Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Urgensi Filsafat Dalam Perspektif Sayid Ali Khamene’i: Filsafat Adalah Fikih Akbar

Urgensi Filsafat Dalam Perspektif Sayid Ali Khamene’i: Filsafat Adalah Fikih Akbar

Written By Unknown on Kamis, 01 Februari 2018 | Februari 01, 2018


Habib dan Filsafat

Sedikit di antara ulama, apalagi setingkat Marja dan Mujtahid yang menekankan urgensi filsafat. Dan salah satu tokoh dunia Islam dan ulama mumpuni dan ternama yang menekankan pentingnya belajar filsafat adalah Ayatullah as-Sayid Ali Khamene’i. Beliau yang notebene adalah salah satu murid istimewa Imam Khomaini dalam pelbagai penjelasan dan orasi yang disampaikannya berulang kali menegaskan perihal pentingnya mempelajari filsafat.

Ulama yang notabene keturunan/duriyat Nabi saw ini memiliki wawasan yang luas dan terkenal peka terhadap zaman, bahkan dapat dikatakan bahwa pemikirannya begitu jauh dan mendahului masanya. Misalnya, beliau melihat filsafat Islam yang justru terkebiri dalam tempurung hal-hal yang berbau metafisik dan mujarrad (non-materi) justru harus ditarik keluar dan “turun gunung”guna mengatasi isu-isu kontemporer di bidang sosial, politik dan sistem pemerintahan.

Di samping beliau menegaskan perlunya mempelajari ilmu filsafat, beliau juga menekankan kebebasan berpikir dan berpendapat di pelbagai bidang ilmu. Tulisan singkat ini hendak membedah secara singkat pelbagai penjelasan beliau perihal pentingnya belajar filsafat.

1. Filsafat Islam adalah Fikih Akbar

Dalam pelbagai kesempatan, Ayatullah as-Sayid Ali Khamene’i menyebut filsafat dengan tajuk “fikih akbar”. Sebagai contoh, saat bertemu dengan beberapa tokoh dan asatid pesantren, beliau menjelaskan bahwa pelajaran filsafat Allamah Thabathaba’i berhenti karena Ayatullah Burujurdi dan hal ini membawadampak negatif. Lebih jauh tentang pengaruh dari hal ini beliau mengungkapkan: “Hari ini jenjang pemikiran-pemikiran dan makrifat/pengetahuan filsafat kita begitu terbatas di masyarakat dan di tengah ulama-ulama. Dengan adanya guru seperti Allamah Thabathaba’i, mestinya kita memiliki guru-guru filsafat tingkat pertama seperti murid-murid beliau di Qum dan di kota-kota selainnya. Thabathaba’i adalah seorang aktif dan produktif.Mestinya aliran filsafat yang dirintis oleh Thabathaba’i diperluas dan diberi tempat yang selayaknya yang sayangnya tidak demikian.”

Kemudian beliau menambahkan: “Filsafat Islam–sebagaimana Anda katakan dan memang benar yang Anda katakan–adalah fikih akbar; pilar agama dan merupakan pondasi seluruh makrifat religus pada otak dan amal eksternal manusia. Oleh karena itu, filsafat harus meluas dan menguat serta berkembang, dan hal ini memerlukan kerja keras.”

Dalam bagian lain penjelasnnya, beliau mengisyaratkan bahaya yang mengancam filsafat dan mengatakan bahwa filsafat tidak boleh keluar dari Qom dan bahwa yang mengajarkan filsafat harus guru-guru yang mumpuni dan ahli dan beliau cemas bila orang-orang yang tidak ahli filsafat justru mengajarkan filsafat.


2. Filsafat adalaH Dasar Bangunan Peradaban

Dalam bagian lain dari arahannya,Ayatullah as-Sayid Ali Khamene’i menegaskan bahwa filsafat juga harus masuk dalam persoalan-perrsoalan sosial. Dalam hal ini, beliau mengatakan:

Kekurangan filsafat kita adalah bahwa pemikiran filosofis tidak bersentuhan dengan persoalan politik dan sosial. Padahal, filsafat Barat justu dibuat untuk mengatasi pelbagai persoalan masyarakat. Filsafat Barat dengan pelbagai kekurangan dan kelebihannya berupaya untuk menentukan sistem sosial, sistem politik dan juga menentukan kondisi pemerintahan, bahkan ia membahas bagaimana hubungan antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya.Sebaliknya, filsafat kita masih berkutat dan terpenjara dalam tirai metafisika dan hal-hal yang bersifat non-materi dan tidak bisa keluar dari perangkap ini.”

Beliau menambahkan: “Mestinya filsafat dapat memainkan perannya melebihi batasan pemikiran dan metafisiknya dengan memanfaatkan prinsip-prinsip yang ada pada filsafat kita. Tapi ini akan berhasil bila kita memberikan sudut pandang baru terhadap filsafat dan berusaha memperluas dan memperdalamnya, sehingga kita dapat menentukan sistem bermasyarakat dan sistem bernegara serta sistem berekonomi melalui filsafat. Kalian harus berupa mengarah ke sini dan mewujudkan hal ini. Dari pembahasan wahdatul wujud, Basith al-Haqiqah kullul asyya dan dari pelbagai dasar-dasar pemikiran filosofis Mulla Shadra–bila tidak kita katakan semuanya–banyak dari semua ini yang dapat dijadikan satu sistem filsafat sosial, filsafat politik dan filsafat ekonomi, apalagi bila ditambahkan filsafat suplemen seperti filsafat akhlak, filsafat ekonomi dan sebagainya. Ini semua adalah pekerjaan dasar. Tidak ada orang lain yang mampu melakukan semua ini kecuali kalian (guru-guru filsafat) yang mesti melakukannya.”

Pada bagian lain keterangannya, beliau menguraikan bahwa filsafat harus dilihat sebagai suatu pola pikir yang mendekatkan kita kepada Allah Swt. Dan beliau juga menegaskan perlunya membuat karya filsafat untuk anak-anak.


3. Pentingnya Mempelajari Filsafat pada Masa Sekarang untuk Menjawab Kritikan dan Menepis Keraguan

Ayatullah as-Sayid Ali Khamene’i saat mengadakan pertemuan dengan para santri di kota Qom, beliau menegaskan bahwa mempelajari fikih saja tidak cukup dan beliau mengatakan: “Satu masalah, yaitu masalah pelajaran filsafat dan jurusan filsafat. kalian harus perhatikan bahwa jangan sampai urgensi dan kebesaran fikih membuat kita lupa akan pentingnya filsafat dan jurusan serta ilmu filsafat. masing-masing ilmu ini memiliki tanggung jawab. Panji filsafat Islam harus berada di pesantren dan Hauzah ‘Ilmiah dan harus tetap demikian. Bila kalian para santri meletakkan bendera filsafat ini maka orang-orang yang tidak layak akan berusaha mengibarkan bendera ini. Sehingga filsafat akan diajarkan oleh orang-orang yang bukan ahlinya. hari ini bila sistem pemerintahan dan masyarakat kita terpasung dari filsafat maka kita akan mudah ditelanjangi oleh pemikiran-pemikiran dan filsafat-fisafat impor yang berusaha menyerang kita dengan pelbagai syubhah dan kritikan nakal dan tajamnya. Yang mampu melindungi Anda dari pelbagai serangan dan membekali Anda dengan jawaban yang pas dosis biasanya bukan ilmu fikih, tapi ilmu-ilmu rasional; yaitu filsafat dan kalam (teologi).Ini ilmu yang perlu. Filsafat meerupakan ilmu penting di pesantren dan jurusan penting lainnya adala tafsir; merasakan kedekatan dengan Al-Qur’an dan menguasai pengetahuan Al-Qur’an. Kita tidak boleh mengabaikan tafsir karena pelajaran tafsir adalah penting. Demikian juga pelajaran filsafat. Semua jurusan ini sangat penting dan berharga.”

(Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: