Tanggal 25 Desember diperingati oleh segenap kaum Kristiani sebagai hari raya Natal dan kelahiran Yesus Kristus (Nabi Isa a.s.). Nabi Isa a.s. adalah salah satu nabi yang harus kita imani dan hormati sesuai dengan ayat Alquran yang tidak membeda-bedakan para nabi, “…Kami tidak membeda-bedakan antara rasul-rasul-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]:285).
Di negara Islam Iran, untuk menghargai perjuangan dan pengorbanan umat Kristiani dalam membela kedaulatan bangsa dan negara, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, pimpinan tertinggi Iran setiap hari Natal mentradisikan untuk mengunjungi keluarga korban perang atau keluarga syahid dan turut mengucapkan “Selamat Natal” kepada mereka.
Dalam salah satu pesan Natal kepada kaum Nasrani di Iran khususnya dan di seluruh dunia umumnya, Ayatullah Khamenei menyampaikan:
“Isa Masih selama berada di tengah umat manusia, tidak pernah kendur dalam berjuang melawan angkara murka dan menyeru manusia kepada kebajikan.
Semoga hari kelahiran Isa membawa berkah bagi umat Kristiani dan umat Islam di seluruh dunia. Kami berharap semoga umat Islam dan umat Kristiani, selalu meneladani perilaku Isa a.s., mengenali keagungannya dengan benar, dan mengikuti ajarannya.”
Nah adik-adik sekalian, mari kita simak sejarah singkat kehidupan Nabi Isa a.s. di bawah ini:
Nabi Isa a.s. adalah salah seorang nabi Ulul Azmi. Penciptaannya serupa dengan penciptaan Nabi Adam a.s., yaitu tanpa adanya seorang ayah.
Kelahiran
Kakek Nabi Isa bernama Imran. Ketika isterinya hamil, ia bernazar untuk menjadikan anak yang dikandungnya sebagai pelayan di Baitul Maqdis. Ia berharap melahirkan bayi laki-laki, namun yang lahir adalah bayi perempuan. Lalu ia menamainya Maryam.
Setelah Maryam beranjak besar, ia dikirim ke Baitul Maqdis untuk berkhidmat di sana.
Nabi Zakariya menjadi wali bagi Maryam. Di Baitul Maqdis Maryam sangat tekun beribadah hinga mencapai derajat spiritual yang sangat tinggi sehingga Allah swt mengirimkan makanan dari langit untuknya.
Saat Maryam sedang beribadah dan melakukan uzlah di Baitul Maqdis, Allah swt mengutus malaikat dalam bentuk manusia guna memberikan seorang anak lelaki yang suci. Menurut sebagian riwayat, Maryam mengandung dengan cara memakan dua butir korma yang dibawakan oleh Jibril kepadanya.
Tatkala tiba masa kelahiran Nabi Isa a.s, Maryam dituntun menuju sebuah tempat di bawah pohon kurma. Maryam sangat risau dengan pelbagai tudingan orang-orang, namun bayi yang baru saja lahir, dapat berbicara sesuai dengan perintah Allah swt untuk menghibur ibundanya.
Kisah ini diabadikan dalam Alquran dan dapat dibaca dalam QS. Maryam [20]:23-26.
Dengan hati mantap, sembari menggendong anaknya, Maryam kembali ke kaum dan keluarganya. Masyarakat yang hanya mampu melihat secara lahiriah masalah ini, memandang Maryam dengan penuh curiga. Dan tiba-tiba bayi itu dapat berbicara:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS. Maryam [19]:30)
Dengan ucapan ini, Nabi Isa menepis tuduhan keji yang dialamatkan kepada ibunya dan juga menetapkan kenabiannya di hadapan umatnya.
Masa Kenabian
Nabi Isa a.s. tumbuh dalam didikan Bunda Maryam hingga usia 7 atau 8 tahun. Dalam masa itu, risalah Nabi Isa adalah memberikan hidayah kepada Bani Israel dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Allah mengajarkan Taurat dan Injil dan menganugerahkan hikmah dan berbagai ilmu khusus-Nya.
Allah swt juga memberikan mukjizat untuk membuktikan kenabiannya kepada umat. Di antara mukjizatnya adalah menciptakan burung dari tanah dengan meniupkan ruh dan membentuknya dengan izin Allah swt sehingga berubah menjadi seekor burung, menyembuhkan orang buta dengan izin Allah, menghidupkan orang mati dengan izin Allah, mengabarkan makanan yang disantap dan disimpan oleh masyarakat.
Hidangan langit adalah salah satu mukjizat lain Nabi Isa untuk memenuhi permintaan Hawariyun. Meski hidangan itu hanya 9 potong roti dan 9 ekor ikan kecil, namun dapat mengenyangkan empat ribu orang.
Meski Nabi Isa memiliki berbagai mukjizat, namun hanya segelintir orang yang beriman kepadanya dan yang paling menonjol adalah Hawariyun yang berjumlah 12 orang. Bani Israel yang mengingkari Nabi Isa a.s. mendapatkan laknat beliau. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa mereka dikutuk menjadi kera.
Akhir Perjalanan Nabi Isa a.s.
Sebagian orang Yahudi yang memusuhi Nabi Isa berencana membunuh beliau. Salah seorang Hawariyun bernama Yahuda berkhianat dan menunjukkan tempat persembunyian Nabi Isa a.s. Maka tempat tersebut disergap. Mereka menangkap seseorang yang mirip dengan Nabi Isa a.s.
Orang-orang Kristen dan yang lainnya meyakini bahwa yang disalib pada hari Jumat dan dibunuh itu adalah Nabi Isa. Setelah tiga hari dari kematian Nabi Isa berlalu, pada hari Minggu beliau hidup kembali dan naik ke langit. Namun Alquran menolak anggapan bahwa Nabi Isa a.s. telah disalib dan dibunuh:
Dan lantaran ucapan mereka, “Sesungguhnya Kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ [4]:157-158)
Benar, Allah swt menjaganya dari kejahatan musuh-musuhnya dan mengangkatnya ke langit hingga pada saatnya kelak, yaitu saat kemunculan Imam Mahdi a.s. Allah swt akan menurunkan kembali ke bumi untuk membantu dan mengikuti Imam Mahdi, termasuk menunaikan salat di belakangnya.
(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar