Dari sejak menginjakkan kaki di Gedung Putih, Donald Trump selalu mengujarkan terminologi “transaksi abad ini”. Menurut hematnya, transaksi ini adalah solusi historis untuk krisis Palestina dan Israel.
Trump telah menyerahkan kasus pelik dan penuh krisis Timur Tengah kepada orang yang bukan ahlinya. Yaitu Jared Kushner dan Jason Greenblatt, penasihatnya untuk urusan Israel.
Sepertinya, pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel bukan hanya sekadar janji yang telah diberikan oleh Trump pada saat kampanye pilpres kala itu. Tema maha penting seperti ini sepertinya merupakan sebuah prolog untuk sebuah perubahan besar di Timur Tengah dan merupakan sebuah pemicu bentrokan antara bangsa Arab dan Israel. Trump telah meletakkan tradisi 70 tahun nenek moyangnya sehubungan dengan Yerusalem untuk melakukan sebuah kudeta strategik di peta geopolitik Timur Tengah.
Dalam pertemuan-pertemuan dengan Mahmud Abbas dan para tokoh Timur Tengah yang lain, Trump tidak pernah menyinggung “solusi dua negara” untuk krisis Palestina.
Menurut sebuah butir “transaksi abad ini” yang dieskpos oleh media Amerika dan Israel, perdamaian Timur Tengah antara negara-negara Arab dan Israel harus disertai dengan perundingan Palestina dan Israel. Untuk itu, perdamaian antara Arab dan Israel tidak tergantung pada perwujudan solusi untuk krisis Palestina.
Sebenarnya, Trump dan Netanyahu sedang ingin membangun sebuah terminologi baru di Timur Tengah dengan pondasi permusuhan dengan Iran. Tentu, biaya yang harus dibayar oleh rakyat Palestina dan Arab untuk itu semua sangatlah berat. Penyerahan Yerusalem kepada Israel berarti penyerahan seluruh Palestina.
(Al-Mayadin/Samih-Sha’b/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar