Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » 500 Ayat Untuk Ali Bin Abi Thalib Bagian 4

500 Ayat Untuk Ali Bin Abi Thalib Bagian 4

Written By Unknown on Minggu, 31 Desember 2017 | Desember 31, 2017


SURAT AN-NISA'

Allah menjadikan ketaatan kepada Ali sebagai ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, penentangan terhadap Ali sama dengan penentangan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dia berfirman:

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ

Barangsiapa bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan melampaui batas-batas-Nya, yang telah ditentukan dalam wilâyah Ali,

يُدْخِلْهُ نَارًا

maka dia akan dimasukkan ke neraka. [1]

Allah menyebut orang yang menyembunyikan keutamaan Ali dan menentang Rasul saw dengan cara mengutamakan orang selain Ali sebagai kafir:

يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ

Pada hari itu, orang-orang yang kafir dan menentang Rasul, dalam hal wilayah Ali,

لَوْ تُسَوَّىٰ بِهِمُ الْأَرْضُ وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا

ingin supaya bumi disamaratakan dengan mereka dan tidak menyembunyikan pembicaraaan dari Allah [2] tentang keutamaan Ali yang mereka sembunyikan dan menyuruh orang-orang untuk tidak menampakkannya. [3]

Allah menyatakan bahwa orang-orang yang menentang Ali akan diliputi oleh kehinaan:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذّلَّةُ

Mereka akan diliputi kehinaan.

Ibnu Abbas berkata, "Yaitu mereka yang merampas hak keluarga Muhammad saw."

إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ

Kecuali jika mereka berpegang kepada tali Allah dan tali (yang berhubungan dengan) manusia.' [4]

Ibnu Abbas berkata, "Tali Allah adalah al-Quran dan tali manusia adalah Ali." [5]

Sekembalinya dari Uhud, Rasul saw bersabda kepada Ali, "Wahai Ali, engkau adalah orang yang pertama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yang pertama berhijrah menuju Alah dan Rasul-Nya, dan yang terakhir bersama Rasul-Nya. Tiada yang mencintaimh kecuali orang mukmin dan tiada yang membencimu kecuali orang munafik," [6]

Allah menjadikan Ali dan keturunannya sebagai wali bagi manusia:

وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ

Kami jadikan para wali bagi setiap orang yang ditinggal orang tua mereka. [7]

Para wali adalah para imam, dan kedua orang tua (umat manusia) adalah Muhammad saw dan Ali, berdasarkan sabda Rasul, "Aku dan Ali adalah orang tua umat ini." [8]

Allah akan memberikan surga kepada orang yang mengikuti Ali dan memberikan neraka kepada orang yang memusuhinya:

وَ كَفَى بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا

dan cukuplah bagi mereka neraka yang apinya menyala-nyala. [9]

Yaitu, bagi mereka yang menolak wilâyah Ali.

Allah akan menjadikan orang yang menaatinya bersama para nabi as:

فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ

Mereka bersama orang-orang yang mendapat nikmat dari Allah, yaitu para nabi dan orang-orang yang berkata benar (shiddiq). [10]

Rasul saw bersabda, "Makna para nabi adalah aku, shiddiqin adalah Ali, syuhada adalah Hamzah, dan orang-orang shaleh adalah Fathimah. Itu dikarenakan Allah menciptakan aku, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain sebelum Dia menciptakan Adam dan ketika langit belum dibangun dan bumi belum dihamparkan. Allah berbicara dengan suatu kalimat dan menciptakan cahaya darinya. Kemudian Dia kembali berbicara dengan suatu kalimat dan menciptakan darinya. Dia lalu menggabungkan keduanya dan menciptakan aku dan Ali. Kami bertasbih ketika tidak ada yang bertasbih kepada Allah Saat Dia ingin menciptakan makhluk lain, Dia membelah cahayaku dan menciptakan Arsy, karena itu aku lebih utama dibandingkan dengannya. Allah lalu mengambil cahaya saudaraku, Ali, dan menciptakan malaikat darinya, karena itu dia lebih utama ketimbang mereka. Kemudian Dia menciptakan langit dan bumi dari cahaya Fathimah, karena itu dia lebih utama ketimbang keduanya. Lalu Allah mengambil cahaya dari Hasan dan menciptakan matahari Dan rembulan, karena itu dia lebih baik dibanding keduanya. Dia lalu mengambil cahaya dari Husain dan menciptakan surga dan bidadari darinya, karena itu dia lebih baik dibanding mereka. Para malaikat

lalu tinggal di tengah kegelapan dan Allah menciptakan cahaya Penerang bagi mereka dari cahaya Fathimah yang menyinari langit dan bumi. Mereka bertanya, 'Wahai Tuhan kami, cahaya apakah ini?' Allah menjawab, inilah cahaya kekasih-Ku, istri kekasih-Ku, dan ibu wali-wali-Ku. Aku jadikan kalian sebagai saksi bahwa pahala tasbih kalian hingga hari kiamat diperuntukkan baginya dan pengikutnya." [11]

Allah menjadikan kebencian kepada Ali sebagai bentuk kemusyrikan dan kecintaan terhadapnya sebagai bentuk pengampuan dosa. Dia berfirman:

إنً اللّه لا يغفر أن يشرك به

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukan-Nya.

Ibnu Abbas berkata, "Menyekutukan Ali sama dengan menyekutukan Allah, dan beriman kepadanya (Ali) sama dengan beriman kepada-Nya." [12]

Allah lalu berfirman:

وَ يَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Dan Dia mengampuni dosa selain menyekutukan-Nya, kepada siapa saja yang Dia kehendaki. [13]

Rasulullah saw bersabda, "(Seorang) mukmin adalah syahid dalam kondisi apapun. Jikalau seorang mukmin mati, sementara dia memikul dosa (seluruh) penghuni bumi, maka kematian akan menghapus dosa tersebut."

"Wahai Ali, beritahulah para pengikutmu bahwa Allah mengampuni dosa selain syirik. Mereka akan bangkit dari kubur seraya berucap, Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah, dan Ali wali Allah.' Mereka akan menaiki unta-unta dari cahaya, yang membawa mereka ke surga." [14]

Allah mengecam mereka yang dengki kepada Ali lantaran keutamaannya dan mengatakan bahwa kenabian dan kekuasaan (kepemimpinan) tidak bisa bergabung dalam satu rumah. [15]

Allah berfirman:

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۖ

Ataukah mereka dengki kepada orang lain atas karunia yang diberikan Allah kepadanya. [16]

Allah membantah klaim mereka dan berfirman:

فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيْمَ الْكِتَابَ وَ الْحِكْمَةَ وَ آتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا

Kami telah berikan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami berikan kekuasaan yang besar...

Kekuasaan yang besar adalah umat dan hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.

Allah lalu menyebutkan keadaan para sahabat Muhammad saw dan pertikaian mereka sekaitan dengan Ali:

فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ صَدَّ عَنْهُ ۚ وَكَفَىٰ بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا

Di antara mereka ada yang beriman padanya dan ada pula yang menentangnya. Dan cukuplah neraka Jahanam yang apinya menyala nyala. [17]

Allah juga menyebutkan keadaan orang yang berpaling dari Ali:

إن الّذين كفرواباياتنا سوف نصلهيم نارا

Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami akan masuk neraka,

Yakni, mereka pantas disiksa karena kafir kepada Ali dan keluarganya, yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah;

ليذو قوا العذاب

Untuk merasakan azab. [18]

Allah lalu menyebut maqam para wali-Nya:

و الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ عَملوا الصّالحات

Orang-orang yang beriman, yaitu Ali, dan beramal saleh, setelah keimanan mereka,

سند خلهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين

akan Kami masukkan (kedalam) surga-surga yang di bawahnya ada sungai mengalir dan mereka akan kekal di dalamnya, [19] berkat keimanan dan takwa mereka.

Allah menyebut kecintaan terhadap Ali dan keluarganya sebagai amanat dan memerintahkan manusia untuk memberikan itu kepada pemiliknya:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا

Allah memerintahkan kalian untuk memberikan amanat kepada yang berhak. [20]

Yakni, Allah membebankan amanat-Nya kepada kalian. Yaitu ketaatan kepada wali-Nya, dan Dia akan menanyakan hal itu di hari kiamat. [21]

Allah mewajibkan manusia untuk menaati Dia, Rasul, dan Wali Nya. Dia berfirman:

أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ

Taatilah Allah, Rasul, dan para pemimpin kalian. [22]

Orang-orang berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat ini. Sebagian mengatakan bahwa para pemimpin (tersebut) adalah ulama. Lainnya mengatakan, mereka adalah para penguasa. Pendapat lain menyebutkan bahwa maksudnya adalah Ali bin Abi Thalib, karena dialah yang alim dan juga seorang penguasa (khalifah). Ini berarti, dialah yang wajib ditaati setelah Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentangnya, berarti dia telah menentang Allah dan Rasul-(Nya). [23]

Allah lalu menyatakan bahwa Dia tidak akan mengampuni musuh-musuh Ali:

إنّ الّذين امنوا ثمّ كفروا ثمّ امنوا ثمّ كفروا ثمّ ازدادوا كفّرا لم يكن اللّه ليغفر لهم

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kepada Nabi, kemudian kafir kepada washi-nya, lalu beriman di hari al-Ghadir dengan cara berbaiat, lalu mereka kafir (lagi) dengan melanggar janji mereka, dan kekafiran mereka bertambah dengan merampas hak Ali, menzalimi Zahra, dan melanggar baiat, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, karena iman mereka tidak tersisa.

Bagaimana tidak, sementara mereka telah membuat Allah, Nabi- Nya, dan walinya marah!

Allah menjadikan orang yang merampas hak Ali sebagai orang kafir:

إنّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا وَ ظَلَمُوا

Orang-orang yang kafir dan menzalimi [24] keluarga Muhammad dengan cara merampas hak mereka.

Ibnu Abbas berkata, "Beginilah penafsiran ayat ini. [25]

Allah menjadikan wilâyah Ali sebagai kebenaran:

قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ وَإِنْ تَكْفُرُوا

Rasul telah mendatangi kalian dengan membawa kebenaran dari Tuhan kalian, maka berimanlah, karena itu lebih baik bagi kalian. [26] Yaitu, kabar tentang wilâyah Ali.

Allah juga menjadikan wilâyah Ali sebagai jalan-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan berpaling dari jalan Allah. [27]

Kemudian Allah menjadikan kecintaan kepada Ali sebagai petunjuk dan cahaya:

قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا

Telah datang petunjuk dari Tuhan kalian dan Kami turunkan cahaya yang terang dan nyata kepada kalian. [28]

Ibnu Abbas berkata, "Petunjuk adalah Muhammad saw dan cahaya adalah Amirul Mukminin."

Allah juga menjadikan kecintaan terhadap Ali sebagai pahala:

ثوابا من عند اللّه

(Sebagai) pahala dari Allah [29]

Rasul saw bersabda, "Wahai Ali, engkau adalah pahala dan>(sebagai) pahala dari Allah syiahmu adalah orang-orang baik (abrar).[30]

Allah menjadikan kecintaan kepada Ali sebagai amanat. Ibnu Abbas berkata, "Amanat adalah kecintaan terhadap Fathimah dan keluarganya. Bila seseorang dibawa ke telaga di hari kiamat dan ditanya apa yang dia lakukan terhadap keturunan Muhammad, maka kecintaan ini akan membawanya menuju Allah dan Rasul-Nya

Allah menyebut Ali sebagai orang shiddiq dan syahid.

فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Mereka akan bersama dengan orang-orang yang mendapatkan kenikmatan dari Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. [31]

Ibnu Abbas berkata, "Ayat ini dikhususkan untuk Ali, kecuali yang berkait dengan maqam kenabian, karena semua nabi adalah shiddiq dan tidak setiap shiddiq adalah nabi dan syahid. Amirul Mukminin adalah orang shiddiq, syahid, dan saleh. Dialah Shiddiq Akbar dan Pemisah (Faruq) kebenaran dengan kebatilan." [32]

Rasulullah saw bersabda, "Wahai Ali, Allah akan membangkitkan engkau dan syiahmu dalam keadaan mengendarai unta-unta surga. Tali kekangnya terbuat dari emas dan di atasnya terdapat pelana dari cahaya. Malaikat berseru kepada mereka, 'Wahai kekasih-kekasih Allah, naikilah unta-unta ini.' Mereka lalu berbaris denganmu, sebagai pemimpin mereka menuju surga. Ketika kalian mendekati Arsy, angin beraroma harum bak kesturi akan membelai wajah-wajah kalian. Para syiahmu akan berseru, Tiada Tuhan selain Allah,

Muhammad utusan Allah, Ali wali Allah. Kami adalah orang-orang yang berada di tempat yang tinggi.'Kemudian suara dari bawah 'Arsy akan berseru kepada mereka, 'Selamat atas kalian. Kalian adalah orang-orang yang mendapatkan perlindungan Allah:

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ

Masuklah ke surga tanpa rasa takut dan sedih.." [33] dan [34]

Allah menyebut orang yang berpaling dari-Nya dan dari wali-Nya sebagai orang munafik:

و إذا قيل لهم تعلوا إلى ما أنزل اللّه وإلى الرّسول

Bila dikatakan kepada mereka, 'Marilah kita mengikuti apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya,' yang menyampaikan keutamaan yang diberikan kepada Ali,

رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

engkau akan melihat orang-orang munafik menjauh darimu, [35] disebabkan kebencian mereka terhadap Ali.

Allah lalu bersumpah:

فلا وربّك

Demi Tuhanmu, wahai Muhammad,

لا يؤمنون

mereka tidak akan beriman kepada Ali,

حتّى يحكّموك فيما شجر بينهم

sampai mereka menjadikanmu sebagai penengah pertikaian mereka.

Yaitu, mereka tidak akan taat kepadamu, karena kemunafikan mereka,

ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

kemudian mereka tidak keberatan atas keputusanmu berkenaan dengan kepemimpinan Ali dan menerima [36] Ali.

Beginilah penafsiran ayat ini. [37]

Allah lalu menyatakan bahwa hidayah menuju kecintaan terhadap Ali adalah anugerah dari-Nya:

ذالك الفضل من الله

Itu adalah anugerah dari Allah. [38]

Yaitu, hidayah menuju kecintaan terhadap Ali, yang akan menyelamatkan manusia dari neraka.

Allah juga memberitahu Nabi-Nya perihal kebencian kaum munafik kepada Ali yang dipendam dalam hati, sementara mereka menampakkan kecintaan kepadanya:

و يقولون طاعة

Mereka berkata, kami taat, terhadap apa yang engkau katakan tentang kepemimpinan Ali.

فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ

Dan bila mereka pergi dari sisimu, sekelompok orang dari mereka akan mengatakan hal yang lain. [39]

Ini merupakan penjelasan tentang kondisi orang-orang munafik yang bermuka-dua.

Allah memberikan anugerah dan rahmat-Nya kepada orang-orang beriman, berupa(kehadiran) Nabi saw dan walinya:

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Bila bukan karena anugerah dan rahmat Allah atas kalian, yaitu nabi dan wali, niscaya kalian akan mengikuti setan, (yaitu Haman,) kecuali sedikit saja di antara kalian, [40] Yaitu, mereka yang mengikuti Ali

Allah lalu menyebutkan keadaan musuh-musuh Ali saat mereka mati dan celaan para malaikat kepada mereka:

إن الّذين توفّاهم الملائكة ظالمي أنفسهم

Orang-orang yang diambil nyawa mereka dalam keadaan menzalimi diri mereka sendiri, karena meninggalkan kecintaan terhadap Ali yang akan menjadi penyelamat mereka,

الوا فيم كنتم

malaikat akan bertanya,"Bagaimanakah kalian ketika hidup?"

Mereka menjawab :

 كنّا مستضعفين في الأرض

Kami adalah orang yang lemah dan tertindas di muka bumi," karena tidak mengetahui imam yang sebenarnya.

قالوا ألم تكن أرض الله واسعة فتها جروا فيها

Malaikat lalu berkata, "Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kalian dapat berpindah-pindah di sana?"

Yaitu, apakah kalian tidak merenungkan diri kalian yang merupakan bumi Allah, sehingga dapat mengenal imam yang sebenarnya?

Allah berfirman:

فأولئك مأواهم جهنّم

Mereka adalah orang-orang yang akan ditempatkan di neraka. [41]

Allah lalu menyebutkan keadaan mereka yang mencintai Ali tanpa dalil (alasan):

إلّا المستضعفين من الرّجال والنّساء و الولدان لا يستطيعون حيلة

Kecuali orang-orang yang tertindas, baik lelaki, wanita, atau anak-anak, yang tidak mampu berbuat apapun, (untuk mencari ilmu)

و لا يهتدون سبيلا

dan mereka tidak mendapat petunjuk ke jalan yang benar, berupa dalil yang kuat, dan hanya mewarisi kecintaan terhadap Ali dari ayah dan ibu mereka.

فأولئك عسى اللّه أن يعفو عنهم

Mungkin Allah akan mengampuni mereka, [42] dikarenakan kecintaannya kepada Ali.

Ini sesuai dengan riwayat dari para maksumin bahwa Allah akan memasukkan syiah Ali ke surga, termasuk golongan Haqqiyah (yang mengakui kebenaran Ali, namun tidak mengenalnya). Allah menyatakan bahwa orang-orang munafik (musuh-musuh Ali) akan berada di neraka peringkat terbawah. Mereka lebih rendah dari orang-orang kafir, meski melakukan shalat, puasa, jihad, dan ibadah lain. Sebabnya adalah: Pertama, orang-orang kafir tidak mengetahui (tentang kebenaran Ali). Bila tahu, mereka tentu akan beroleh hidayah. Sedangkan orang-orang munafik berada dalam kesesatan, meski mereka tahu tentang itu. Tentu saja, orang yang tahu tidaklah sama dengan orang yang tidak tahu.

Kedua, dengan kekufurannya, orang-orang kafir tetap mengagungkan Allah dan menyebut-Nya sebagai Cahaya Besar, sedang- kan orang-orang munafik merendahkan Allah dan menisbahkan hal-hal yang tidak layak bagi-Nya, seperti jism dan selainnya.

Ketiga, orang-orang kafir tetap memuliakan para nabi as dan menyebut Rasul sebagai Namus Akbar, sedangkan orang-orang munafik merendahkan para nabi dan menisbahkan kesalahan dan dosa kepada mereka. Hal yang sama juga dilakukan terhadap Rasul saw. Karena itu, orang-orang kafir lebih "suci" ketimbang mereka, dan orang-orang munafik akan berada di tingkatan terbawah neraka.

Allah lalu menyebutkan bahwa bila ada di antara mereka yang bertaubat, maka Dia akan menerima taubat mereka:

إلّا الّذين تابوا

Kecuali mereka yang bertaubat, dari kesalahan,

و اعتصموا بالله

dan berpegang pada tali Allah untuk mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus,

و أخلصوا دينهم للّه فأولئك مع المؤمنين

serta memurnikan agama mereka, dengan cara mengikuti para wali-Nya dan memusuhi musuh-Nya, maka mereka akan bersama orang-orang beriman. [43]

Allah menyebutkan bahwa Dia tidak akan menghukum hamba-Nya dengan api neraka, kecuali orang yang kafir kepada wali-Nya, karena orang yang menentang wali Allah berarti kafir terhadap Allah dan Nabi:

ما يفعل اللّه بعذابكم إن شكرتم

Allah tidak akan menghukum kalian bila kalian bersyukur atas nikmat-Nya kepada kalian.

و امنتم و كان اللّه شاكرا عليما

Dan beriman kepada Dia, Nabi, dan wali-wali-Nya: Allah berterima kasih kepada orang beriman, dan Maha Mengetahui [44] (keadaan) orang yang munafik.

Allah lalu memberitahu hamba-hamba-Nya bahwa yang dibawa oleh Nabi saw adalah kebenaran dari sisi Nya:

يا ايها النّاس قد جاء كم الرّسول بالحق من ربّكم فامنوا

Wahai orang-orang beriman, Rasul telah datang kepada kalian (dan) membawa kebenaran dari Tuhan kalian, maka berimanlah kepada Allah, Rasul-Nya, dan wali-nya:

فامنوا خيرا لكم وإن تكفروا فإنّ اللّه ما في السّماوات و الأرض

itu baik bagi kalian dan bila kalian kafir terhadap kepemimpinan Ali, maka sesungguhnya semua yang ada di bumi dan langit adalah milik Allah. [45]

Apa yang menjadi milik Allah adalah milik Nabi-Nya dan yang menjadi milik Nabi saw juga milik walinya.

Kemudian Allah menutup surat al-Nisa' dengan sebuah ayat dimana Dia bersaksi bahwa orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta membenarkan semua yang dibawanya dari sisi Allah, maka dia akan dibimbing ke jalan yang lurus, yaitu mengenal imam yang sebenarnya:

فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang pada-Nya, maka Dia akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya dan membimbing mereka ke jalan yang lurus, [46] yaitu kecintaan kepada Ali [47]


Catatan Kaki:

[l] an-Nisa': 14

[2] an-Nisa': 42.

[3] Lihat: Tafsir Shafi, jil. I, hal. 452, Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. I, hal. 482 hadis ke-258.

[4] Ali Imran: 112

[5] Al-Sirath al-Mustaqim, jil. I, hal. 286; Tafsir Furat al-Kufi, hal. 92; Tafsir 'Ayyasyi, jil I, hal. 196

[6] Amali, Mufid, hal. 472; Kasyf al-Ghummah, jil. II, hal.33

[7] an-Nisa': 33

[8] Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal.74; 'Ilal al-Syarai', jil. I, hal. hal. 127; Manaqib Ali Abi Thalib, jil. II, hal. 300.

[9] al-Nisa': 55

[10] an-Nisa': 69

[11] Nawadir al-Mu'jizat, hal. 83; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 139; Bihar, jil. XXV, hal.16

[12] Lihat: Syarh Ushul al-Kafi, jil. VII, hal. 102. Rasulullah saw juga bersabda, Wahai Hudzaifah, hujjah Allah sepeninggalku adalah Ali bin Abi Thalib. Kafir kepadanya adalah kafir kepada Allah dan menyekutukannya adalah menyekutukan Allah. Meragukannya berarti meragukan Allah dan mengingkarinya berarti mengingkari Allah., karena dia adalah saudara Rasulullah, washi-nya, dan pemimpin umatnya. Dia adalah tali Allah yang tidak akan terputus." Amali, Syaikh Shaduq, hal. 264.

[13] an-Nisa': 48.

[14] Sebagian riwayat ini disebutkan dalam Tarikh Dimasq, jil. IV, hal. 332 dan

sebagian lainnya di al-Wasail, jil. II, hal. 664 dan Bihar al-Anwar, jil. II, hal.236

[I5] Lihat: al-Yaqin, Ibnu Thawus, hal. 273; Tarikh Thabari, jil. III, hal. 288.

[16] an-Nisa': 54.

[17] an-Nisa': 54-55.

[18] an-Nisa': 56.

[19] an-Nisa': 57.

[20] an-Nisa': 58.

[21] Lihat: Syarh al-Akhbar, Nu'mani, jil. I, hal. 246; Tafsir Furat, hal. 107 hadis ke-

103.

[22] an-Nisa': 59.

[23] Jabir bin Yazid al-Ja'fi mengatakan: Aku mendengar Jabir bin Abdullah Anshari berkata, "Ketika Allah menurunkan ayat: Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah, Rasul, dan para pemimpin kalian, aku bertanya kepada Rasulullah saw, 'Kami telah mengenal Allah dan Rasul-Nya. Lalu, siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang harus ditaati selain Anda? Beliau menjawab, 'Mereka adalah para khalifahku dan pemimpin umat setelahku. Yang pertama adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan, Husain, Ali bin Husain, Muhammad bin Ali yang dalam Taurat dikenal dengan al-Baqir-dan engkau akan menjumpainya; bila engkau bertemu dengannya, sampaikan salamku untuknya-kemudian Ja'far bin Muhammad, Musa bin ja'far. Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali, kemudian putranya yanag nama dan kunyah nya sama dengan nama dan kunyahku Dialah yang akan memenangkan agama Allah di seluruh penjuru dunia dan dia akan ghaib dimana tidak ada yang mengakui keimamahannya kecuali mukmin sejati ' wahai rasulullah apakah para pengikutnya dapat mengambil manfaat darinya ? Demi zat yang mengutusku sebagai nabi mereka akan mengambil manfaat dari cahaya wilayah nya dimasa ghaib nya sebagai mana orang yang memenfaatkan sinar matahari tertutup awan . wahai jabir ini adalah rahasia Allah jangan katakan kepada siapapun kecuali kepada orang yang layak." Kifayah al-Atsar, hal. 53; A'lam al-Wara, hal. 375; Kamal al-Din, jil. I, hal.253; Kasyf al-Ghummah, jil. III, hal. 299; Manaqib Al Abi Thalib, jil. I, hal. 282. Diriwayatkan dari Aban: Aku menemui Imam al-Ridha as dan bertanya tentang firman Allah: Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah Rasul, dan para pemimpin kalian. Imam as menjawab, "Maksudnya adalah Ali bin Abi Thalib." Lalu beliau terdiam. Aku bertanya, "Lalu siapa setelahnya?" Hasan." Aku bertanya lagi, "Kemudian siapa setelahnya?" "Husain." "Lalu siapa?" "Ali bin Husain." Beliau terus diam setiap menyebut sebuah nama, hingga aku mengulang pertanyaanku dan beliau menyebutkan semua nama mereka. Tafsir al-Ayyasyi, jil. I, hal. 251 hadis ke-171; Tafsir Burhan, jil. I, hal. 385; Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. I, hal. 500 hadis ke-332. Sulaim bin Qais meriwayatkan Amirul Mukminin as berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw siapakah para imam setelahku?" Beliau bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang disejajarkan dengan-Nya dan diriku (beliau lalu membaca ayat: Taatilah Allah Rasul, dan para pemimpin di antara kalian). Mereka adalah para imam." "Siapakah hai Rasulullah?" tanyaku. Beliau menjawab, "Mereka adalah para, waashi-ku sampai mereka berjumpa denganku di telaga (surga). Semua mereka adalah orang yang terbimbing dan membimbing selain mereka. Mereka selalu bersama al-Quran dan tidak pernah berpisah darinya. Berkat mereka, umatku akan mendapat pertolongan Allah dan rezeki-Nya serta dengan mereka pula umatku akan dilindungi dan dikabulkan doanya." "Wahai Rasulullah, sebutkanlah nama-nama mereka semua." "Salah seorang (di antara) mereka adalah anakku ini (beliau meletakkan tangannya di atas pundak Hasan), kemudian anakku yang ini (beliau meletakkan tangannya di atas pundak Husain), kemudian anak Husain yang disebut Ali, dan dia akan lahir semasa hidupmu, maka sampaikanlah salamku kepadanya. Demikian seterusnya sampai berjumlah 12 imam dari keturunan Muhammad." "Bisakah Anda menyebut nama-nama mereka?" Beliau lalu menyabutkan nama mereka satu-persatu. Demi Allah, di antara mereka adalah al-Mahdi, yang akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah dipenuhi dengan kezaliman. Demi Allah, aku mengetahui nama-nama mereka yang berbaiat kepadanya, bahkan nama-nama ayah dan kabilah mereka Tafsir Ayyasyi, jil. I, hal.253-254 hadis ke-177; Tafsir Burhan, jil. I, hal. 386; Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. I, hal. 504 hadis ke-346 menukil dari Kamal al-Din

[24] an-Nisa': 168

[25] Lihat: Tafsir Ayyasyi, jil. I, hal. 285; Syarh Ushul al-Kafi, jil. VII, hal. 90; Syarh al akhbar jil I hal. 243

[26] an-Nisa: 170.

[27] an-Nisa': 167

[28] an-Nisa': 174.

[29] Ali Imran: 195.

[30] Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. I, hal. 425; Tafsir Kanz al-Daqaiq, jil. II, hal. 328; Tafsir Ayyasyi, jil. I, hal. 212 hadis ke-177; Bihar al-Anwar, jil. XXXVI, hal. 97.

[31] an-Nisa': 69.

[32] Rasulullah saw bersabda, "Orang-orang shiddiq itu tiga (orang), yaitu Habib al- Najjar, Hizqil (seorang mukmin dari keluarga Fir'aun), dan Ali bin Abi Thalib yang paling utama di antara mereka." al-Firdaus Bima 'tsur al-Khitab, jil. II, hal. 421 hadis ke-3866 dan hal. 581 hadis ke-3681. Rasul saw juga bersabda, "Wahai Ali, engkau adalah imam pertama dari 12 imam. Allah menamaimu dengan Ali Murtadha, Amirul Mukminin, Shiddiq Akbar, Faruq A'dham, Ma'mun (yang diberi amanat), dan Mahdi (yang diberi petunjuk). Nama-nama ini tidak layak bagi selainmu." al-Ghaibah, Syaikh Thusi, hal. 96-97. Juga, lihat Manaqib al-Kufi, jil. I, hal. 277; Kanz al-Ummal, jil. XI, hal. 612; al-Khishal, 184.

[33] Al-A'raf: 49.

[34] Lihat Tafsir Kufi, hal. 120.

[35] an-Nisa': 61.

[36] an-Nisa': 65.

[37] Mustadrak Safinah al-Bihar, jil. II, hal. 362; Mukhtasar al-Bashair, hal. 71, Tafsir

Qummi, jil. I, hal. 142.

[38] an-Nisa': 70.

[39] an-Nisa': 81.

[40] an-Nisa': 83.

[41] an-Nisa': 97

[42] an-Nisa': 98.

[43] an-Nisa': 146.

[44] an-Nisa': 147

[45] an-Nisa': 170.

[46] an-Nisa': 175.

[47] Diriwayatkan bahwa makna jalan lurus adalah Ali as. Lihat Tafsir Ayyasyi, jil. I, hal. 285; Tafsir Ashfa, jil. I, hal. 255.

(Karimah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: