Para pemuda Indonesia harus memiliki pedoman yang kuat dalam menjalankan kehidupan berbangsa. Salah satu yang harus dipegang teguh adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 atau bisa disingkat PBNU.
Hal itu disampaikan HM Guntur Romli saat mengisi seminar kebangsaan di civitas akademika Universitas Abdurrahman Soleh Situbondo. Akronim PBNU tersebut menurutnya mengutip ungkapan KH Maimun Zubair Pengasuh Ponpes al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah.
Empat pedoman itu harus dipegang tegung oleh pemuda bangsa dalam mewujudkan negara Indonesia yg bardaulat. Sebab radikalisme lahir dari golongan intelektual, yakni mahasiswa. Di sinilah pentingnya pemuda untuk mengikis paham-paham intoleransi.
Di sini jugalah yang menurutnya pentingnya belajar ilmu agama yang tuntas, dalam arti nasab keguruannya harus jelas. Apalagi kota Situbondo menurutnya adalah kota santri, lebih-lebih mengukuhkan kota bumi shalawat nariyah, yang mana banyak pondok pesantren besar berada di sini.
Pun tak lupa, Guntur yang merupakan cendikiawan muda NU ini menegaskan pemuda bangsa harus sigap dan mafhum dalam mewacanakan toleransi dengan media sosial. Alih-alih pemuda bisa memanfaatkan media sosial dalam menggerakkan ekonomi lokal. “Jangan hanya menggunakan media sosial sebagai ajang kegalauan personal,” ungkapnya.
Sementara itu, Dandim Situbondo Letkol NF Ashari menegaskan bahwa tidak bisa dipungkiri peran ulama dangat besar jasanya dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia. Alhasil resolusi jihad tanggal 22 oktober 1945 mampu mengobarkan rakyat khususnya santri dalam mewujudkan tragedi 10 November 1945.
“Hebatnya lagi, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukerejo Situbondo menorehkan sejarah emas pada muktamar NU 1984 untuk mengembalikan NU ke khittah, pancasila dijadikan asas tunggal negara,” paparnya.
(Memo-Indonesia/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar