Bahraini anti-regime protesters hold posters of Sheikh Ali Salman.
Amnesty International telah menyatakan keprihatinan mendalam atas kelanjutan pelanggaran hak asasi manusia di Bahrain, dengan mengatakan bahwa situasi tersebut mengindikasikan serangan kekerasan rezim Al Khalifah untuk membungkam suara ketidaksetujuan di sheikhdom itu.
"Amnesty International hari ini menyatakan keprihatinan serius tentang perkembangan terakhir di Bahrain," kata organisasi HAM itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (21/12).
Badan hak asasi manusia yang berbasis di Inggris mencantumkan beberapa kasus pelanggaran hak asasi manusia Manama, termasuk dakwaan baru terhadap kepala Masyarakat Islam Nasional al-Wefaq yang dibubarkan, Sheikh Ali Salman, pembubaran National Democratic Action Society (Wa ' iklan), pengadilan terhadap warga sipil di pengadilan militer dan pengadilan yang sedang berlangsung terhadap aktivis hak asasi manusia Nabil Rajab.
Laporan tersebut mencatat bahwa mereka meminta klarifikasi dari pihak berwenang Bahrain mengenai kasus tersebut melalui sebuah surat pada tanggal 21 November, namun rezim Manama belum memberikan tanggapan apapun.
"Sebuah amandemen konstitusi yang diratifikasi oleh Raja pada tanggal 3 April membuka jalan untuk pengadilan militer terhadap warga sipil dan yang dapat digunakan untuk mengadili setiap kritik yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Bahrain atau 'independensi, kedaulatan atau integritasnya'," kata pernyataan tersebut. .
"Amnesty International percaya bahwa persidangan ini merupakan bagian dari kampanye yang sedang berlangsung oleh otoritas Bahrain untuk membungkam perbedaan pendapat dan suara kritis, termasuk di luar negeri," tambahnya.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar