Pejuang pro-pemerintah Irak dari Unit Mobilisasi Populer telah menemukan sebuah kuburan massal di provinsi utara Nineveh di Irak yang berisi mayat puluhan orang Kristen yang diyakini telah dieksekusi oleh teroris Daesh Takfiri.
Sumber yang tidak disebutkan namanya dari Gereja Ortodoks Syria mengatakan kepada kantor berita Al-Ghad Press berbahasa Arab bahwa pasukan sukarela, yang biasa dikenal dengan nama Arab Hashd al-Sha’abi, menemukan kuburan massal bersama pasukan keamanan di wilayah Halila dekat desa tersebut. Badush, terletak sekitar 15 kilometer barat laut Mosul.
Sumber tersebut menambahkan bahwa kuburan massal tersebut berisi mayat-mayat korban Kristen sebanyak 40 orang, mencatat bahwa ada sisa-sisa perempuan dan anak-anak di antara mayat-mayat tersebut. Beberapa korban dilaporkan memiliki persilangan kecil dengan mereka.
Pembangunan tersebut terjadi hanya dua hari setelah tentara Irak menemukan sebuah kuburan massal 100 gerilyawan Daesh di wilayah al-Zarka di kota kecil Ba’aj.
Kolonel Ali al-Taan mengatakan kepada kantor berita berbahasa Jerman, Basnews bahwa mayat tersebut membawa luka tembak ke kepala dan dada mereka.
Pada tanggal 9 Desember 2017, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan berakhirnya operasi militer melawan kelompok teroris Daesh di negara Arab.
“Pasukan kita berada dalam kendali penuh atas perbatasan Irak-Suriah dan oleh karena itu saya mengumumkan berakhirnya perang melawan Daesh,” kata Abadi pada sebuah konferensi di Baghdad.
Pada tanggal 10 Juli, Abadi secara resmi mengumumkan kemenangan atas ekstremis Daesh di Mosul, yang berfungsi sebagai benteng perkotaan utama teroris di negara Arab yang dilanda konflik tersebut.
Menjelang pembebasan Mosul, tentara Irak dan sukarelawan pejuang Hashd al-Sha’abi telah melakukan sweeping terhadap Daesh.
Pasukan Irak menguasai Mosul timur pada Januari 2017 setelah 100 hari pertempuran, dan melancarkan pertempuran di barat pada 19 Februari tahun lalu.
(Al-Ghad-Press/Fokus-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar