“Meninggalkan kewajiban, dan berasyik masyuk dengan kemaksiatan adalah hijab dan penghalang pertemuan kita dengan imam Zaman afs.Selama hubungan kita dengan Waliyul Amr tidak kuat dan terjalin dengan baik, selama itu pula kita akan sulit mencapai kedudukan ruhiyah yanglebih baik.”
Almarhum Ayatullah Taqi Bahjat rahimahullah dalam salah satu ceramah yang pernah disampaikan semasa hidupnya, berkata,
“Diantara do’a yang terpenting adalah do’a mengharapkan disegerakannya kedatangan Imam Zaman afs. Do’a penyegeraan kemunculannya adalah penyembuh dari segala penyakit dan kesedihan kita. Telah sampai riwayat pada kita, bahwa pada akhir zaman semua orang celaka, kecuali mereka yang membaca do’a Faraj. Do’a Faraj ini adalah do’a yang melahirkan rasa optimis dan menimbulkan keterikatan batin dengan pemilik do’a. Dan itu telah menjadi tahap awal dari kemunculan Imam Zaman afs sesungguhnya, yaitu bermula dari kehadiran beliau afs dalam hati para pecintanya.”
Selanjutnya Ayatullah Bahjat menyampaikan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membaca do’a Faraj
sehingga mampu memberi pengaruh yang kuat bagi pembacanya. Diantaranya beliau menyebutkan:
Pertama, Bertaubat dari Dosa dan Kelalaian
Ayatullah Bahjat berkata,
“Sebaik-baik amalan yang membuat kita tidak termasuk orang yang celaka pada akhir zaman adalah membaca do’a Faraj untuk kemunculan Imam Zaman afs. Namun do’a yang dimaksud harus memenuhi beberapa ketentuan. Bahwa harus diyakinkan bahwa do’a tersebut dibaca dengan penuh kesungguhan dan kejujuran. Namun bukti dari kesungguhan tersebut adalah, si pembaca do’a harus berusaha semaksimal mungkin untuk terhindar dari dosa. Dan jika karena kelalaiannya pernah melibatkan diri
dalam kemaksiatan dan dosa, dia harus terlebih dahulu bertaubat dari dosa tersebut.”
“Meninggalkan kewajiban, dan berasyik masyuk dengan kemaksiatan adalah hijab dan penghalang pertemuan kita dengan imam Zaman afs. Selama hubungan kita dengan Waliyul Amr tidak kuat dan terjalin dengan baik, selama itu pula kita akan sulit mencapai kedudukan ruhiyah yang lebih baik.” Tambahnya.
Ulama yang masyhur sebagai ahli dalam irfan dan akhlak tersebut melanjutkan, “Meninggalkan kemaksiatan tidak akan berhasil sampai seseorang mampu menghadirkan dan mengingat Tuhan dalam setiap kondisi dan tempat, baik ditempat keramaian maupun disaat berkesendirian. Jika tidak mencegah diri untuk terjerumus dalam kubangan dosa yang berulang-ulang, maka kemungkinan paling buruknya akan sampai pada tingkatan
akan menjadi pengingkar dan mendustakan ayat-ayat Ilahi. Atau paling tidak akan menjadi pesimis terhadap rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
“Karenanya, jika kita mengaku pecinta dan pengikut Imam Zaman afs, harus selalu mensuasanakan diri untuk
tetap berada dalam kondisi senantiasa memusahabah dan mengintropeksi setiap amalan yang akan atau yang telah dikerjakan. Apakah amalan itu termasuk yang diridhai Imam Zaman afs, atau justru amalan yang dibenci dan mengundang ketidak ridhaannya.” Lanjutnya.
Kedua, Ikhlas dan berniat benar dalam do’a
Do’a yang mumpuni mempengaruhi batin dan berbekas pada jiwa pembacanya, adalah do’a yang dibaca dengan penuh kekhusyukan dan menghadirkan keikhlasan, serta niat yang benar di dalamnya. Karakteristik
do’a yang utama bukanlah terletak pada banyaknya dan betapa seringnya lidah kita membacanya, melainkan dari ketulusan hati dan niat yang benar.
Ketiga, bertawassul melalui imam Zaman afs dengan do’a dan ratapan
Ayatullah Bahjat mengatakan, “Hari ini kondisi umat Islam penuh dengan kedukaan dan hal-hal yang memilukan. Kezaliman dan kesemena-menaan serta keterjajahan menyerang Islam dan umat Islam khususnya kepada ahli iman, sampai mematahkan tulang-tulang. Penyakit yang beraneka ragam
bermunculan dan tragedi yang menyakitkan terjadi. Karenanya sudah menjadi kemestian selain lebih memaksimalkan usaha keras untuk mengatasi semua persoalan umat, do’a menjadi sebuah kebutuhan dan kemestian yang tidak bisa disepelekan. Ajakan untuk berdo’a demi kedatangan Imam Zaman afs harus selalu
digaungkan. Tidak ada yang sia-sia dengan do’a dan ajakan tersebut. Sebab meskipun Imam Zaman afs belum muncul untuk semua masyarakat umum, setidaknya beliau afs telah menghadirkan diri dalam jiwa-jiwa kita, dan keterikatan kita yang kuat dengannya akan meluruskan setiap langkah dan perbuatan kita, insya Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebagian riwayat, berdo’alah dan itulah kebangkitanmu.”
Keempat, mengutamakan harapan kemunculan Imam Zaman afs dibanding harapan yang lain
“Tidak sedikit para peziarah, meskipun sedang berziarah ke masjid Jamkaran, namun mereka lebih mengutamakan hajat-hajat untuk kepentingan pribadi mereka dibanding do’a untuk disegerakannya kemunculan Imam Zaman afs. Harus kita ketahui, mengutamakan do’a Faraj dibanding pengharapan yang lain, akan mengekekalkan iman dan mengukuhkannya dalam jiwa kita sampai beliau benar-benar muncul. Jangan pernah menyangka, do’a yang kita panjatkan untuk bertemu dengan Imam Zaman afs tersebut itu sia-sia karena masih terpisahnya kita dengan zaman kemunculannya. Bukan hal yang penting, untuk benar-benar bisa bertemu dan berkhidmat langsung kepada imam Zaman afs akan tetapi mendirikan shalat dua raka’at lalu bertawassul melalui perantaraan para Aimmah as untuk disegerakan kemunculannya, bisa saja lebih
bernilai dibanding berada sezaman dengan beliau afs, namun tidak mampu menghadirkan ketulusan hati”.
Dipenghujung pesannya, Ayatullah Bahjat menasehatkan, “Perbanyaklah membaca shalawat dan hadiahkan untuk kesejahteraan imam Zaman afs. Perbanyaklah zikir dan membaca do’a Faraj, dan sering-seringlah berziarah ke Masjid Jamkaran dan mendirikan shalat ditempat tersebut.”
الّلهمّ صلّی علی محمّد و ال محمّد و عجّل فرجهم.
Keterangan:
Masjid Jamkaran, adalah masjid besar yang terletak di kota Qom Iran yang dipercayai masyarakat setempat pendirian dan pembangunannya atas perintah Imam Zaman afs.
(ABNA/Hauzah-Ilmiyah/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar