Dia mencatat bahwa setelah pernyataan presiden AS, Israel pasti akan mencoba untuk memperluas wilayah kekuasaannya atas al-Quds dan mengambil alih lebih banyak lahan di Tepi Barat yang diduduki.
Sekjen gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan bahwa klaim Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem al-Quds sebagai ibukota Israel merupakan penghinaan terhadap semua umat Islam dan pelanggaran hukum internasional.
Berbicara dalam pidato di televisi kepada warga Lebanon dari ibu kota Beirut pada hari Kamis (7/12/17), Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan setelah keputusan Trump, Israel akan semakin antusias untuk mendorong warga Palestina keluar dari rumah mereka dan menyita properti, peternakan dan kebun mereka.
Dia mencatat bahwa setelah pernyataan presiden AS, Israel pasti akan mencoba untuk memperluas wilayah kekuasaannya atas al-Quds dan mengambil alih lebih banyak lahan di Tepi Barat yang diduduki.
Nasrallah menambahkan, nasib tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen dalam bahaya karena Zionis akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan tantangan besar bagi kesucian umat Islam, terutama Masjid al-Aqsa.
Dia menambahkan bahwa ketika AS berani melanggar kota yang paling suci bagi umat Islam, tidak ada keraguan bahwa tempat-tempat lain, yang kurang dipuja seperti bagian Tepi Barat lainnya, bagian selatan Lebanon dan Dataran Tinggi Golan akan terbuka. untuk tindakan serupa jika umat Islam tetap diam dalam menghadapi keputusan Trump.
Dia menekankan bahwa diamnya Muslim akan membuat mereka rentan dan membuka jalan bagi perambahan musuh di tempat lain yang penting bagi mereka.
Dia melanjutkan dengan mencatat bahwa rezim Zionis Israel tidak menghormati resolusi internasional dan tidak memperhatikan semua kutukan internasional, karena hanya peduli dengan sikap AS.
(Press-TV/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar