Pihak berwenang Sri Lanka dengan mengakui serangan baru-baru ini oleh ekstremis Buddhis anti-Muslim yang telah memberikan banyak kerugian, telah berjanji untuk mengkompensasi kerusakan yang mereka alami.
Menurut laporan IQNA dilansir dari situs Aljazeera, polisi Sri Lanka menginstruksikan orang-orang muslim yang terluka untuk mengumumkan daftar kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan ekstremis Buddhis.
Majelis Ulama Sri Lanka juga telah mendirikan sebuah pusat untuk menerima bantuan untuk minoritas muslim dari seluruh negeri.
Dalam hal ini, PBB meminta pihak berwenang Sri Lanka untuk menjamin keamanan umat Islam di Sri Lanka dan mengadili para pelaku kejahatan ini.
Kalinga Todaro Salifa, Direktur Pusat Studi markas internasional kejian etnis di Sri Lanka mengumumkan, setelah berakhirnya serangan militer Angkatan Darat Sri Lanka dengan pemberontak Tamil di utara negara ini, gerakan para ekstrimis Buddhis di selatan semakin meningkat dengan dalih peningkatan jumlah umat Islam, dominasi pasar komersial mereka dan ancaman mayoritas Sinhala (negara utama Sri Lanka).
Perlu disebutkan bahwa, akibat konflik baru-baru ini antara umat Buddha Sinhala dengan minoritas muslimnya, 24 masjid dan 160 tempat komersial dibakar. Bentrokan ini terjadi di kota Kandy.
Kekerasan ini terjadi setelah kematian seorang Buddhis Sinhala oleh sekelompok pria muslim dalam perselisihan jalanan. Dalam perjalanan kekerasan ini, pemerintah dipaksa untuk mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan pembatasan hilir mudik guna mengendalikan situasi.
(Al-Jazeera/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar