Pemerintah Myanmar dengan menggunakan gelombang Islamofobia di Barat, membenarkan penindasan minoritas Muslim Rohingya, dan banyak sekali yang juga menerima klaim-klaim mereka.
Menurut laporan IQNA dilansir dari sofrep, pemerintah Myanmar bertahun-tahun memerangi minoritas religi. Mereka melanggar hak asasi manusia di berbagai tingkatan dan mereka melakukan hal ini terhadap pelbagai hak minoritas khususnya umat muslim Rohingya.
Dokter Without Borders (Doktor Lintas Batas) telah melaporkan lebih dari 8.000 muslim Rohingya terbunuh hanya dalam satu bulan, sementara itu lebih dari 1.200 dari mereka adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.
Melemparkan anak-anak kecil, membakar keluarga di rumah mereka, memperkosa dan membunuh adalah cara untuk melenyapkan umat muslim ini.
Kejahatan-kejahatan semacam itu meski disertai dengan banyak protes internasional, namun pemerintah Myanmar membenarkan penindasan mereka dengan menggunakan ketakutan Barat terhadap "Terorisme Islam" dan fakta bahwa minoritas muslim Rohingya adalah seorang muslim.
Penggunaan ungkapan seperti "bernegosiasi dengan teroris bukanlah bagian dari kebijakan kami", atau kata-kata seperti "Pemberontak" dan "Ekstremis" acap kali digunakan untuk tujuan ini.
Banyak yang dengan mudah lupa bahwa ini bukan pertama kalinya pemerintah Myanmar melakukan kejahatan tersebut terhadap minoritas Rohingya dan kelompok-kelompok agama lainnya.
Masyarakat dunia harus tahu bahwa menuduh muslim Rohingya dengan terorisme dan pemberontak hanyalah sebuah dalih dari pemerintah Myanmar untuk membenarkan tindakan kriminal terhadap minoritas agama ini.
(Sofrep/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar