Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengecam Amerika yang membuat keputusan yang "tidak benar" dengan mengakui Yerusalem al-Quds sebagai "ibukota" Israel, memperingatkan bahwa tindakan tersebut menambah ketegangan di Timur Tengah.
"Situasi regional sudah tegang sedimikian rupa sehingga tidak boleh dipertegang dan keputusan presiden AS baru-baru ini untuk memindahkan kedutaan negara tersebut ke al-Quds adalah keputusan yang salah dan menuangkan bensin ke api di wilayah tersebut," kata Rouhani di sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson di Teheran pada hari Minggu (10/12/17).
Presiden AS Donald Trump memicu kemarahan internasional pada hari Rabu ketika dia menyatakan bahwa AS mengakui Yerusalem al-Quds sebagai "ibukota" Israel dan menginstruksikan pemerintahannya untuk memulai proses pengalihan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke al-Quds.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan Washington memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki, Iran, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Maroko dan negara-negara Muslim lainnya.
Pada hari Minggu, bentrokan meletus di luar Kedutaan Besar AS di ibu kota Lebanon, Beirut, saat demonstrasi menentang keputusan presiden AS yang mengakui Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar