Zikir adalah bagian dari amalan ibadah. Kita mengingat Allah dalam setiap lafal zikir yang terucap. Bahkan, dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, zikir adalah pembeda antara orang yang hidup dan yang mati.
Artinya, yang dimaksud dengan hidup adalah hati seseorang yang selalu mengingat Allah Swt. Sementara mereka yang tidak berzikir, hatinya akan mati dipenuhi kegelapan.
Amalan zikir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Banyak yang memakai tasbih, namun ada pula yang tidak.
Jika kita tidak menggunakan tasbih, bagaimana cara kita melaksanakan zikir?
Berzikir dapat menggunakan ruas-ruas jari tangan. Tiap ruas dihitung sebagai satu kali amalan.
Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Ahmad.
Bercerita kepada kami Hani’ bin Utsman Al Juhani dari ibunya, Humaidah binti Yasir dari neneknya, Yusairah, salah seorang sahabat perempuan Muhajirat, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda kepada kita, ‘Wahai para perempuan mukminah, rajinlah bertahlil, bertasbih dan mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga kalian melalaikan rahmat Allah. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena jari-jari itu akan ditanya dan diminta untuk berbicara’.”
Juga dalam hadis riwayat An Nasai, dari Abdullah bin Amr, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Dua perkara yang tidaklah seorang mukmin dapat menjaganya kecuali ia akan masuk surga. Kedua perkara itu mudah, tapi tidak banyak yang mau melakukannya.’ Abdullah melanjutkan, ‘Rasulullah SAW. bersabda lagi, ‘Shalat lima waktu dan usai shalat salah seorang dari kalian bertasbih sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali dan bertakbir sepuluh kali. Semua bernilai seratus lima puluh di lisan dan seribu lima ratus di timbangan.’ Aku melihat Rasulullah SAW. menghitung zikir-zikir itu dengan jari-jari tangannya.”
Ibnu Allah dalam kitab Al Futuhat Al Rabbaniyyah ‘ala Al Azkar Al Nawawiyyah, menjelaskan makna ‘menghitung dengan jari’ yaitu menghitung ruas-ruas jari. Caranya, dengan meletakkan ibu jari ke ruas-ruas jari.
Begitulah zikir dapat dilakukan di mana saja dan dalam keadaan apapun. Begitu istimewanya zikir, Rasulullah Saw pun bahkan menggunakan ruas-ruas jarinya sebagai alat untuk berzikir. Seperti dalam sebuah hadis:
“Hitunglah (zikir) itu dengan ruas-ruas jari karena sesungguhnya (ruas-ruas jari) itu akan ditanya dan akan dijadikan dapat berbicara (pada hari Kiamat).” (HR. Abu Dawud, no. 1345).
Hadis lainnya menyatakan bahwa zikir alangkah lebih baiknya dilakukan dengan jari-jari tangan kanan, seperti yang dicontohkan Rasul Saw.
“Saya melihat Rasulullah bertasbih (berzikir) dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud, II/81, at-Tirmidzi, V/521, Shahiihul Jami’, IV/271, no. 4865).
Dengan memanfaatkan jari-jari tangan kanan sebagai media untuk berzikir dapat memudahkan setiap Muslim untuk mendekatkan diri pada Allah Swt dengan zikir.
Terdapat lima ruas pada setiap jari, sehingga jika dikalikan jumlah jari menghasilkan 15 ruas. Dengan dua kali balikan zikir di tangan maka kita telah melakukan zikir sebanyak 30 kali. Mudah saja, menghitung zikir dan melakukannya kini dapat dilakukan di mana saja bahkan tanpa membuatnya “terlihat” oleh orang lain yang mungkin dapat menyebabkan riya.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar