Sergei Lavrov- Russian Foreign Minister.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow prihatin atas meningkatnya ketegangan di kawasan Teluk Persia, sekitar lima bulan setelah kuartet Arab yang dipimpin Arab Saudi memberlakukan blokade ketat di Qatar; dan di tengah tuduhan "tanpa dasar" Riyadh terhadap Iran.
"Ketegangan yang meningkat di kawasan Teluk Persia menimbulkan kekhawatiran. Tidak hanya terkait dengan Iran, tapi juga di antara monarki Arab," kata diplomat atas Rusia tersebut pada pertemuan Dewan Urusan Internasional Rusia (RIAC), sebuah lembaga pemetaan akademis nirlaba dan diplomatik, di ibukota Moskow pada hari Selasa (28/11).
Kembali pada tanggal 5 Juni, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memberlakukan embargo perdagangan dan diplomatik ke Qatar, menuduh Doha mendukung terorisme, sebuah tuduhan yang ditolak keras oleh Doha.
Kemudian pada bulan Juni, negara-negara yang memboikot telah mengeluarkan daftar permintaan pada Qatar untuk bertemu agar menyelesaikan perselisihan, namun Doha menolak untuk mematuhi mereka, yang mengecam tuntutan tersebut sebagai serangan terhadap kedaulatannya. Sebagai gantinya, keempat negara perseteruan tersebut berjanji akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada Doha.
Sejumlah upaya untuk menyelesaikan keretakan sejauh ini telah dilakukan, namun semuanya sia-sia, termasuk Menlu AS Rex Tillerson, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Emir Kuwait Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, telah memainkan peran sebagai mediator kunci sejak awal krisis.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar