompok takfiri ini dan melawan kelompok berbahaya dan menyimpang ini dengan segala jalan, baik militer, politik, baik budaya maupun lewat media, yang memiliki pengaruh signifikan dalam opini umum.



(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Respon Penyebutan Teroris Aliansi Global Ulama Muslim


Wakil Alinasi Global Ulama Muslim menyebut keputusan empat negara Arab, Arab Saudi, Bahrain, Emirat, dan Mesir yang memasukkan aliansi ini dalam daftar kelompok teroris tidak memiliki ekstensi hukum dan politik.

Menurut laporan IQNA, Dr Ahmed Rissouni, Wail Aliansi Global Ulama Muslim saat wawancara dengan Anatoli Turki mengatakan, aksi negara-negara pengembargo Qatar yang memasukkan aliansi ini dalam daftar organisasi teroris bukanlah permasalahan baru, karena Emriat tiga tahun lalu telah memasukkan aliansi ini dalam daftar kelompok teroris dan Yusuf al-Qaradawi, Ketua Aliansi juga secara tidak hadir telah dijatuhi hukuman mati di Mesir.

Ia dengan menegaskan bahwa negara-negara dunia tidak mengindahkan keputusan tersebut mengumumkan, klasifikasi aliansi global ulama muslim oleh sejumlah negara tersebut dalam daftar kelompok teroris merupakan sebuah afirmasi akan keabsahan garis dan sikap mendasar aliansi ini.

Perlu diketahui, negara Arab Saudi, Mesir, Emirat, dan Bahrain dalam kelanjutan konflik dengan Qatar, memasukkan Aliansi Global Ulama Muslim dan Dewan Islam Dunia, yang bermarkas di Doha dalam daftar hitam teroris.

Alinasi Global Ulama Muslim dibentuk pada tahun 2004 M, dengan diketuai oleh Yusuf al-Qaradawi. Yusuf al-Qardawi diasingkan dari negara ini dikarenakan tendensi ke Ikhwanul Muslimin Mesir dan sekarang ini berlindung di Qatar.

Hubungan empat negara, Arab Saudi, Mesir, Emirat dan Bahrain murka pasca penyiaran ucapan Syaikh Tamim bin Hamad, Emir Qatar dari TV dan situs berita negara ini, yang mendukung Iran dan mengkritik Arab Saudi.

Pasca statemen ini, 4 negara tersebut memutus hubungan diplomasinya dengan Qatar dan menuduh Doha mendukung teroris dan mendukung keuangan kelompok-kelompok ekstrem dan teroris.

Qatar dengan menyanggah tuduhan tersebut, menegaskan bahwa aksi-aksi negara ini dilakukan untuk menghancurkan kebebasan politik; karena Doha tidak mengikuti kebijakan-kebijakan Riyadh.

(IQNA/Berbarbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Dubes RI di Amman: Maksimal Lindungi Minoritas, Yordania Stabil di Dunia Arab

Foto: Metronews.com

Berikut wawancara kantor berita Antara dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto, tentang Dunia Arab, Yordania hingga Palestina:


Seperti apakah dunia Arab itu?

Secara geografis dan kultural, dunia Arab dibagi ke dalam (1) Arab Afrika Utara yang di dalamnya termasuk Maroko, Libya, Mesir dan beberapa negara Afrika utara, (2) Arab Teluk, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman, dan Yaman, dan (3) Arab Levant, termasuk Irak, Suriah, Lebanon, Yordania dan Palestina.

Ketiganya memiliki kebudayaan berbeda, bahkan dalam kebiasaan makan.

DuniaArab itu jauh lebih beragam dibandingkan dengan yang dikira kebanyakan orang Indonesia. Misal, Irak itu bermayoritas Syiah, sedangkan Saudi memiliki minoritas Syiah dalam jumlah signifkan. Sedangkan Yordania yang hampir seluruhnya Sunni justru cenderung pluralistik seperti Indonesia.


Apa yang bisa Indonesia pelajari dari Yordania?

Corak kehidupan muslim yang dipraktikkan di Yordania mirip dengan di Indonesia. Mereka moderat dan toleran seperti Indonesia yang salah satunya terlihat dari cara berbusana. Jauh lebih banyak muslim yang mengenakan hijab di Jakarta ketimbang di Amman.

Yordania juga menjunjung keberagaman yang salah satunya tercermin dalam kehidupan politik. Kalau di Mesir, Ikhawanul Muslimin dilarang, di Yordania malah mendapatkan tempat nyaman yang bahkan memiliki partai politik dan kursi di parlemen. Banyak mahasiswa Indonesia di Mesir yang beralih belajar ke Yordania.

Adalah tugas saya mengajak masyarakat Indonesia mengenal Yordania karena bagi saya negara ini adalah model ideal dalam mendapatkan perspektif lengkap mengenai dunia Arab yang toleran.


Bagaimana Yordania memelihara tatanan supaya tetap toleran?

Toleransi di Yordania memang tinggi. Minoritas dilindungi maksimal oleh negara, tapi justru dengan cara ini Yordania nyaris tak mengenal guncangan. Kemudian, faktor terpenting yang menguatkan masyarakat toleran adalah raja.

Keluargakerajaan benar-benar menjadi pemersatu. Raja Abdullah II adalah keturunan Bani Hasyim yang menurunkan Nabi Besar Muhammad SAW. Oleh karena itu nama resmi Yordania adalah Kerajaan Hasyimiyah Yordania atau al Al-Mamlaka al-Urduniyya al-Hashimiyya.

Tapi meski satu pohon silsilah keluarga dengan Rasulullah, Raja Abdullah II tepat amat rendah hati, perangkul, pemersatu dan menyadari bahwa siapa pun rakyatnya harus bebas menjalankan hidupnya, termasuk dalam berkeyakinan, baik sosial, beragama maupun politik.

Dantak seperti umumnya negara-negara Arab Teluk, perempuan Yordania boleh melakukan apa yang dilakukan pria. Dalam cara berbusana pun berbeda, bahkan Ratu Rania yang asal Palestina hanya mengenakan kerudung.

Di bawah raja, Yordania menampilkan sisi lain dunia Arab yang berbeda, yang toleran. Kalau kita ingin melihat Barat-nya Arab, ya lihatlah Yordania.


Apakah Yordania menghadapi radikalisme dan pemikiran ekstrem?

Seperti Indonesia dan umumnya dunia Islam, Yordania juga diancam radikalisme, bahkan banyak warganya yang menjadi ideolog dan operator organisasi teror seperti Alqaeda dan ISIS.

Yordania tak memungkirinya, tetapi mereka menolak melawan kekerasan dengan kekerasan. Sebaliknya mereka menitikberatkan pendekatan kebudayaan dan keagamaan. Namun begitu menyangkut teror, Yordania mengambil tindakan yang sama keras dengan negara lain.

Seperti Indonesia, Yordania menghadapi radikalisme, dengan dua pendekatan; soft dan hard. Dalam kaitan dengan ISIS, Yordania termasuk dalam aliansi pimpinan AS. Tetapi yang paling menonjol dari Yordania adalah penitikberatan mereka kepada soft approach, dengan intensif mendialogkan pemikiran-pemikiran demi mempromosikan toleransi dan Islam yang moderat.

Yordania juga belajar dari negara lain, termasuk Indonesia, sampai kerap meniru cara-cara Indonesia dalam melawan radikalisme, seperti mengembalikan mantan-mantan pelaku teror kepada masyarakat lewat deradikalisasi. Sebaliknya Yordania berbagi pengalaman deradikalisasi dengan Indonesia. Indonesia dan Yordania juga aktif berbagi informasi intelijen. Beberapa hari lalu Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Suhardi Alius) diundang Yordania untuk berbagi cara melawan radikalisme itu.


Amankah kita berada di Yordania?

Lembaga poling Gallup awal tahun ini menempatkan Yordania dalam urutan kesembilan negara aman di dunia dan kedua paling aman di dunia Arab setelah Aljazair. Saya tak kaget dengan predikat Gallup itu karena faktanya negara ini memang stabil.

Negeri ini bisa mengendalikan keadaan, padahal dikepung masalah berat, tak saja ancaman pemikiran radikal yang menampik toleransi dan perang sektarian di Suriah, namun juga menjadi tempat untuk jutaan pengungsi dari negara-negara Arab yang biasanya menciptakan dilema keamanan.

Selain pengungsi Palestina, ada 1,3 juta pengungsi Suriah di Yordania, belum dari Irak, Libya, Yaman, dan lainnya. Sekitar 25 persen dari total 9 juta penduduk Yordania adalah pengungsi.
Sebagai salah satu dari dua negara Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, Yordania menjadi “negara penyangga” yang mencegah konflik skala luas meluas ke seluruh kawasan atau merembes ke pusat-pusat energi dunia di Teluk.

Bayangkan jika ini terjadi, ekonomi dunia akan terguncang dan dampaknya amat mengglobal.

Oleh karena itu, dunia berkepentingan membuat Yordania stabil. Faktanya Yordania relatif berhasil meredam ancaman terorisme dan radikalisme sehingga roda ekonomi berjalan seperti biasa, ditandai oleh terus mengalirnya turis mancanagara ke sini.


Peluang ekonomi seperti apakah yang ditawarkan Yordania kepada Indonesia?

Yordania memang miskin sumber daya alam jika dibandingkan dengan tetangga-tetangganya, namun tetap pasar menarik untuk Indonesia, terutama potasium, pupuk, dan produk kimia lainnya. Menurut saya, BUMN-BUMN dan produsen-produsen Indonesia mesti tahu bahwa Yordania adalah satu-satunya negara Arab yang mendapat referensi langsung Uni Eropa dalam perdagangan bebas. Mereka memiliki “jalan tol” langsung ke pasar Eropa.

Ini pasti menarik bagi pebisnis Indonesia yang ingin menembus pasar Uni Eropa. Tanam modal, bikin pabrik di sini, lalu ekspor ke Uni Eropa.

Tak hanya itu, Yordania juga kaya situs pariwisata menarik, termasuk wisata religi. Situs-situs wisata peninggalan peradaban dunia berusia ribuan tahun, termasuk peradaban Islam, banyak sekali di sini.

Sebagian orang Indonesia jeli menangkap peluang ini, tercermin dari bertambahnya biro penyelenggara umrah yang memasukkan perjalanan wisata religi ke Yordania, dan juga Palestina, dalam paket umrah. Tahun lalu, 10.000 WNI telah mengunjungi Yordania untuk wisata religi ini.


PALESTINA

Mengapa kita harus melihat Palestina?

Palestina itu “core of the problems”, inti semua masalah di Timur Tengah. Semakin lama dibiarkan, semakin berlarut-larut konflik di kawasan ini. Untuk itulah, dunia dan Indonesia harus membantu mengatasi inti masalah ini.

Indonesia sendiri, sejak KTT Asia Afrika di Bandung pada 1955, selalu menjadi negara terdepan yang mendukung dan mempromosikan Palestina merdeka. Dalam setiap krisis yang muncul, Indonesia kerap menjadi yang pertama menginisiatifi solusi konflik, termasuk dalam merujukkan Hamas dan Fatah. Sewaktu krisis Al-Aqsa pecah beberapa waktu, Presiden Joko Widodo menyurati Raja Yordania untuk mencari solusi yang adil di Yerusalem.


Bagaimana Anda mengartikan rekonsiliasi Hamas dan Fatah?

Ini kemajuan besar, tetapi bukan hal baru karena sudah beberapa kali dilakukan sebelum kini, namun kandas. Baru September ini terlaksana, dengan fasilitasi Mesir.

Bagi saya ini adalah buah dari realitas pahit yang dihadapi Hamas dalam tiga tahun terakhir di Gaza yang memang mengkhawatirkan. Pasokan listrik sering mati, hanya tiga jam dalam satu hari. Padahal yang membayar pasokan listrik adalah Otoritas Palestina (pimpinan Mahmoud Abbas dan Fatah) di Tepi Barat. Yang memasok listrik ke Jalur Gaza adalah Israel.

Kesulitan-kesulitan ini tak bisa diatasi Hamas. Saat bersamaan, sikap militan Hamas telah membuat banyak bantuan dari negara-negara Arab diputus. Hamas berusaha realistis dan lalu menyerahkan administrasi Gaza kepada Otoritas Palestina di Ramallah.

Saya tak menganggap ini sebagai kekalahan Hamas, sebaliknya ini adalah kemenangan Palestina karena mereka menjadi satu front kembali.


Apa yang bisa diberikan Indonesia untuk rekonsialiasi Palestina?

Indonesia menyambut baik rekonsialiasi ini karena menjadi jalan ke arah pemerintahan bersatu sehingga Palestina menjadi satu suara. Tetapi tetap harus wait and see karena mesti menantikan hasil Pemilu yang akan digelar satu tahun ke depan.

Harapan saya, Pemilu tahun depan bakal membentuk pemerintahan yang stabil dan satu suara sehingga meningkatkan barganing position Palestina dalam menghadapi Israel.

Belum ada permintaan dari Palestina karena memang masih terlalu dini. Tapi Indonesia selalu siap untuk Palestina, berbagi pengalaman menggelar Pemilu yang jujur, adil dan demokratis. Palestina bisa belajar dari KPU kita.

(Antara/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: