Laila adalah ibunda Ali Al-Akbar putra Imam Husain as. Ali dikenal sebagai pemuda yang paling mirip dengan kakeknya, Rasulullah saw.
Wajah, suara dan perangainya begitu mengingatkan kepada nabi Muhammad saw. Hingga seluruh keluarga Bani Hasyim jika rindu kepada wajah suci nabi, mereka memandangi wajah Ali Akbar.
Ketika Ali tampil di padang Karbala’, Imam Husain mengangkat tangan seraya berdoa,
“Ya Allah saksikanlah, telah maju kepada mereka seorang pemuda yang wajahnya, akhlaknya serta cara bicaranya paling mirip dengan Rasul-Mu.”
Ali pun tampil ke medan laga. Ditengah perang yang berkecamuk itu, tiba-tiba Alhusain berdiri dan terlihat gelisah. Melihat hal itu Laila segera mendatangi suaminya dan bertanya,
“Ya Aba Abdillah, apakah ada sesuatu yang membahayakan putraku?”
“Benar, anakmu sedang berduel dengan seorang yang terkenal dengan kekuatannya. Pergilah ke kemah dan doakan anakmu selamat. Engkau adalah seorang ibu dan doa ibu dikabulkan oleh Allah.”
Laila berlari ke kemahnya, ia segera bersujud dan berdoa,
“Ya Allah, demi Aba Abdillah dan keterasingannya. Kembalikanlah putraku sebagaimana engkau mengembalikan Yusuf kepada Ya’qub.”
Ali Akbar mampu menumbangkan musuhnya. Ia pun kembali ke kemah.
“Ayah, adakah sedikit air untukku agar aku lebih kuat melawan musuh.”
Alhusain yang lidahnya lebih kering dari putranya menjawab, “Bersabarlah anakku, sebentar lagi engkau akan diberi minum oleh kakekmu Rasulullah dan engaku tidak akan dahaga lagi selamanya.”
Sebelum Ali kembali berlaga, Alhusain memerintahkannya untuk mendatangi ibunya di kemah. Ali turun dari kudanya, setelah masuk kedalam kemah ia melihat ibunya masih bersujud dan menangis mendoakannya.
Mendengar Ali datang, Laila segera bangkit dan memeluk putranya dengan erat. Ali pun berkata,
“Ibuku, lihatlah kemah-kemah sebelah ini. Setiap wanita ada yang kehilangan suami, anak atau ayahnya. Tidakkah engkau bangga jika aku gugur bersama ayahku?
Tidakkah engkau bangga disaat bertemu nenekku Fatimah lalu engkau akan berkata -wahai Fatimah, aku tebuskan putraku demi putramu-, berbahagialah wahai ibu.”
Laila memeluk putranya seraya berkata,
“Benar putraku, majulah dan putihkan wajahku dihadapan nenekmu Az-Zahra’.”
Ibu-ibu Karbala’. Para ibu yang tidak ada dihatinya selain putranya dapat merelakan anak yang paling dicintainya demi perjuangan Islam dan kecintaan pada nabi serta keluarga sucinya.
(Khasanah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar