Direktur Islam Nusantara Center (INC) A Ginanjar Sya’ban mengungkapkan bahwa ulama Nusantara memiliki sumbangsih besar terhadap peradaban Islam di dunia. Bahkan peran besar dan sumbangsih tersebut berlangsung hingga era modern sekarang ini. Hal itu disampaikan Ginanjar di Sekretariat INC Ciputat Tangerang Selatan, Banten, pada Sabtu (18/11).
Menurutnya, jejak-jejak ulama Nusantara tidak hanya dalam keilmuan dan peradaban besar Islam, tetapi juga turut andil dalam mempengaruhi gerakan politik, sastra, dan kemajuan Timur Tengah. “Kita tahunya Syekh Nawawi Banten,” ucapnya.
Namun sayangnya, lanjut Ginanjar, peran dan kontribusi ulama Nusantara tersebut kurang terlihat dan diakui karena tidak adanya orang yang menelitinya. Minimnya penelitian, kajian, dan publikasi terhadap karya dan peran para ulama nusantara adalah salah satu penyebab kurang dihargainya mereka di dunia Islam. “Karena kita tidak mengkajinya, menelusuri, melanjutkan jejak sejarah mereka-mereka,” ungkap Ginanjar.
Ia menambahkan, hanya sedikit orang saja yang mengetahui sosok ulama Nusantara yang menjadi seorang sastrawan, jurnalis, dan akademisi di Negara-negara Timur Tengah. Menurut Ginanjar, selama ini yang menonjol adalah ulama yang ahli dalam bidang-bidang keagamaan seperti Fikih, Ushul Fikih, Hadis, dan lainnya.
Padahal banyak para ulama Nusantara yang menjadi ahli sastra dan pelopor pendidikan di Timur Tengah. Diantaranya adalah Abdul Wahhab Asyi (Pelopor Sastra Hijaz Modern dan Pendiri Surat Kabar Shaut al-Hijaz pada 1931), Ali Ahmad Ba-Katsir (Pelopor Sastra Drama Arab), Muhammad Basyuni Imran (Seorang Mufti dari Sambas yang mengunjang dunia karena surat-suratnya yang dikirim ke Majalah Al Manar), Syekh Yasin Padang (Musnid Dunia Pendiri Institut Dar al-Ulum Makkah), dan Rahmah El Yunusiah (Pendiri sekolah diniyah untuk putri).
(Liputan-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar