📒 SURAT ALI IMRAN
Allah mengambil perjanjian dari keluarga Muhammad dan pengikutnya di Alam Adhillah. [1]
Adhillah (bayangan) inilah yang diperlihatkan Allah kepada maqam Muhammad saw, karena Allah menciptakan makhluk dalam beberapa maqam. Dia menjadikan maqam pertama untuk Muhammad dan Ahlul Baitnya, kemudian meletakkannya di atas makhluk-makhluk yang memiliki ruh, dan setelah itu Allah meletakkan maqam-maqam para nabi as di bawah 'Arsy.
Ketika hendak berbicara dengan mereka, Dia menyuruh malaikat mendengarkan.
Allah lalu memperlihatkan adhillah itu kepada tingkatan Muhammad saw dan keturunannya, serta memanggil mereka:
أَلَسْتُ بِرَبّكُمْ
Bukankah Aku adalah Tuhan kalian? [2]
Yang pertama kali menjawab adalah Muhammad saw, kemudian diikuti para nabi as. Tingkatan-tingkatan itu lalu dilipat dan cahaya pun ditiupkan ke dalamnya. Setelah itu, Cahaya Besar (Nur A'dham) diletakkan pada tingkat teratas:
الم ◾ اللّه لا إله إلّا هو الحيّ القيّوم
Alif lam mim, Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, Mahahidup, dan Maha Pengatur. [3]
Inilah Ism A'dham Allah bagi orang yang diberi petunjuk dan diberi pengetahuan oleh-Nya.
Huruf-huruf Terputus
Di sini terdapat kajian pelik yang tak dapat dipahami kecuali oleh pakarnya yang berkait dengan firman Allah dalam surat al- Baqarah:
الم ◾ ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى لّلمتّقين
Alif lam mim, itu adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya [4]
dan dalam surat Ali Imran:
Alif lam mim, Allah yang tiada Tuhan selain Dia.
Yang dimaksud dengan kitab di sini adalah Ali, yang tidak ada keraguan pada dirinya dan memiliki ilmu Kitab. [5]
Yang dimaksud dengan ayat ini:
Alif lam mim, Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Mahahidup dan Maha Pengatur adalah bahwa Ali merupakan kitab Allah, hijab-Nya, [6] asma agung Nya yang tersimpan, dan Kalimat Agung-Nya.[7]
Rasulullah saw bersabda, "Aku tinggalkan tiga perkara di antara kalian: Ka'bah, al-Quran, dan Ahlul Baitku. Lihatlah bagaimana kalian bersikap terhadap ketiganya sepeninggalku. Ka'bah mereka hancurkan, al-Quran mereka selewengkan, sedangkan keluarga Muhammad mereka bunuh dan sia-siakan haknya." [8]
Kemudian Allah menyuruh Nabi-Nya untuk bersabda kepada umatnya:
إن كنتم تحبون اللّه فاتبعوني يحببكم اللّه
Bila kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian. [9]
Jika mereka adalah pengikut dan sahabat-sahabatnya, lalu apa arti sabda beliau kepada mereka untuk mengikutinya? Maksudnya adalah, "kutilah aku dalam mencintai dan memuliakan Ali." Namun, mereka malah memusuhi dan mencampakkannya.
Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian, apabila kalian mencintai Ali. Inilah janji dan syarat yang diajukan Allah kepada diri-Nya. Rasulullah saw juga memberitahukan bahwa kecintaan terhadap dirinya harus disertai dengan kecintaan kepada Ahlul Baitnya, sebagaimana kecintaan manusia kepada Allah tidak akan bermanfaat kecuali bila diiringi dengan kecintaan kepada Rasul. Dengan kata lain, Allah menghubungkan tiga kecintaan ini satu sama lain.
Rasul saw bersabda, "Seorang hamba Allah tidak akan beriman hingga dia mencintai diriku lebih dari (kecintaan terhadap) dirinya dan (mencintai) Ahlul Baitku melebihi cintanya kepada keluarganya." [10]
Beliau bersabda kepada Ali, "Kedudukanmu seperti Ka'bah. Bila mereka datang menghadapmu dan menyerahkan perkara (kepemimpinan) kepadamu, terimalah mereka. Bila mereka tidak mendatangimu, jangan engkau datang kepada mereka, hingga mereka sendiri yang menghadapmu." [11]
Kemudian, Allah menjadikan Ali dan keturunannnya sebagai: ayat-ayat muhkam. Ibnu Abbas berkata, "Ayat-ayat muhkam adalah Ali dan para imam di antara keturunannya." [12]
Allah lalu berfirman:
و أخر متشابهات
Dan lainnya adalah ayat-ayat mutasyabih [13]
Ibnu Abbas berkata, "Yaitu Fulan dan Fulan." [14]
Allah menjadikan Ali dan keturunannya sebagai manusia-manusia terpilih di antara hamba-hamba-Nya:
إنّ اللّه اصطفى آدم ونوحا و آل إِبْرَاهِيْمَ و ال عمران على العالمين
Sesungguhnya Allah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran dari para penghuni semesta. [15]
Rasulullah saw bersabda, "Wahai Ali, engkau dan keluargamu adalah para pemimpin dan Tali Allah. Aku adalah pokok pohon dan kalian adalah cabangnya. Barangsiapa yang berpegang-teguh padanya, maka dia akan selamat, dan yang mengabaikannya akan binasa.
Kalian adalah manusia-manusia yang Allah wajibkan kecintaan dan ketaatan terhadap kalian atas umat manusia. Allah menyebut kalian dalam kitab-Nya dan menyifati kalian:
ذرّيّة بعضها من بعض
Mereka adalah keturunan dari sebagian yang lain. [16]
Kalian adalah manusia pilhan Allah dari Adam, Nuh, Ibrahim, dan keluarga Imran; (kalian) adalah keturunan Ismail dan keluarga Muhammad yang memberi petunjuk." [17]
Allah lalu menjadikan Ali dan keturunannya sebagai hujjah-hujah-Nya atas makhluk. Dia berfirman:
فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ
Katakanlah, "Mari kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, perempuan kami dan perempuan kalian, serta diri kami dan diri kalian." [18]
Yang dimaksud dengan anak-anak (di sini) adalah al-Hasan dan al-Husain, perempuan adalah Fathimah, dan diri adalah Ali. Rasul saw lalu bermubahalah bersama mereka melawan musuhmusuh-nya. Maka, Ali adalah orang yang menjadi hujjah Allah dalam mubahalah dan dengannya pula Dia meluruskan agama yang bengkok. [19]
Allah menjadikan mereka yang mengikuti selain Ali tidak memiliki bagian (pahala) di akhirat:
فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ
Mereka tidak mendapatkan bagian (pahala) di akhirat. Allah tidak akan berbicara dengan mereka dan tidak melihat ke arah mereka serta tidak menyucikan mereka di hari kiamat. [20]
Ibnu Abbas berkata, "Orang yang mengaku sebagai imam atau menentang seorang imam dari keluarga Muhammad dan mengklaim bahwa dia akan selamat di akhirat, maka dia tidak akan mendapatkan keselamatan, " [21]
Allah lalu memerintahkan orang yang menjadikan Ali sebagai pemimpin untuk memohon kepada Allah supaya Dia menetapkan mereka di atas jalan itu:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Wahai Tuhan kami, jangan simpangkan hati kami setelah kami mendapatkan hidayah. Berilah kami rahmat dari-Mu, dengan kecintaan terhadap Ali dan ketaatan kepadanya: sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. [22]
Kemudian, Allah, para malaikat, dan orang-orang yang berilmu bersaksi bahwa agama yang diterima di sisi-Nya adalah Islam. [23]
Islam hakiki adalah iman, karena di mana pun ada iman, maka pasti terdapat Islam, dan bukan sebaliknya. Adapun kesempurnaan dhahir Islam adalah dengan menaati Ali dan keluarganya. Barangsiapa memperwalikan mereka, maka dia seorang muslim dan mukmin, sedangkan orang yang berpaling dari mereka bukan seorang muslim, apalagi mukmin.
Allah juga memberitahu hamba-hamba-Nya bahwa Dia mencintai Ali, dan orang yang mencintainya berarti dicintai Allah dan mencintai-Nya. Dia berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
Katakanlah, "Bila kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Dia akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian. [24]
Rasul saw bersabda, "Wahai Ali, sesungguhnya Allah mencintai-mu dan mencintai orang yang mencintaimu.
Allah lalu berfirman:
و اللّه غفور رّحيم
dan Allah Maha Pengampun dan Maha sayang kepada orang yang mengikuti Ali dan keluarganya.
Kemudian, Allah menyuruh Nabi-Nya untuk menegaskan hal itu:
أطيعوا اللّه وأطيعوا الرّسول
Taatilah Allah dan Rasul-Nya, [25] untuk mengikuti wali-Nya.
Allah menamakan orang yang menati Ali sebagai orang mukmin dan yang berpaling darinya sebagai orang kafir:
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
Bila mereka berpaling, Allah tidak menyukai orang-orang kafir. [26] [27]
Amalan yang tidak disertai dengan wilàyah kepada Ali disebut sebagai amalan yang gugur hingga hari kiamat. Allah berfirman:
وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Adapun orang-orang yang beriman dan melakukan amal saleh.[28]
Syarat pertama adalah iman dan syarat kedua adalah melakukan amal saleh di antara cabang (furu') agama:
فيوفّيهم أجور هم
maka Allah akan memberikan pahala kepada mereka, atas iman mereka dan menambahkan kebaikan kepada mereka.
Bila syarat (wilayah kepada Ali) tidak ada, maka yang disyaratkan (pahala) juga tidak akan terwujud.
Allah berfirman:
ذَٰلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ
Itulah yang Kami bacakan kepadamu dari ayat-ayat al-Quran, [29] yang tidak tergantikan; bahwa seorang mukmin tidak akan menghapus imannya.
Allah lalu menjadikan kecintaan kepada Muhammad dan wilâyah Ali sebagai rahmat bagi hamba-hamba-Nya yang memiliki hati bersih:
وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Allah mengkhususkan rahmat-Nya bagi siapasaja yang Dia kehendaki Sesungguhnya Allah pemilik keutamaan yang besar ,[30] atas orang-orang beriman
Allah menjadikan wilayah Ali sebagai lingkup yang aman (haraman aminan):
مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ
Maqam Ibrahim, orang yang memasukinya, maka dia berada dalam keamanan.[31]
Kemudiaan Allah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا
Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami menciptakan tempat yang aman [32]
Haram yang aman adalah hati seseorang yang meyakini wilayahAli. Di dunia ini, dia akan aman dari godaan setan, dan di akhirat akan terlindung dari api neraka.[33]
Allah menjadikan Ali sebagai tali yang kuat dan memerintahkan manusia untuk berpegang padanya:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ
Berpeganglah kalian kepada tali Allah dan jangan bercerai berai [34]
Ibnu Abbas berkata, "Tali Allah yang kuat adalah Ali, Amirul Mukminin, dan jangan kalian terpisah darinya. [35]
Diakhirat, Allah menjadikan orang yang menaati Ali memiliki wajah cemerlang, sementara orang yang membencinya berwajah kelam. Dia berfirman:
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Hari ketika wajah-wajah memutih dengan wilayah kepada Ali, dan wajah-wajah yang menghitam lantaran kebencian terhadapnya. Adapun mereka yang berwajah hitam, dikatakan kepada mereka, 'Apakah kalian kafir setelah kalian beriman. [36] Kalian kafir dan menentang Ali setelah kalian berbaiat dan bersumpah setia kepadanya di hari al-Ghadir.
Penafsiran ini diperkuat oleh apa yang disebutkan Qadhi dalam al-Dhalamah al-Fathimiyah dengan sanad dari Abu Dzar sekaitan dengan ayat di atas. Dia berkata, "Rasul saw bersabda, 'Di hari kiamat, umatku akan dikelompokkan dalam lima panji. Satu panji adalah mereka yang bersama sapi sesembahan umatku [37]
Aku bertanya kepada mereka apa yang kalian lakukan terhadap alquran dan itrah-ku?'Mereka menjawab, 'Kami menyelewengkan al Quran dan memusuhi itrah mu "
Aku lalu berkata, 'Pergilah kalian dalam keadaan kehausan dan wajah menghitam
Kemudian panji Firaun umatku datang menghadapku. Aku menanyakan hal yang sama kepada mereka.
Mereka menjawab, Kami menentang al-Quran dan kami perangi itrah mu
Aku berkata, Pergilah kalian dalam keadaan kehausan dan wajah menghitam.
Kemudian panji Samiri umatku datang menghadap dan aku kembali bertanya tentang sikap mereka terhadap al-Quran dan itrahku.
Mereka menjawab, Kami tentang al-Quran dan kami musuhi itrah-mu.
Aku berkata, Pergilah kalian dalam keadaan kehausan dan wajah menghitam.
Kemudian panji Dzi Tsadyah datang menghadap bersama para pemuka Khawari. (Aku lalu menggamit tangannya, kedua kakinyan lalu bergetar dan wajahnya menjadi hitam. Demikian pula yang terjadi dengan wajah-wajah para pengikutnya). [38] Aku tanyakan hal yang sama kepada mereka.
Mereka menjawab, 'Kami menyia-nyiakan al-Quran dan membunuh itrah-mu.' Aku mengusir mereka dan mengatakan hal yang sama dengan yang kukatakan kepada tiga golongan sebelum mereka.
Kemudian panji Imam orang-orang bertakwa dan pemuka orang- orang beriman datang menghadap. Aku bertanya, 'Apa yang kaian lakukan terhadap al-Quran dan itrah-ku?'"
menjawab, 'Kami mengikuti alQuran dan menaatinya. Kami juga menolong dan mendukung itrah-mu hingga darah kami tertumpah.
Aku berkata, Pergilah kalian dalam keadaan wajah bersinar dan tanpa rasa dahaga." [39]
Allah menyampaikan kabar gembira kepada para pengikut Ali:
و أمّا الَّذِيْنَ ابيضّت وجو ههم
Adapun mereka yang berwajah putih.[40]
Rasulullah saw bersabda, "Wahai Ali, di hari kiamat para pengikutmu akan berwajah putih dan tidak akan ditimpa keburukan apapun, sementara dosa-dosa mereka terampuni. Engkau adalah pemimpin mereka menuju surga." [41]
Allah menjadikan ketaatan kepada Ali sebagai simbol ridha-Nya dan penentangan terhadapnya sebagai simbol kemurkaan-Nya:
أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ
Apakah orang yang mengikuti ridha Allah, yaitu kecintaan kepada Ali, sama seperti orang yang dimurkai oleh-Nya,"[42] yaitu yang taat kepada Firaun dan Haman? [].
Catatan Kaki:
[1] Rinciannya telah disebutkan dalam surat al-Fatihah. Di sini, kami menyebutkan sedikit tambahan: Imam al-Baqir as berkata, "Allah menciptakan makhluk dalam bentuk air segar dan air asin,serta mencampurkan keduanya. Dia lalu mengambil tanah liat dari permukaan bumi dan menggosoknya dengan kuat. Allah lalu berfirman kepada Ashab al-Yamin (Golongan Kanan), 'Pergilah ke surga dengan selamat.' Lalu, Dia berfirman kepada Ashab al-Syimal (Golonga Kiri), 'Pergilah ke neraka dan aku tidak peduli pada kalian.' Kemudian, Allah berfirman: Bukankah Aku adalah Tuhan kalian? Mereka menjawab, 'Ya, kami bersaksi (Jangan sampai) di hari kiamat kalian mengatakan, "Kami lalai dari hal ini." Kemudian Allah mengambil perjanjian dari para nabi: Bukankah Aku adalah Tuhan kalian'? Dia lalu berfirman, 'Apakah kalian bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan Ali adalah pemimpin orang-orang mukmin?' Mereka menjawab 'ya', Maka, maqam kenabian pun diberikan kepada mereka. Lalu, Allah mengambil perjanjian dari Ulul 'Azm (para nabi terkemuka-peny.) bahwa: Dia adalah Tuhan mereka, Muhammad adalah utusan-Nya, Ali adalah Amirul Mukminin, washi washi-nya adalah perbendaharaan ilmu-Nya, dan bahwa Dia akan menolong agama-Nya dengan al-Mahdi hingga semua manusia menyembah-Nya. Mereka berkata, Ya, kami bersaksi dan mengakui hal ini, wahai Tuhan kami " Bihar al-Anwar, jil. XXVI, hal. 279 bab "Pengutamaan Ahlul Bait as atas Para Nabi as"; Ushul al-Kafi, jil. II, hal. 8 hadis ke-1. Sekaitan dengan firman Allah (Ingatlah) ketika Tuhanmu mengambil perjanjian dari anak-anak Adam..., Imam al Shadiq as berkata, "Perjanjian yang diambil dari mereka berkaitan dengan ketuhanan Allah, kenabian Muhammad, keimamahan Ali dan keturunannnya Bihar al-Anwar, jil. XXVI, hal. 268 hadis ke-2. Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan, Aku mengambil perjanjian dari makhluk-makhluk-Ku dan para nabi serta rasul tentang ketuhanan-Ku, kenabianmu, wahai Muhammad, dan wilayah Ali bin Abi Thalib." Bihar al-Anwar, jil. XXVI, hal. 272 hadis ke-11
[2] al-A'raf: 172
[3] Ali Imran: 1-2
[4] al-Baqarah: 1-2.
[5] Tentang ayat ini, Amirul Mukminin as berkata, "Akulah orang yang memiliki ilmu Kitab." Allah telah membenarkan ucapannya dan memberinya perantara melalui wasiat Dia lalu berkata, "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan carilah perantara menuju kepada-Nya." Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Ahlul Bait as memiliki ilmu Kitab, yang kebanyakan merupakan riwayat yang sahih. Kami hanya mencukupkan diri menyebut sumber-sumber berikut: Bashair al-Darajat, hal. 216 hadis ke-21 hal. 232-236 hadis ke-12,15,14, dan 17, hal. 212-216 hadis ke-1-21 bab "Asma Agung (Ism A'dham) dan Ilmi Kitab yang Mereka Miliki", Wasail al-Syiah, jil.XVIII, hal.134 hadis ke-33523; Ushul al-Kafi, jil. I, hal. 229 hadis ke-6. Penjelasan selebihnya akan disebutkan nanti.
[6] Dalam Masyariq, penulis berkata, "Muhammad dan Ali adalah hijab Allah, wakil-Nya, dan perbendaharaan rahasia rububiyah sekaligus pintunya. Bahwa mereka adalah hijab-Nya, karena mereka adalah Asma Agung Allah dan kalimat yang dengannya Allah menampakkan diri-Nya kepada semesta. Dengan kalimat Allah menampakkan diri-Nya kepada akal dan denganya Dia tertutup dari mata. Mahasuci Allah yang menampakkan diri-Nya kepada makhluk dengan makhluk-Nya sehingga mereka mengenal-Nya, menunjukkan sifat-Nya dengan perbuatan-Nya, sehingga mereka mengesakan-Nya, dan menunjukkan Zat Nya dengan sifat, sehingga mereka menyembah-Nya. Bahwa mereka adalah para wakil Allah, karena mereka adalah lisan Allah di antara makhluk-Nya dan kehendak-Nya muncul dari mereka. Maka, mereka adalah kekasih dan manusia pilihan Allah. Bahwa mereka adalah pintu Allah, karena mereka adalah pintu-pintu Kota Ilahi yang menyimpan lukisan-lukisan makhluk dan rahasia rahasia hakikat. Mereka adalah Ka'bah keagungan yang dikelilngi oleh para makhluk lain, titik kesempurnaan yang menjadi akhir semua maujud, dan Bait al-Muharram yang dituju oleh manusia, karena mereka adalah rumah pertama yang diciptakan untuk manusai. Maka, mereka adalah pintu Allah, hijab-Nya wakil-Nya, dan Umm al-Kitab." Masyariq Anwar al-Yaqin, hal. 44.
[7] Dalam Masyariq, penulis berkata, "Rahasia Allah tersimpan dalam kitab kitab-Nya, dan rahasia kitab berada dalam al-Quran karena ia adalah kitab yang menyeluruh dan di dalamnya dijelaskan segala sesuatu. Rahasia al-Quran terlerak pada huruf huruf terputus di awal sebagian surat. Ilmu huruf Tersimpan di lam alif yaitu alif yang bengkok yang mengandung rahasia lahir dan batin ilmu alif terletak di alif dan ilmu alif ada di titik, sedangkan ilmu alif ada pengetahuan pokok. Rahasia al-Quran ada di al-Fatihah, dan rahasianya ada di pembukanya, yaitu basmalah. Rahasia basmalah ada di ba , dan rahasia ba ada pada titiinya " asyariq Anwar al-Yaqin, hal. 35. Penulis juga berkata Adapun alif yang dibentangkan, yaitu ba, maka ia adalah wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasul saw dan lembaran (shahifah) pertama yang diturunkan kepada Adam, Nuh, dan Ibrahim. Rahasia terbentangnya alif dalam ba' adalah rahasia tegaknya kiamat dan ia adalah rahasia penciptaan dan cahaya. Rahasia-rahasia yang hakiki berhubungan dengan titik pada huruf ba seperti yang ditunjukkan oleh ucapan Imam Ali as, 'Akulah titik yang berada di bawah ba ." Syarh Dua Sahar, hal. 64; Jami al-Asrar, hal. 563-411 hadis ke-1163 823; al-Anwar al-Nu'maniyah jil I hal 47.imam Ali menunjuj pada alif yang terbentang pada dzat-nya dan tertutup dalam dirinya. Karena itu, Muhyi al-Din al-Thai berkata, "Ba adalah hijab rububiyah. Bila ba disingkap, maka semua manusia akan melihat Tuhan mereka." Masyariq al-Anwar, hal. 31. Sebagian 'urafa berkata, "Aku tidak melihat sesuatupun, kecuali huruf ba atasnya." Jami al-Asrar, hal. 701. Juga dikatakan bahwa wujud muncul dengan ba dan penyembah dibedakan dari yang disembah dengan titik. Jami' al-Asrar hal. 563 hadis ke-1163 (dinisbahkan kepada Ibnu Arabi); Syarh Dua Sahar, hal. 64. Tentang titik di bawah ba penulis berkata " titik itu adalah bilangan pertama dan rahasia Allah, karena Zat Allah tidak dapat diketahui oleh manusia kecuali dengan sifat-Nya. Satu titik adalah sifat Allah dan sifat menunjukkan pada yang disifati. dengan munculnya titik ini maka Allah diketahui melalui pancaran keagungan Ahadiyah-Nya dalam wajah Muhammad. Ini yang ditunjukkan oleh ucapan mereka as, 'Kalau bukan karena kami, niscaya Allah tidak dapat dikenali dan bila bukan karena-Nya, kami tidak dapat diketahui.' Ahlul Bait as adalah sumber cahaya-cahaya, rahasia-rahasia, akal-akal, jiwa dan Lauh yang menyimpan semua rahasia ghaib dan Kursi yang mencakup langit dan bumi serta Arsy yang meliputi segala sesuatu. Mereka juga hakikat di mana semua maujud bersaksi bahwa mereka adalah yang mula-mula diciptakan, sebagaimana dia bersaksi atas keesaan Allah. Tujuan para 'urafat mengenal Muhammad dan Ali sebagaimana mestinya, tetapi hal ini dihalangi oleh kendala: Dan kalian tidak diberi ilmu kecuali hanya sedikit.(al-Isra': 85) ini disinggung dalam ucapan mereka, 'Para malaikat muqarrabin hanya sedikit Mengenal keluarga Muhammad.' Maka, bagaimana halnya dengan manusia biasa Ininalah maqam yang dimaksudkan Ahlul Bait as ketika berkata, 'Perkara kami sangat berat dan sulit. Tidak ada yang dapat mencerna atau memikulnya kecuali seorang nabi atau malaikat muqarrab. Orang yang terhubung dengan pancaran cahaya mereka berarti telah mengenal dirinya. Mengenal diri (nafs) adalah mengenal hakikat Wujud Muqayyad, yaitu satu titik di mana lahir dan batinnya adalah kenabian dan wilayah. Maka, barangsiapa telah mengenal Muhammad dan Ali, berarti telah mengenal Tuhannya." Masyariq Anwar al-Yaqin, hal. 300
[8] Kami tidak menemukan redaksi seperti ini. Namun, penulis akan menyebutkan hadis yang serupa
[9] Ali Imran: 31
[10] Rasul saw bersabda, "Seorang hamba Allah tidak akan beriman sampai dia lebih mencintaiku ketimbang dirinya, (mencintai) keturunanku lebih dari keturunannya (mencintai) keluargaku lebih dari keluarganya, dan diriku lebih dari dirinya." Manaqib al-Kufi, jil. II, hal.134; Bihar, jil. XVII, hal.13
[11] firdaus al-Akhbar , Dailami jil V hal. 406 hadis ke 8309 ; Yanabi' al-mawaddah jil. II, hal. 85; Managib al-Maghazali, hal. 106
[12] Dalam al-Sirath al-Mustaqim, riwayat ini dinukil dari Imam Ja far as, jil. I, hal. 292; Tafsir Shafi, jil. I, hal. 318
[13] Ali Imran: 7
[14] Lihat referensi sebelum ini
[15] Ali Imran: 33
[16] Ali Imran: 34
[17] Al-Musytarsyid, Ibnu Jurair Thabari, hal. 609; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal.106; Bihar al-Anwar, jil. XXIII, hal. 222.
[I8] Ali Imran: 61
[19] Allah berfirman: Bila ada orang yang beradu argumen denganmu setelah apa yang engkau ketahui, maka katakanlah, "Mari kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, perempuan kami dan perempuan kalian, serta diri kami dan diri kalian, kemudian kita bermubahalah dan menjadikan laknat Allah atas para pendusta. Dalam menafsirkan ayat ini, Fakhrurazi berkata, "Diriwayatkan bahwa setelah Rasulullah saw mengemukakan dalil-dalil kebenaran Islam kepada orang-orang Nasrani Najran dan mereka tetap tidak mau menerimanya, beliau lalu bersabda Allah memerintahkanku untuk bermubahalah bila kalian tidak menerima dalil-dalilku Mereka menjawab, 'Wahai Abu al-Qasim, kita akan mempertimbangkannya terlebih dahulu dan setelah itu kami akan menemuimu.' Ketika pulang, mereka menanyakan pendapat 'Aqib, pemuka Nasrani Najran. Dia berkata, 'Demi Allah, kalian telah mengetahui bahwa Muhammad adalah seorang nabi dan telah membawakan berita tentang Isa as. Demi Tuhan, suatu kaum tidak ber mubahalah dengan seorang nabi kecuali tidak ada yang tersisa dari mereka seorangpun. Bila kalian berniat melakukan mubahalah, maka kalian akan membinasakan diri kalian sendiri. Bila kalian tidak berniat melakukannya dan ingin tetap memeluk agama kalian, kembalilah ke tempat asal kalian. Rasul saw lalu keluar sambil menggenggam sejumput rambut hitam dan menggendong al-Husain serta menggandeng al-Hasan. Fathimah berjalan di belakangnya dan Ali berada di belakang Fathimah. Beliau bersabda kepada mereka, 'Setelah aku berdoa, ucapkan amin. Ketika melihat mereka datang, uskup Najran berkata, 'Wahai umat Nasrani, aku melihat wajah orang-orang yang bila mereka meminta Allah untuk mencabut gunung dari tempatnya, niscaya Dia akan mengabulkannya. Jangan sekali-kali kalian bermubahalah dengan mereka, karena kalian akan binasa dan tidak ada seorang Nasrani pun yan akan tersisa di bumi sampai hari kiamat. Mereka lalu berkata, Wahai Muhammad, kami memutuskan untuk tidak bermubahalah denganmu dan Mengakui kebenaran agamamu' Bila kalian membatalkan mubahalah, maka kalian harus memeluk Islam dan kalian akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan muslimin lainnya.' Ketika mereka menolak, Rasul saw bersabda, Jika begitu kami akan memerangi kalian.' Mereka lalu berkata, 'Kami tidak mampu berper dengan bangsa Arab. Namun kami akan berdamai denganmu agar engkau tidak memerangi kami dan membiarkan kami tetap memeluk agama kami Sebagai gantinya, kami akan memberikan dua ribu kain; seribu kami berikan lan Safar dan sisanya di bulan Rajab, ditambah 30 baju besi.' Rasu menyetujui tawaran mereka dan berdamai dengan mereka berdasarkan kepakatan itu." Tafsir Fakhrurrazi, jil. VIII, hal. 80) Zamakhsyari berkata, tidak ada dalil keutamaan Ashab al-Kisa yang lebih kuat dari ini. Sebab, ketika ayat ini turun, Rasulullah membawa mereka bersamanya. Maka, jelaslah bahwa merekalah yang dimaksud dalam ayat ini, dan bahwa anak-anak Fathimah serta keturunannya disebut sebagai anak-anak beliau dan memiliki hubungan nasab dengan Rasul saw." Tafsir al-Kasyaf, jil. I, hal. 434. Juga, lihat Shahih Muslim, jil. XV, hal. 17 bab "Keutamaan" hadis ke-6170; Tarikh Madinah, Ibnu Syubah, jil. I, hal. 581-583; Musnad Ahmad, jil. I, hal.185 cet. Mesir dan hal. 302 cet. Beirut hadis ke-1611 dari Sa'ad; Sunan Turmudzi, jil. V, hal. 225-637 hadis ke-2999-3724; Kanz al-Ummal, jil. II, hal.379-380
[20] Ali Imran: 77
[21] Hadis ini juga diriwayatkan dari Imam al-Sajad dan Imam Ja'far as dengan sedikit tambahan, yaitu, "Tiga golongan manusia yang tidak akan dipedulikan Allah.... dan orang yang mengatakan bahwa Fulan dan Fulan memiliki bagian pahala dalam islam" Tafsir 'Ayyasyi, jil. I, hal. 178 hadis ke-64-65.
[22] Ali Imran: 8
[23] Allah berfirman: Agama yang diterima di sisi Allah adalah Islam. Barangsiapa mengikuti agama selain Islam, maka agamanya tidak akan diterima.(Ali Imran: 19/85)
[24] Ali Imran: 31
[25] al-Nisa': 59; al-Nur: 54; Muhammad: 33
[26] Ali Imran: 32.
[27] Sebagai tambahan bagi penafsiran penulis terhadap ayat-ayat di atas.
[28] Ali Imran: 57
[29] Ali Imran: 58
[30] al-Baqarah: 105.
[31] Ali Imran: 97
[32] al-Ankabut: 67
[33]" Rasul saw bersabda, "Mengenal keluarga Muhammad akan membebaskan dari api neraka, kecintaan kepada mereka akan membuat seseorang melewati sirath dan wilayah mereka akan melindungi dari neraka." al-Hawi li al-Fatawa, jil. II, hal. 97
[34] Ali Imran: 103
[35] Bihar al-Anwar, jil. XXXVI, hal. 18; Kasyf al-Ghummah, jil. I, hal. 317
[36] Ali Imran: 106
[37] " Penyamaan dengan patung sapi yang disembah Bani Israil, ketika Musa as tidak hadir di antara mereka-penerj
[38] Tambahan dari referensi.
[39] " Bihar al-Anwar, jil. XXX, hal. 204; Tafsir Qummi, jil. I, hal. 109; Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. I, hal. 381; Khishal, Syaikh Shaduq, hal. 459
[40] Ali Imran: 107
[41] Raudhah al-Wa'idhin, hal. 294 (dengan sedikit perbedaan redaksi).
[42] Ali Imran: 162
(Karimah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar