Puluhan penghuni rumah susun di Jakarta duduk lesehan di depan pintu Pendopo Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menunggu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan keluar dari Pendopo.
Pantauan di lokasi, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2017), para penghuni rusun sebetulnya sudah tiba sejak sekitar pukul 10.00 WIB. Namun karena belum bertemu Anies, mereka memutuskan untuk menunggu.
Setelah berjam-jam menunggu, Anies pun bersedia menemui para warga. Sekitar pukul 16.02 WIB, Anies keluar dari pintu Pendopo. Penghuni rusun yang duduk lesehan pun serentak berdiri.
Salah satu perwakilan warga, Wahida Baharudinupa beranjak mendekati Anies dan mengadu mengenai tunggakan sewa rusun. Menurut Wahida, para warga sudah memberikan pengaduan resmi sejak satu bulan lalu.
“Kami masukin surat audiensi sebulan lalu, tapi belum ada respon. Warga sudah menandatangani surat pernyataan pengosongan rusun kalau sampai Desember ini belum melunasi tunggakan,” papar Wahida ke Anies.
Anies pun dengan sigap menjawab aduan warga. Kata dia, akan diatur pertemuan untuk membicarakan masalah itu.
“Kalau soal usir-mengusir nanti saya atur. Nanti saya lihat jadwal, kalau bisa minggu ini. Ini nanti saya atur seperti pertemuan yang lain, nanti kita lihat masalahnya, kita lihat jalan keluarnya,” terang Anies disambut dengan teriakan para warga rusun.
Wahida berharap pertemuan dengan Anies digelar sebelum Hari Raya Natal tahun ini. Anies kembali menekankan akan mengundang para penghuni rusun ke Balai Kota.
“Saya undang ibu-ibu ke kantor tapi dengan persiapan. Nanti kita buat tim kecil dan persiapkan langkah-langkah,” jelas Anies.
Setelah beberapa menit berbincang, Anies bergegas menaiki mobil Toyota Innova hitam yang sudah terparkir di samping air mancur di depan Pendopo.
Belum diketahui ke mana tujuan Anies.
Saat dimintai konfirmasi, Wahida berharap ada pernyataan dari Anies selaku Gubernur DKI yang menyatakan warga penunggak sewa tidak perlu mengosongkan rusun. Dia juga berharap agar Anies mau mengeluarkan keputusan resmi mengenai pemutihan tunggakan sewa rusun para warga.
“Kami ingin Pak Anies mengeluarkan pernyataan agar tidak ada pengosongan rusun baik untuk warga relokasi maupun warga umum, sampai adanya keputusan dari Gubernur mengenai pemutihan tunggakan warga rusun,” ucap Wahida.
Wahida mengaku mewakili 3.000 lebih warga. Para warga yang hadir sore ini berasal dari berbagai rusun yang ada di Jakarta.
“Ada 3.000 penghuni rusun yang nunggak, ada dari rusun Marunda, Jatinegara Kaum, Tambora, Pinus Elok, Tipar, Tipar Cakung, 23 rusun pokoknya,” pungkasnya.
(Detik/suaraislam/Info-Menia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar