Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » AS Khawatir: Sedikit Tertinggal Persaingan Senjata Dengan Rusia Serta Cina

AS Khawatir: Sedikit Tertinggal Persaingan Senjata Dengan Rusia Serta Cina

Written By Unknown on Sabtu, 24 Maret 2018 | Maret 24, 2018

John Hyten, jenderal dari Angkatan Udara Amerika Serikat

Perlombaan kekuatan senjata antara Amerika Serikat, Rusia dan Cina memang terus berlanjut. Walaupun perjanjian anti Nuklir bahkan Rudal Balistik dibuat sepertinya negara adikuasa ini terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam kekuatas senjatanya.

Rusia dan Cina saat ini aktif mengembangkan senjata hipersonik, sejenis rudal nuklir yang terbang melesat dengan sangat cepat. “Kami belum memiliki pertahanan yang bisa menghadang senjata yang menyerang kami,” kata John Hyten, jenderal dari Angkatan Udara Amerika Serikat ini seperti diberitakan CNBC dan dikutip Daily Mail, Rabu, 21 Maret 2018.Untuk itu, menurut Hyten, Amerika Serikat harus segera melangkah maju untuk membuat senjata nuklir yang mampu menghadang senjata hipersonik Cina dan Rusia.

Beberapa saat lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan senjata nuklir tipe baru termasuk rudal hipersonik dan drone berkekuatan nuklir bawah laut.

Pentagon tidak kaget mendengarkan penjelasan Putin tentang senjata barunya itu. Warga Amerika hanya diyakinkan untuk sepenuhnya siap siaga.

Saat rapat dengan Komisi Senat bidang Persenjataan Amerika Serikat pada Selasa, 20 Maret 2018, Hyten mengungkapan Rusia telah meningkatkan pengembangan peluru kendali yang itu artinya mencederai Perjanjian Pengendalian Senjata dalam Perang Dingin.

Amerika Serikat sudah mempublikasikan pelanggaran Rusia atas perjanjian Imtermediate – Range Nuclear Forces Treaty tahun 1987 atau INF Treaty sejak empat tahun lalu, seperti dikutip dari Radio Free Europe, Selasa, 20 Maret 2018.

Dan tahun lalu, pejabat top militer Amerika Serikat mengingatkan bahwa Moscow sudah memulai pengembangan senjata rudal.

Tidak hanya tertinggal soal senjata canggih, Amerika Serikat juga dinilai lemah dengan kemampuan operasi menyerang dan bertahan dari serangan cyber. Meski, menurut Hyten, Amerika Serikat membuat kemajuan dalam melakukan serangan cyber terhadap musuh-musuhnya di Timur Tengah seperti ISIS.

(CNBC/Daily-Mail/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: