Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud stands next to British Prime Minister Theresa May.
Penjualan senjata Inggris ke Arab Saudi telah melanggar hukum, membuat Inggris menjadi berkomplot dalam kejahatan perang Riyadh di Yaman, menurut sebuah kelompok hak asasi manusia Inggris.
Dalam sebuah wawancara dengan The Independent pada hari Jumat (7/12), Andrew Smith dari Kampanye Melawan Perdagangan Senjata - Campaign Against the Arms Trade (CAAT) - yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa senjata yang dijual ke rezim Saudi telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Yaman.
Menurut PBB, lebih dari 12.000 orang telah terbunuh sejak Arab Saudi meluncurkan serangan militer mematikan di Yaman lebih dari dua setengah tahun yang lalu.
"Skala kehancuran yang telah menimpa Yaman sangat mengerikan," kata Smith seperti dikutip The Independent.
Smith mengatakan bahwa memasok senjata ke Arab Saudi tidak sah dan pemerintah Inggris, yang menjual senjata ke Riyadh, terlibat dalam tindakan ilegal ini.
Serangan pengeboman yang dipimpin Saudi telah menciptakan segala macam kekurangan, yang memicu berbagai isu di Yaman, termasuk kekurangan air, makanan dan obat-obatan, serta epidemi kolera yang mematikan yang telah menewaskan hampir 2200 orang dan diduga telah terinfeksi. lebih dari 840.000 lainnya.
Badan anak-anak PBB (UNICEF) memperkirakan bahwa setiap 10 menit seorang anak di Yaman meninggal karena alasan yang dapat dicegah.
CAAT menuduh pemerintah Inggris terlibat dengan orang-orang Saudi dalam kekejaman terhadap rakyat Yaman.
(The-Independent/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar