Ketua Dewan Strategi Mata rumah sakit subspesialis Razavi mengabarkan peluncuran Pusat Bedah Mata Refraktif dengan metode SMILE di rumah sakit ini.
Astan News melaporkan, Dr. Siamak Zarei Ghanvati dalam jumpa pers terkait pengoperasian mesin laser mata kedua dengan metode SMILE di Iran, Minggu (4/3) di RS subspesialis Razavi menuturkan, pusat bedah mutakhir ini, akan dioperasikan pada hari Sabtu (10/3) di rumah sakit ini.
Menurut Dr. Siamak, bedah refraktif atau menanggalkan kacamata, adalah operasi bedah yang paling banyak dilakukan, dan sejak dua tahun lalu, rumah sakit ini mulai dilengkapi dengan teknologi medis mata tercanggih dan memasok kebutuhan peralatan laser mata dari salah satu perusahaan Jerman.
Zarei Ghanvati menjelaskan, alat laser mata pertama dengan metode SMILE digunakan di Tehran. Dengan kerja sama beberapa tim dokter bedah, dilakukan sejumlah pelatihan penggunaan alat ini di RS Razavi untuk tim perawat dan pakar terkait lainnya.
Ia juga menyinggung pelaksanaan operasi-operasi refraktif dengan metode Lasik atau PRK di Iran dahulu kala dan menuturkan, dengan menggunakan metode SMILE, mata kering akan berkurang, kemampuan melihat akan pulih tidak lama setelah operasi dan kornea mata akan semakin kuat.
Ketua Dewan Strategi Mata RS Razavi juga mengatakan, sekitar enam tahun metode SMILE digunakan di dunia dalam operasi refraktif. Satu juta orang dioperasi dengan metode ini di dunia dan hari ini para pakar mata, dengan memperhatikan kondisi pasien dapat memilih metode ini.
RS Razavi, katanya, juga dilengkapi oleh peralatan medis yang lain. Alat-alat medis yang baru ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi segera gangguan retina yang terjadi pada bayi-bayi prematur dan dengan penanganan tepat waktu, kemungkinan untuk mencegah kebutaan terbuka lebar.
Zarei menambahkan, di masa lalu hanya rumah sakit Khatamul Anbiya Saw, Mashhad yang dilengkapi alat ini di timur Iran, akan tetapi dengan dilengkapinya RS Razavi dengan mesin yang sama, beban yang selama ini ditanggung rumah sakit Khatamul Anbiya sekarang lebih ringan karena sudah dibagi dua dengan RS Razavi.
Ia melanjutkan, lima persen bayi prematur di negara-negara maju menderita gangguan retina, namun di negara-negara berkembang angkanya mungkin bisa mencapai 30 persen. Oleh karena itu, diagnosa tepat waktu penyakit itu sangat penting.
Pusat Medis Lengkap dan Canggih
Dr. Siamak menyinggung pengoperasian alat cross-linking untuk para penderita keratoconus di rumah sakit ini dan menuturkan, dengan diagnosa tepat waktu atas penyakit ini dan sinar radiasi UV dengan alat cross-linking terhadap kornea, penyakit keratoconus dapat disembuhkan dan penyebarannya dapat dicegah. Pada akhirnya para penderita keratoconus tidak perlu menjalani operasi yang lebih luas dan agresif termasuk transplantasi kornea.
Pakar mata ini menjelaskan, rumah sakit Razavi, juga baru saja membuka unit suntik mata. Para penderita diabetes yang mengalami gangguan retina dan penyakit lainnya yang diakibatkan usia, membutuhkan suntik serum yang kontinu pada bagian dalam mata. Jika suntikan tidak dilakukan pada daerah yang tepat dan steril, hal itu akan berujung dengan infeksi mata, bahkan kebutaan.
Ia menambahkan, ruang operasi ini terhitung lengkap dan dirancang sesuai standar, dan denahnya secara akurat, memanfaatkan pusat-pusat operasi di Jerman, Meksiko dan Amerika, serta memberi pelayanan mutakhir berkelas dunia.
Zarei terkait keberadaan bank mata di Iran menuturkan, gangguan refraktif mata, katarak dan glaukoma, di antara penyakit mata yang paling banyak diderita di negara ini.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar