Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Mengapa Dubes Saudi Mengundang Makan Ketum PBNU Kiai Said?

Mengapa Dubes Saudi Mengundang Makan Ketum PBNU Kiai Said?

Written By Unknown on Sabtu, 18 November 2017 | November 18, 2017


Jamuan makan malam Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, tadi malam adalah jamuan pertama kali sejak Kyaiku (KH. Said Aqil Siradj) menjabat sebagai Ketum PBNU.

Selama ini Kiyaiku selalu menolak untuk ditemui oleh Dubes-dubes Saudi sebelumnya. Hal ini karena keteguhan Kiyaiku akan prinsip moderasi, toleransi, keadilan, dan keseimbangan ala NU yang sudah dikenal luas oleh jagat internasional, yang bertolak belakang dengan faham Wahabi yang menjadi faham resmi Kerajaan Arab Saudi.

Selain hal di atas, pada 2015 lalu sebelum Muktamar Jombang XXXIII beredar Kawat Telegram KSA yang dibocorkan oleh Wikileaks. Isi telegram itu membuat siapapun yang membacanya pasti geram. Bagaimana tidak? Isinya berupa perintah langsung kepada semua “agen-agen” KSA supaya mewaspadai dan mengawasi langsung semua pergerakan Ketum PBNU, meski tidak ada pencegahan langsung kepada beliau masuk ke wilayah KSA.

Anda boleh percaya boleh tidak, Kyaiku sering ditawari umroh dan haji gratis baik oleh perorangan maupun oleh pemerintah. Akan tetapi Kyaiku selalu menolak tawaran itu. Kiyaiku beralasan, belum dianggap perlu untuk mengunjungi bumi dua tanah suci, meski 14 tahun lebih beliau ditempa disana hingga menjadi seorang ilmuwan yang disegani setelah berguru di Lirboyo Kediri dan Krapyak Yogyakarta.

Saya coba “berhusnudhon” bahwa alasan penolakan Kyaiku sebenarnya menunggu momen “taubatnya” KSA dari perilakunya yang selama ini memberikan ruang yang bebas kepada para alumni KSA untuk menjadikan NU sebagai musuh utama mereka.

Kiyaiku tidak membenci KSA dan pemerintahannya, tapi ia kecewa karena para ulama disana membiarkan faham-faham radikal dan membid’ah-bid’ahkan jg mensyirik-syirikkan amaliah kalangan Aswaja, serta menutup pintu rapat-rapat Islam moderat.

Apakah jamuan makan tadi malam adalah yang terbaik diambil? Tentu hanya Kyaiku yang tahu sejatinya.

Perlu Anda ketahui, sebelum jamuan makan semalam itu terjadi, pihak KSA sudah 9 kali melobi Kyaiku. Seluruh jaringan yang dimiliki KSA digunakan untuk membujuk Kyaiku. Boleh anda cek, sejak tahun 2010 sampai dengan sehari sebelum acara tadi malam, tidak pernah ada berita Kiyaiku menerima Dubes KSA untuk Indonesia atau sebaliknya.

Anda tentu masih ingat kedatangan Raja Salman dan para pangeran tempo hari, saat itu Dubes RI untuk KSA, Kyai Agus Maftuh yg dikenal dg SAUNESIA-nya karena ia “disayang” oleh KSA, juga tak mampu menundukkan Kyaiku supaya menerima pihak KSA untuk berkunjung ke PBNU. Hal ini baik sebelum atau sesudah diterima Pak Jokowi (Eh, malah pihak sebelah BAPER mau dikunjungi).


Jalannya Pertemuan, dari radikalisme sampai visi 2030

Kurang lebih dua jam pertemuan yg diawali jamaah shalat isya. Saya mendengar dengan jelas Kyaiku masih kukuh dengan pendiriannya di hadapan Dubes Saudi dan Staf-stafnya. Dihadapan Dubes KSA Kiyaiku menyinggung perilaku alumni-alumni Saudi di negeri ini yang menydutkan amaliah-amaliah mayoritas umat Islam dan menanamkan ideologi radikal di negeri ini secara massif.

Kiyaiku bahkan memaparkan NU dan Islam ala Indonesia yang sebenarnya.Kiyaiku menjelaskan konsep Mencintai Tanah Air itu segalanya bagi Nahdliyyin. Bahkan mencintai tanah air bagi nahdliyin adalah sebagian dari iman. Kyaiku meminta dengan tegas agar pembagian buku-buku yg mendeskritkan amaliyah NU kepada setiap jamaah haji dan umrah ditiadakan.

Kami melihat langsung Pihak KSA, wajah Pak Dubes dan jajarannya memerah (entah karena malu atau marah, saya tidak tahu) mendengar paparan Kyaiku dengan bahasa Arab yang fasih.

Merespon pemaparan Kiyaiku, pada akhirnya muncul kalimat menyejukkan dari Atase Penddidikan dan Kebudayaan KSA. Katanya, “kami sebenarnya malu dengan perilaku oknum-oknum alumni KSA, yang sebagian diantara mereka menjadi radikal dan teroris. Karena, pada dasarnya, secara umum di Saudi tidak ada pengajaran radikalisme dan terorisme atas nama agama di kampus-kampus kami, dan itu Pak Said sudah tahu sendiri”

Berikutnya, terkait dengan menyongsong Visi 2030, KSA berharap bisa bekerjasama dengan NU untuk mengembangkan Islam Moderat.

***

Walhasil, pertemuan tadi malam bukanlah pertemuan biasa. Juga bukan hanya sekedar lunaknya hati seorang Ketum PBNU. Tapi sebuah pertemuan yang menghasilkan banyak poin yg berguna bagi Islam ala Indonesia dan Islam Nusantara ala NAHDLATUL ULAMA. Apakah permintaan Kiyaiku akan disanggupi oleh KSA? Kita lihat tanggal mainnya.

Kyaiku tetaplah kyaiku yang aku kenal. Demi sebuah prinsip yang ia yakini benar, ia tetap kokoh dan rela dijadikan sasaran tembak oleh para pengkhianat bangsa dan agama itu. Seringkali ia mengatakan “SAYA BICARA SESUAI DENGAN FAKTA SEJARAH. KELAK SEJARAH NANTI YANG AKAN MENCERITAKAN FAKTA SEBENARNYA”.

H. Hafizh Ismail (sespri Ketum PBNU)

Dicopas dari tulisan yang bersangkutan di status FB-nya dan diedit atas perkenan pemilik status

(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: