Inovasi arsitektural fenomenal dalam sejarah manusia, desain kubah Persia telah berabad-abad menciptakan kombinasi keajaiban teknik berkelanjutan dan warisan seni yang agung.
Tradisi kubah Persia berasal dari arsitektur Mesopotamia paling awal (3.000 SM) saat kubah menjadi bagian integral bangunan karena kelangkaan kayu di banyak wilayah dataran tinggi Iran.
Di Persia Kuno, kubah dikaitkan dengan sisi kehidupan ilahi, karena bentuk lingkaran mereka mewakili kesempurnaan, keabadian dan langit.
Kubah-kubah Persia kemudian menjadi inspirasi bagi kubah baldakhin Romawi dan Bizantium, setelah Alexander Agung menaklukkan Kekaisaran Achaemenid.
Domes telah berkembang ke pusat arsitektur Persia selama periode Sasanian (224 sampai 651 M) dan mereka berevolusi melalui era yang berbeda sampai dinasti Safawi (1501-1732) ketika generasi terakhir kubah Persia dicirikan oleh profil bola yang menonjol dan tilework yang menakjubkan. .
Dalam perancangan kota Persia, kubah di tempat ibadah dan tempat umum, termasuk bazars tradisional, kafilah, sekolah dan kamar mandi, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dari berbagai daerah perkotaan atau pedesaan.
Kubah biasanya dikupas ganda. Sementara cangkang interior dirancang untuk membawa bobot struktur, cangkang eksterior berfungsi sebagai elemen dekoratif dan sebagai isolasi terhadap elemen. Bentuk aerodinamis kubah juga membuat struktur lebih lestari.
Kubah juga membuat cuaca hangat di dalam gedung bergerak ke atas, sehingga udara segar mengalir di dalam struktur.
Desain geometris simetris kubah juga membuat bangunan tahan terhadap aktivitas seismik dan tekanan lainnya pada struktur.
(Fokus-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar