Surat kabar al–Sharq menjelaskan bahwa sepertinya kasus penahanan Pangeran dan pemungutan uang dari mereka tidak akan berakhir begini saja. Ada sebuah kemungkinan jika mereka akan melakukan balas dendam.
Kantor berita Alkhaleej online juga melaporkan bahwa sejumlah Pengeran dan Menteri Saudi tiba-tiba disibukkan dengan masalah gerakan ‘anti korupsi’ siang dan malam sampai terjadinya sebuah penangkapan besar-besaran dalam sejarah Saudi.
Mayoritas Pangeran Saudi bebas setelah 3 bulan penangkapan. Tapi pengadilan Saudi mengumumkan, 95 lainnya masih ditahan. Yang jelas jumlah ini sudah turun secara signifikan setelah mereka mengeluarkan sejumlah hartanya.
Waktu terus berlalu. Kesempatan untuk menyelesaikan kasus ini terus menyempit. Mayoritas tersangka tidak terima akan tuduhan yang dikenakan. Sehingga mereka tidak bersedia untuk membayar kebebasannya. Sebagian Pangeran menganggap bahwa membayar adalah menerima dan pasrah atas tuduhan tak mendasar. Khususnya mereka yang punya nama di dalam maupun di luar negeri.
Melihat daftar nama tahanan, menunjukkan bahwa mayoritas mereka memiliki pos penting di kancah nasional bahkan internasional. Sebagian lainnya memiliki pengaruh dalam politik, ekonomi dan media. Seperti Waleed bin Talal, Turki bin Abdullah dan Mutaib bin Abdullah.
Tuduhan yang dikenakan atas mereka adalah pencucian uang, korupsi, penyalahgunaan jabatan dan perjanjian senjata.
Namun satu pertanyaan yang tersisa, baik untuk mereka yang telah bebas maupun tidak, apakah mereka akan hidup biasa dan kembali menangani pos-pos yang telah ditinggalkan atau dengan pengaruh yang dimiliki, mereka akan melakukan balas dendam?
Persoalan lain adalah apakah yang akan dilakukan orang-orang berpengaruh ini setelah wajah mereka tercoreng dimana-mana?
Terkait hal ini, para aktifis sosial Saudi menuduh para petinggi Saudi bahwa mereka tidak memiliki bukti atas ikut campur para Pangeran tersebut dalam kasus korupsi atau kejahatan finansial lainnya. Masalah uang jaminan kebebasan juga telah membangkitkan respon tak sedap para analis dan mereka menyatakan bahwa tujuan dari penahanan ini adalah untuk menguras kekayaan para tersangka.
Pertanyaan lainnya adalah apa yang diajukan pemerintah Saudi kepada mereka yang bebas? Dan bagaimana perlakuannya terhadap mereka?
Soal ini dapat dijawab dengan banyak sisi. Seperti bahwa para Pangeran tersebut terus berada di bawah hukuman rumah. Mereka dilarang keluar ke media. Bahkan mereka akan tetap ditahanan dengan segala tuduhan lainnya.
Bahaya balas dendam dan hancurnya keluarga kerajaan
Menurut beberapa analis, jika para tahanan yang bebas melakukan aksi balas dendam, pasti akan terjadi turbulensi politik di Riyadh. Khususnya, karena semua pos para tahanan itu layaknya sebuah pemerintahan tersendiri. Disamping sebagian mereka memiliki pos internasional yang sangat kuat, mereka juga memiliki pengaruh yang besar di tengah-tengah rakyat Saudi.
Satu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah sejak penangkapan beberapa bulan yang lalu, mayoritas analis menyebut aksi Bin Salman ini sebagai ‘pedang bermata dua’ yang membidik 4 target, antara lain:
Pertama, mengusir oposisi Mohammad bin Salman dari ranah politik. Dengan tujuan menguasai jabatan Putra Mahkota baik di dalam keluarga maupun di luar.
Kedua, menguras harta beberapa Pangeran. Karena takut disalahgunakan nantinya sebagai kartu As.
Ketiga, menarik opini publik dengan slogan ‘anti-korupsi’ Bin Salman dengan memberantasnya hingga ke akar-akarnya.
Keempat, untuk mendapatkan sumber finansial baru, disaat harga minyak turun drastis dan krisis ekonomi yang melilit pemerintahan Saudi.
(Al-Sharq/Al-Khaleej-Online/Berita-Dunia/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar