Mungkin sekarang ini masih terlalu dini dan atau mungkin kelompok teroris ISIS seperti kanker yang berakar di Afghanistan, dan suatu hari nanti akan ada banyak masalah bagi wilayah ini; dalam hal apapun, atensi khusus akan gerakan baru kelompok ini, terutama setelah usainya aktivitas kohesifnya di negara-negara Irak dan Syam itu sangatlah penting.
Menurut laporan IQNA, warga Afghanistan yang telah menjadi korban terorisme dalam beberapa tahun terakhir juga telah menghadapi dilema kelompok teroris ISIS di negara ini.
Menyusul laporan pihak berwenang Afghanistan pada bulan Desember 2017 mengenai kedatangan warga Prancis dan Aljazair di daerah yang dikuasai ISIS di Darzab Afghanistan, menjadi jelas bahwa kelompok-kelompok teroris akan dikirim untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS di negara ini.
Ledakan bom teroris di Kabul
Operasi Teroris
ISIS telah kehilangan sebagian besar kekuatannya di Irak dan Suriah. Bahkan sebagian percaya bahwa ISIS telah berakhir di kedua negara ini. Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kelompok teroris ini ingin memilih Afghanistan sebagai basis yang kuat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, bom bunuh diri teroris ISIS di kalangan orang-orang Syiah di Afghanistan telah menjadi bukti adanya hal ini. Dari bulan November 2017 sampai Desember tahun itu, setidaknya ada 24 tragedi teroris di Afghanistan, beberapa di antaranya diemban langsung oleh ISIS.
Ancaman ISIS bagi Afghanistan bukan hanya sekedar karena negara ini adalah berada di batasan geografi kekhalifahannya sendiri, namun dari sudut ini, seharusnya kita melihat Afghanistan sebagai medan kompetisi al-Qaeda, Taliban dan ISIS untuk berebut kekuasaan.
Jumlah ISIS
Menurut pejabat AS di Afghanistan, ada 600 sampai 800 ISIS. Beberapa sumber juga mengumumkan sekitar 1.000 sampai 3000 ISIS ada di Afghanistan. Namun Rusia menggambarkan statistik tersebut tidak realistis dan menganggap jumlah militan ISIS di Afghanistan jauh lebih tinggi daripada angka yang ada.
provinsi Nangarhar Afghanistan
Basis Terpenting
Sejumlah besar teroris ISIS beroperasi di provinsi Nangarhar. Provinsi yang terletak di utara Afghanistan ini, terkadang berubah menjadi kancah konflik antara ISIS dan Taliban. Pada bulan Januari 2016, Taliban mengumumkan perang terhadap ISIS, dan provinsi Nangarhar adalah medan pertempuran konflik-konflik ini.
Pejabat Afghanistan sampai tahun 2015 tidak mengetahui secara sahih kehadiran ISIS di Afghanistan, tapi sekarang mereka mengatakan bahwa sekitar 3.000 ISIS, yang kebanyakan bekewarganegaraan Pakistan dan Uzbek, telah memasuki Afghanistan, dan jumlah ini terus meningkat.
Nampaknya pada tahun 2018, seperti tahun-tahun sebelumnya, akan ada banyak masalah keamanan untuk Afghanistan. ISIS menggunakan Afghanistan untuk merekrut dan memperkuat pasukannya, serta menciptakan zona aman untuk kehadiran ISIS yang melarikan diri dari Irak dan Suriah.
Ikon-ikon Taliban
Kompetisi antar kelompok
Di sisi lain, ISIS mungkin tidak memiliki kesempatan untuk maju ke Irak dan Suriah. Salah satu alasan utamanya adalah persaingan antara ISIS, al-Qaeda dan Taliban, yang akan berhadapan satu sama lainnya.
Amerika Serikat menuduh Rusia telah mendukung Taliban, sebuah pernyataan yang selalu ditolak oleh Rusia. Di sisi lain, ada spekulasi bahwa kebijakan AS dalam melawan Rusia merupakan dukungan secara diam-diam terhadap kelompok ISIS dan, demikian juga secara lahiriah, terhadap pemerintah Afghanistan.
Lampu Hijau
Meski ada persaingan antara kelompok teroris di Afghanistan, ISIS rupanya sudah lebih maju. Pada bulan Desember 2017, ISIS mengumumkan bahwa mereka menguasai 18 desa setelah terjadi konflik dengan Taliban. Klaim ISIS ini dipaparkan di halaman 108 surat kabar Al-Naba’ yang berafiliasi dengan kelompok teroris ini.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid juga dalam merespon isu ini dengan mengafirmasi kemajuan ISIS di Afghanistan juga mengabarkan program untuk melawan ISIS.
Juru bicara Taliban juga berbicara tentang isu-isu yang menunjukkan di balik layarnya Amerika dalam pemindahan ISIS ke Afghanistan. "Jet tempur Amerika melakukan serangan udara untuk kemajuan ISIS," katanya.
ISIS menggunakan anak-anak remaja
Ancaman bagi Rusia
Igor Lyakin-Frolov, Duta Besar Rusia untuk Tajikistan pada November 2017, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Sputnik Rusia bahwa jumlah ISIS di Afghanistan berjumlah ribuan.
“ISIS adalah ancaman besar yang tidak hanya pergi ke Afghanistan, tapi juga ke Asia Tengah, bahkan beberapa kelompok teroris berpisah dari Taliban dan bergabung dengan ISIS,” ucapnya.
Zamir Kabulov, Wakil Rusia di Afghanistan
Zamir Kabulov, Wakil Khusus Federasi Rusia di Afghanistan saat berbicara dengan mengutarakan kata-kata berikut:
“Anggota ISIS tidak datang ke Afghanistan untuk berperang melawan AS dan pasukan asing lainnya, namun mereka mereka datang ke negara ini untuk membangun sebuah basis untuk ekspansi ke utara dan Asia tengah. Moskow, mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya jumlah teroris ISIS di utara Afghanistan, yakni wilayah perbatasan dengan Tajikistan dan Turkmenistan. Rusia termasuk negara pertama yang memperingatkan kehadiran ISIS di Afghanistan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa ada lebih dari 10.000 ISIS di Afghanistan dan diprediksikan bahwa jumlah mereka akan meningkat dengan bergabungnya militan ISIS yang datang dari Suriah dan Irak. ISIS ingin memperluas kekuasaannya dari Afghanistan ke daerah Rusia”.
Ucapan Akhir
Di penghujung, dapat dikatakan mungkin masih terlalu dini dan atau mungkin kelompok teroris ISIS seperti kanker yang berakar di Afghanistan, dan suatu hari nanti akan ada banyak masalah bagi wilayah ini. Bagi warga Afghanistan yang telah menjadi korban terorisme dalam beberapa tahun terakhir, menerima kemajuan ISIS di negara ini adalah hal yang sangat memprihatinkan.
Yang jelas adalah bahwa Amerika Serikat menggunakan ISIS sebagai alat untuk menciptakan ancaman keamanan bagi negara-negara di kawasan tersebut untuk membentuk krisis baru. Kesadaran negara-negara di kawasan ini sangat diperlukan untuk menangani rencana AS.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar