Bertepatan dengan dimulainya Pekan Fajar Kemenangan Revolusi Islam Iran, sekelompok mahasiswi Universitas Ahlul Bait as dari sejumlah negara, menziarahi Makam Suci Imam Ridha as.
Astan News melaporkan, Kepala Departemen Budaya, Universitas Ahlul Bait as menjelaskan, rombongan berjumlah 40 mahasiswi yang tengah menempuh studi strata dua di Univesitas Ahlul Bait as dan berasal dari Pakistan, India, Indonesia, Irak, Tunisia, Afghanistan dan Bangadesh, berkunjung ke kota suci Mashhad dan berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as. Setelah berziarah mereka juga mengunjungi museum pusat dan koleksi barang-barang langka Haram Suci Razavi.
Mohammad Nasser Tavasolizadeh menjelaskan, mahasiswi-mahasiswi ini adalah para pecinta Ahlul Bait as. Menurutnya, dengan maksud untuk mengenal dan menambah makrifat terhadap Imam Maksum as, dua program acara utama dan asli disiapkan bagi rombongan mahasiswi ini. Salah satunya adalah Ziarah Arbain yang dilakukan para mahasiswa setiap tahun bersamaan dengan Hari Arbain Imam Hussein as dengan ikut serta dalam pawai akbar berjalan kaki dari Najaf ke Karbala dan program yang lain adalah mengunjungi kota suci Mashhad dan berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as.
Di sela kunjungan ke museum Haram Suci Razavi, Tavasolizadeh menerangkan, rombongan mahasiswi ini selain mendapatkan siraman maknawiah dan spiritual dengan berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as, juga melihat dari dekat peninggalan bersejarah, karya ilmiah dan barang-barang langka yang berharga di museum Razavi.
Anggota Staf Pengajar Universitas Syahid Beheshti Tehran itu juga menyatakan, kami selalu menjadi sasaran propaganda negatif musuh. Kemenangan Revolusi Islam Iran membawa dampak global dan internasional, dan membuat musuh terutama kubu kolonilais dan imperialis dunia putus asa.
Ia menambahkan, musuh Islam dan revolusi selalu berusaha merusak keyakinan dan motivasi Mukmin dan pengikut Ahlul Bait as. Oleh karena itu, mereka selalu menganggap kita remeh dan menutup mata atas latar belakang kita dan menunjukkan seolah-olah buah ilmu pengetahuan dan peninggalan sejarah mereka adalah yang terbesar. Mereka berusaha agar masyarakat kita mencitai budaya asing.
Tavasolizadeh menjelaskan bahwa musuh berusaha menjadikan para pemuda merasa terasing dengan identitasnya. Kita harus waspada, katanya, bahwa mahasiswa harus mengenal sejarah budaya negaranya sendiri dan bangga dengannya. Para pemuda harus bekerja keras membangun dan meningkatkan budayanya dan masyarakat, dan dengan gerakan ini membuat musuh putus harapan.
Ia melanjutkan, Haram Suci Razavi dengan menjaga dan melindungi secara baik peninggalan-peninggalan sejarah dan barang-barang langka serta kuno, membuka kesempatan kepada para pengunjung untuk mengenal sejarah besar ilmu pengetahuan dan budaya Iran. Peninggalan-peninggalan yang tersimpan dengan baik di museum Haram Suci Razavi danmerupakan berkat Isam dan para ilmuwan yang hidup di Iran, adalah kebanggaan kita.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar