Lembaga Swadaya Masyarakat Palestina, Komite Kerja Serikat Pertanian (UWAC), Ahad lalu menggalang program penanaman ribuan pohon di lokasi strategis Yerusalem Timur dan Tepi Barat untuk mencegah pencaplokan tanah mereka dari permukiman Israel.
Dalam pernyataan tertulisnya, organisasi itu mengatakan program mereka adalah bentuk respons atas pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sejak pengakuan itu Israel berencana mendirikan sejumlah banguan di Yerusalem dengan mengambil tanah warga Palestina.
Langkah ini akan “memperkuat pendirian rakyat Palestina di lapangan dan mempertahankan tanah kami dari pencaplokan dan penyitaan,” kata organisasi UWAC, seperti dilansir laman the Times of Israel, Selasa (26/12/2017).
LSM yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat, ini bekerja sama dengan sejumlah ahli pertanian dan para petani untuk menjalankan program ini. Mereka mengatakan program ini dilakukan di Yerusalem Timur karena pemerintah Israel berencana membangun 6.000 bangunan permukiman baru setelah Trump mengumumkan pengakuannya pada 6 Desember lalu. Kementerian Perumahan Israel mengatakan mereka menargetkan pembangunan 14.000 permukiman baru di Yerusalem setelah Trump mengakui kota itu sebagai Ibu Kota Negeri Bintang Daud.
Organisasi itu juga menyatakan mereka akan menanam pohon di sejumlah lokasi di Tepi Barat yang berada di bawah kekuasaan penuh Israel berdasarkan Perjanjian Oslo 1993 dan rakyat Palestina harus mendapat izin dari Kementerian Pertahanan Israel jika ingin melakukan aktivitas pertanian.
UWAC juga menuturkan mereka akan menanam pohon di tanah sekeliling permukiman Israel, Tekoa dan Beitar Illit, di sebelah selatan Yerusalem. Mereka menuding permukiman itu dibangun untuk mencegah para petani Palestina bercocok tanam di tanah sekitar itu.
(Times-Of-Israel/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar