Irak ingin menjadi produsen minyak OPEC terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Kementerian Perminyakan Irak kemarin bilang akan mengundang perusahaan-perusahaan asing untuk ikut tender dalam proyek eksplorasi dan pengembangan sembilan ladang minyak dan gas, berlokasi di daerah perbatasan dengan Iran dan Kuwait.
"Kementerian menargetkan untuk menaikkan produksi dan cadangan minyak serta gas, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan internasional," kata Kemneterian Perminyakan Irak melalui keterangan tertulis.
Irak meningkatkan jumlah produksinya dalam beberapa tahun belakangan dengan bantuan perusahaan-perusahaan minyak luar negeri, untuk menjadi produsen minyak OPEC terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Kesembilan blok bakal ditawarkan kepada asing itu terletak di provinsi Basrah, Misan, Muthanna, Wasit, dan Diyala Tengah.
Kementerian Perminyakan menjelaskan kontrak baru akan ditawarkan berbeda dari kontrak-kontrak sebelumnya digunakan untuk pengembangan blok di selatan Irak, seperti Rumaila, Qurna Barat, dan Majnun.
Berdasarkan kontrak dipakai sejak berakhirnya era Saddam Husain, kementerian membayar dengan harga tetap dolar Amerika Serikat untuk tiap barel minyak dihasilkan.
Hal ini membuat rugi Baghdad. Mereka tetap membayar dengan harga sama kepada perusahaan-perusahaan seperti BP, Exxon, Lukoil, dan Shell meski harga minyak mentah global anjlok.
(Al-Arabiya/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Ladang minyak West Qurna 2 di Basrah, selatan Irak. (Foto: Ali Abi Iraq/Iraq Oil Report)
Kementerian Perminyakan Irak kemarin bilang akan mengundang perusahaan-perusahaan asing untuk ikut tender dalam proyek eksplorasi dan pengembangan sembilan ladang minyak dan gas, berlokasi di daerah perbatasan dengan Iran dan Kuwait.
"Kementerian menargetkan untuk menaikkan produksi dan cadangan minyak serta gas, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan internasional," kata Kemneterian Perminyakan Irak melalui keterangan tertulis.
Irak meningkatkan jumlah produksinya dalam beberapa tahun belakangan dengan bantuan perusahaan-perusahaan minyak luar negeri, untuk menjadi produsen minyak OPEC terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Kesembilan blok bakal ditawarkan kepada asing itu terletak di provinsi Basrah, Misan, Muthanna, Wasit, dan Diyala Tengah.
Kementerian Perminyakan menjelaskan kontrak baru akan ditawarkan berbeda dari kontrak-kontrak sebelumnya digunakan untuk pengembangan blok di selatan Irak, seperti Rumaila, Qurna Barat, dan Majnun.
Berdasarkan kontrak dipakai sejak berakhirnya era Saddam Husain, kementerian membayar dengan harga tetap dolar Amerika Serikat untuk tiap barel minyak dihasilkan.
Hal ini membuat rugi Baghdad. Mereka tetap membayar dengan harga sama kepada perusahaan-perusahaan seperti BP, Exxon, Lukoil, dan Shell meski harga minyak mentah global anjlok.
(Al-Arabiya/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar