Fenomena apa yang oleh beberapa orang disebut “penyakit jihad” yang tidak dapat dijelaskan mulai menimpa wilayah yang dihuni oleh Daesh, menyebabkan korbannya membusuk dan membusuk dari dalam, dimulai dari wajah mereka.
Leishmaniasis, nama penyakit yang sebelumnya tidak pernah terdeteksi di Suriah dan Irak, tiba-tiba hadir bersamaan dengan datangnya Daesh. Penyakit mengerikan biasanya menyebar melalui lalat, yang tidak endemik ke wilayah ini. Sekarang sebagian besar wilayah yang ditangkap oleh teroris telah terbebaskan, sehingga para ilmuwan mendapat kesempatan untuk mempelajari orang-orang yang terinfeksi untuk mendeteksi asal patogen, yang diperlukan untuk membuat vaksin.
Salah satu penyakit yang menjadi fokus badan kesehatan dunia (WHO) adalah penyakit Leishmaniasis ini (dikenal sebagai parasit pemakan daging) yang kini telah menjangkiti sebanyak 900.000 – 1.000.000 orang di 98 negara di seluruh dunia yang diperkirakan akan terus berkembang dan menghantui dunia jika tidak diambil tindakan bersama dalam pengatasi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh parasit leishmania ini. Sampai saat ini saja setiap tahunnya penyakit parasit ini memakan korban sebanyak 20-30 ribu jiwa.
Penyakit Leishmaniasis saat ini berkembang pesat di wilayah tropik dan sub tropik di Amerika Latin, Utara dan Timur Afrika, Timur Tengah, India, China, dan wilayah Asia Tenggara serta mulai terdeteksi penyebarannya di Yunani, Italia dan Perancis.
Tidak tahu lalat ini dari mana, lalat pasir yang membawa penyakit spesifik ini diperkirakan masuk ke wilayah Suriah lewat Iran (hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS Neglected Tropical Disease). Semula parasit Leishmaniasis hanya muncul di wilayah yang diduduki ISIS seperti di Raqqa, Deir ez-Zour dan Hasakeh. Kelompok Bulan Sabit Merah Kurdi menyalahkan kelompok Islamic State (ISIS) atas perkembangan dan munculnya penyakit tersebut, sebab banyak manusia mati yang tidak dikubur dan dibiarkan dijalan-jalan.
Leishmaniasis adalah penyakit yang disebarkan oleh parasit, menyebabkan nekrosis meluas ke seluruh tubuh, bahkan dari dalam, dalam kasus-kasus tertentu. Bentuk internalnya bisa membunuh korban dalam 20-30 hari.
(Fokus-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar