Rajab adalah salah satu bulan termulia yang disediakan Allah untuk hamba-hamba-Nya. Ada berbagai keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah saw berkata : “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan Allah di dalamnya disebutkan tentang keutamaan dan pahala yang berpuasa di siang harinya, kemudian ada yang bertanya Ya Rasulullah Kalau ada yang tidak mampu atau berhalangan berpuasa agar mendapat keutamaan tersebut apa yang harus dilakukannya. Rasulullah saw menjawab hendaknya dia membaca tasbih berikut setiap harinya 100 kali selama satu bulan.
سُبْحانَ الاِْلهِ الْجَليلِ، سُبْحانَ مَنْ لا يَنْبَغي التَّسْبيحُ إِلاّ لَهُ، سُبْحانَ الاَْعَزِّ الاَْكْرَمِ، سُبْحانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَهُوَ لَهُ اَهْلٌ
subhânal ilâhal jalîl, subhâna man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal a’azzul akromi, subhâna man labisal ‘izza wa huwa lahu ahlun
Mahasuci Allah Yang Maha Mempunyai Kebesaran, Maha suci (Allah) Yang hanya Dia-lah yang layak disucikan, Maha suci (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Dermawan, Maha suci (Allah) Yang Menyandang Kemuliaan dan Hanya Dialah Yang pantas menyandangnya.
Selain itu, bersedekah sangat dianjurkan baik sebagai amalan tersendiri ataupun sebagai dari puasa sunnah yang tidak bisa dilakukannya selain tasbih yang harus dibacanya setiap hari dengan niat ibadah.
Amalan malam
– Malam ke 13 : sholat 2 rakaat, pada rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah membaca surah Yâsin dan pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca Surah Al-Mulk (Tabârok) dan surah At-Tauhid (Al-Ikhlash).
a. Pada malam ke 14 Rajab sholatnya sama seperti sholat malam ke 13 sholatnya empat rakaat dengan dua salam.
b. Pada malam ke 15 Rajab sholat 6 rakaat, sholatnya sama dengan sholat pada malam 13 dengan dua salam (3 kali sholat seperti malam 13).
Diriwayatkan dari Imam Shodiq a.s. :”Barangsiapa yang mengerjakan amalan di atas maka Allah akan mengampuni segala dosanya kecuali dosa syirik”. (Mafâtîhul Jinân, hal. 201).
c. Amalan Hari ke 15 Bulan Rajab
Hari tanggal 15 Rajab adalah hari yang berkah adapun amalan yang dikerjakan pada hari tersebut adalah:
Mandi. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut : Nabi saw bersabda : Barangsiapa memasuki bulan Rajab hendaklah dia mandi di awal bulannya, pertengahannya dan di akhirnya maka dia akan dihapuskan dosanya sebagainya saat dia keluar dari perut ibunya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. : “Nabi Adam berkata kepada Allah, Ya Allah beritakan kepadaku tentang sebaik-baiknya hari dan saat di sisi-Mu? Allah Swt mewahyukannya kepada Adam a.s.. Ya Adam waktu yang paling Aku senangi adalah Nisfu Rajab (pertengahan Rajab) hari dimana untuk mendekatkan diri, bertamu, berpuasa, berdoa, beristighfar dan membaca kalimat lâ ilâha illallâh. Ya Adam Aku akan menerima, mengabulkan bagi yang dating kepada-Ku dan berdoa, Aku akan menutupi (aib) bagi mereka yang menutupi aib, Daku mengutus keturunanmu sebagai Nabi, Sebaiknya di hari tersebut tidak disibukkan dengan urusan pekerjaan ke pasar (shoping) karena hari itu penuh kedamaian, keberkahan, kemuliaan dan dikhususkan di pertengahan bulan Rajab. Tidaklah yang memohon kepada-Ku kecuali Aku akan kabulkan. Yang memohon ampun akan Aku ampuni, Yang memohon rezki akan aku berikan rezki, Yang menghadap kepada-Ku adan Aku terima, Yang mengharapkan rahmat-Ku akan Aku berikan. Ya Adam barangsiapa di hari Nisfu Rajab berpuasa, berzikir dengan khusyu‟, menjaga kehormatannya, bersedekah dengan hartanya maka dia akan mendapatkan balasan dari sisi-Ku berupa syurga. Ya Adam sampaikan kepada anak cucumu agar menjaga diri mereka di bulan Rajab karena yang berbuat salah di bulan tersebut akan membahayakannya.
Amalan Ummu Dawud dan Dalilnya
Ummu Daud adalah wanita sholihah ibunya Daud, ayahnya Daud adalah Hasan anaknya Imam Hasan bin Imam Ali bin Abi Tholib a.s. Ummu Daud adalah Ibu susu Imam Shodiq a.s. yang dengan air susunya menyusui Daud. Adapun ceritanya amalan Ummu Daud adalah Kholifah Mansur Al-Abasi atasnya kutukan Allah menangkap anaknya Daud dan dibawa ke Iraq kemudian di penjara dengan perlakuan yang keras di penjara. Datanglah Ummu Daud ke Imam Ja‟far Shodiq a.s. kemudian Imam menanyakan tentang Anaknya dan dijawab wahai Tuanku bagaimana keadaan Daud yang berpisah dariku cukup lama dia dipenjara di Iraq. Kemudian Imam berkata : “Dimana engkau dengan dengan doa Istiftah (pembuka) dia adalah doa yang dengannya akan dibukakan pintu-pintu langit dan akan mengabulkan dengan segera hajat yang berdoa dengannya dan yang mengamalkannya akan diganjar dengan syurga. Berkatalah Ummu Daud gerangan apakah amalan dan doa tersebut duhai putra orang-orang yang benar. Imam Shodiq berkata kepadaku :”Ya Ummu Daud bulan haram telah tiba dia adalah bulan Rajab yang mendengarkan doa dia adalah bulan Allah yang mulia maka berpuasalah engkau pada ayyamul bîd (hari-hari putih) yaitu hari 13, 14 dan 15. Dan mandilah di hari yang ke 15 menjelang dhuhur. Sholatlah Zawal (sebelum azan dhuhur) 8 rakaat sempurnakan rukuk dan sujudnya kemudian sholatlah dhuhur dan 2 rakaat setelah dhuhur setelah itu bacalah 100 kali doa Yâ qôdiyal hawâijath-thôlibîn (Duhai yang mengabulkan hajat orang yang meminta) kemudian sholatlah 8 rakaat, sholat sunnah sebelum ashar, bacalah setelahnya surat alfatihah dan 3 kali surat al-ikhlas, dan surat al-kautsar kemudian sholat ashar lakukanlah sholat tersebut dengan pakaian yang bersih dan sungguh-sungguh dan jangan ada orang yang berbicara dengan anda. Selesai sholat ashar sambil menghadap qiblat bacalah 100 kali surat alfatihah, 100 kali surat al-ikhlas, 10 kali ayat kursi, kemudian bacalah surat Al-An‟am, Al-Isra, Alkahfi, Luqman, Yasin, Ash-shoffat, Hamim Sajadah (Fushshilat), hamim ain sin qof (Asy-syuuro), Hamim Dukhon (ad-dukhon), Al-Fath, Al-Waqi‟ah, Al-Mulk, Al-Qolam, Al-Insyiqoq hingga akhir qur‟an. Bila tidak sempurna semuanya atau tidak bisa membacanya melalui mushaf (karena halangan) maka bacalah 1000 kali surat al-ikhlas bila selesai maka bacalah doa (doa ummu daud). Usahakanlah saat membaca doa meneteskan air mata walau sebesar kepalanya lalat karena dia tanda dari dikabulkan.
Berkatalah Ummu Daud ;”Aku mengamalkan apa yang diperintahkan Ash-Shodiq a.s. Kemudian saat tidur di malam itu menjelang akhir malam aku melihat Nabi Muhammad saw dan dari semua yang bersholat kepadanya dari para malaikat, para Nabi, kemudian Nabi saw berkata kepada Ummu Daud, Ya Ummu Daud bergembiralah dan semua yang melihat amalmu juga saudara-saudaramu semuanya akan memberikan syafaat kepadamu, memberi berita gembira padamu, dan hajatmu akan terkabul dan berbahagialah sesungguhnya Allah akan menjagamu dan anakmu dan akan mengembali kannya padamu.
Ummu Daud berkata saat aku terbangun selang perjalanan antara Iraq ke Madinah datanglah Daud kepadaku kemudian aku bertanya padanya tentang keadaannya. Daud menjawab :”Saat aku dipenjara di tempat yang sempit dengan pagar besi sampai pertengahan Rajab, dimalamnya aku melihat dalam mimpiku, aku melihat engkau dalam sholatmu di kelilingi orang laki-laki yang kepala-kepala mereka di langit dan kaki-kaki mereka di bumi bertasbih kepada Allah di sekitarmu maka berkatalah kepadaku seorang yang tampan, bersih pakaiannya, harum baunya seharum baunya kakekku Rasulullah saw ;”Berita gembira duhai putra wanita yang sholehah, telah dikabulkan Allah amalan ibumu dan doanya. Kemudian aku bangun. Utusan Manshur sudah di pintu dia masuk di kegelapan malam melepaskan rantai penjaraku dia berbuat baik padaku dan memberiku 10 ribu dirham, yang dengannya aku pulang ke madinah.
Kemudian Ummu Daud mendatangi Aba Abdillah ash-shodiq a.s. Imam Shodiq a.s. berkata :”Al-Manshur melihat Amirul Mukminin Ali a.s. dalam mimpinya dan berkata kepadanya ;‟Lepaskan anakku kalau tidak kau akan kumasukkan kedalam api dia (Manshur) melihat di bawah kakinya ada api kemudian dia bangun dari tidurnya menyuruh agar membebaskan Daud. Berkata Ummu Daud kepada Abi Abdillah a.s. Duhai Tuanku apakah aku boleh berdoa dengan doa tersebut selain di bulan Rajab. Imam Shodiq menjawab :”Iya di hari Arofah atau hari Jum‟at. Maka yang mengamalkannya akan diampuni Allah Swt atau di setiap bulan dengan melakukan puasa di ayyamul bît dan melakukannya sama seperti di nisfu Rajab. Dalam riwayat yang lain di hari Arofah atau setiap hari bisa dibaca doanya Allah akan mengabulkan hajatnya. Insya Allah.
Adab dan Amalan hari ke15 Rajab
Doa Ummu Dawud adalah di antara doa-doa yang penting di baca pada hari ke 15 Rajab. Dia antara rahasia yang ada dalam doa tersebut adalah:
1) Dapat mengabulkan semua hajat
2) Menghilangkan berbagai kesulitan
3) Melindungi dari kezaliman orang yang zalim
Yang ingin mendapatkan hal tersebut di atas agar dia berpuasa pada hari ke 13, 14 dan 15. Ketika telah tergelincir matahari pada hari ke lima belas Rajab, mandilah kemudian baguskan sholat Dhuhur dan sholat Ashar. sempurnakanlah rukuk dan sujudnya. Jadikan hari itu untuk tidak berkerja dan berbicara dengan manusia.
Bila selesai sholat menghadaplah ke kiblat dan bacalah: 100 kali surah al-fatihah. 100 kali surah Al-Ikhlas, 10 kali ayat kursi, Kemudian setelahnya membaca: 1. Surah Al-An-„am, 2. Surah Bani Israil, 3. Surah Kahfi, 4. Surah Lukman, 5. Surah Yâsin, 6. Surah Shoffât, 7. Surah Hâmim Sajadah, 8. Surah Hâmim „ain Sin Qôf, 9. Surah Hâmim dukhon, 10. Surah Al-Fath, 11. Surah Al-Waqi‟ah, 12. Surah Al-Mulk, 13. Surah Nun, 14. Surah Idzas samâ-un saqqot hingga akhir Quran. Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas kemudian baru membaca Doa Ummu Daud (http://angkasa-news-agency.blogspot.com/2017/12/doa-ummu-dawud.html).
Doa Sebelum Membaca Al-Quran
Pada saat membaca Al-Qur’an, hendaklah mengambil nya dengan tangan kanan dan jangan lupa bahwa anda dalam keadaan suci lalu dibuka sambil membaca:ْ
سْمِ اللهِ، اللََّهُمَّ إِنِّي أشْهَدُ أَنَّ هَذَا كِتَابُكَ المُنَزَّلُ مِنْ عِنْدِكَ عَلَى رَسُولِكَ مُحَمَّدٍ (ص)، وَكِتَابُكَ النَّاطِقُ عَلَى لِسَانِ رَسُولِكَ، فِيهِ حُكْمُكَ وَشَرَائِعُ دِينِكَ، أَنْزَلْتَهُ عَلَى نَبِيِّكَ، وَجَعَلْتَهُ عَهْدًا مِنْكَ إِلَى خَلْقِكَ، وَحَبْلاً مُتَّصِّلاً فِيمَا بَينَكَ وَبَيْنَ عِبَادِكَ. اللَّهُمَّ إِنِّي نَشَرْتُ عَهْدَكَ وَكِتَابَكَ، اللَّهُمَّ فَاجْعَلْ نَظَرِي فِيهِ عِبَادَةً، وَقِرَاءَتِي تَفَكُّرًا، وَفِكْرِي اعْتِبَارًا، وَاجْعَلْنِي مِمَّنْ أَتِّعِظُ بِبَيَانِ مَوَاعِظَكَ فِيهِ وَأجْتَنِبُ مَعَاصِيكَ، وَلاَ تَطْبَعْ عِنْدَ قِرَاءَتِي كِتَابِكَ عَلَى قَلْبِي وَلاَ عَلَى سَمْعِي، وَلاَ تَجْعَلْ عَلَى بَصَرِي غِشَاوَةً، وَلاَ تَجْعَلْ قِرَاءَتِي قِرَاءَةً لاَ تَدَبُّرَ فِيهَا، بَلِ اجْعَلْنِي أتَدَبَّرُ آيَاتِهِ وَأحْكَامِهِ، آخِذًا بِشَرَائِعِ دِينِكَ، وَلاَ تَجْعَلْ نَظَرِي فِيهِ غَفْلَةً، وَلاَ قِرَاءَتِي هَذْرَمَةً، إِنَّكَ أنْتَ الرَّؤُوفُ الرَّحِيمُ
Allâhumma inî asyhadu annâ hâdzâ kitâbuk, al-mun zalu min ‘indika, ‘alâ Rosûlika Muhammadin shollallô hu ‘alaihi wa âlihi, wakalâ mukan nâtiq ‘alâ lisâni nabiyyika, ja’altahû hâdiyam minka ilâ kholqik, wa hablan mut tashilan fîmâ baynaka wabayna ‘ibâdika, Allâhumma innî nasyartu ‘ahdaka wakitâbaka, Allâhumma faj’al nazhorî fîhî ‘ibâdah, waqirô-atî fîhî fikrô, wafikri fîhî i’tibâro, waj’alnî mimmanit ta’azho bibayâni mawâ ‘izhika fîhi, wajtanaba ma’âshiyak, walâ-tathba’ ‘indâ qirô atî ‘alâsam’î, walâ taj’al ‘alâ bashorî ghisyâwatan, walâ taj’al qirôatî qirô-atan lâtadabburo fîhâ, balij’alnî atadabbaru âyâtihi wa ahkâmihî âkhidzan bisyarô yî’i dînika, walâ taj’al nazhorî fîhî ghoflatan, walâ qirô atî hadzaron innaka antar roûfur rohîm
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, Ya Allah curahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluarganya. ”Ya Allah! daku bersaksi bahwa sesungguhnya Al-Quran ini diturunkan dari sisi-Mu kepada Rasul-Mu Muhammad bin Abdullah saww. Firman-Mu yang diucapkan melalui lisan Nabi-Mu, yang telah Engkau jadikan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia dan sebagai tali yang menyambungkan antara Engkau dan hamba-hamba-Mu. Ya Allah! sesungguhnya aku membuka petunjuk-Mu dan kitab-Mu Ya Allah! jadikanlah penglihatanku terhadapnya sebagai ibadah dan bacaanku terhadapnya sebagai berfikir, dan berfikirku tentangnya sebagai I’tibar (mengambil pelajaran). Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menasihatkan (manusia) dengan nasihat-nasihat-Mu dan menjauhkan (manusia) dari memaksiati-Mu dan janganlah Engkau tutupi pendengaranku (hingga tidak dapat menerima hidayah-Mu) ketika membaca Al-Quran dan janganlah Kau jadikanlah atas mataku (ada) penghalang dan janganlah Kau jadikan bacaan (Al-Quran)-ku sebagai bacaan yang tidak ber-tadabbur (mengambil pelajaran dari isinya), bahkan sebaliknya jadikanlah aku (dapat) men-tadabburi (mengambil pelajaran) dari ayat-ayat dan hukum-hukumnya yang menjadikan rujukan syariat-Mu. dan janganlah Kau jadikan pandangan-Ku terhadapnya (sebagai) pandangan yang lalai dan bacaanku (sebagai bacaan yang meracau. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar