Polisi setempat melakukan pembunuhan terhadap dua orang demonstran yang memprotes penahanan Sheikh Zakzaky, pemimpin Islamic Movement. Terhadap tindakan itu, Islamic Human Rights Commission (IHRC) mengutuk keras tindakan polisi.
IHRC adalah LSM yang berada dalam Status Konsultatif Khusus Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam press release-nya, IHRC mengatakan “mengutuk keras pembunuhan oleh polisi bersenjata kemarin terhadap dua pemrotes di kota Kaduna, Nigeria utara.”
Kemarin adalah hari kedua dari serangkaian aksi damai yang dilakukan oleh ribuan orang untuk memprotes penahanan Sheikh Zakzaky. Semenjak hari Rabu polisi telah melakukan penembakan secara langsung kepada demonstran.
Pada hari Rabu setidaknya polisi telah melukai tiga orang dengan tembakan, dan salah satunya berada dalam kondisi kritis.
Sebelumnya Islamic Movement telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang menuduh pasukan keamanan berencana untuk melakukan sabotase terhadap demonstrasi dan juga menyerang para pendukung Sheikh Zakzaky di rumah mereka sendiri dengan bersekongkol dengan preman bayaran.
Dalam 30 tahun terakhir Islamic Movement telah menunjukkan komitmennya untuk selalu taat terhadap hukum dan tidak pernah menganjurkan ataupun melakukan tindakan kekerasan.
Syekh Ibrahim el-Zakzaky dan istrinya didakwa oleh Pengadilan Tinggi negara bagian Kaduna pada bulan Mei dalam rangka untuk melumpuhkan Islamic Movement yang dipimpinnya.
Pihak berwenang Nigeria menuduh Sheikh Zakzaky dan pendukungnya telah melakukan persekongkolan pembunuhan pada saat mereka melakukan aksi blokade jalan di Zaria pada Desember 2015.
IHRC mengatakan bahwa sebenarnya tuduhan itu dirancang untuk membelokkan tanggung jawab pemerintah atas serangan terencana dan sistematis oleh tentara kepada pendukung Islamic Movement yang menewaskan paling tidak 1000 warga sipil pada Desember 2015. Peristiwa itu sekarang sedang dalam proses penyelidikan awal oleh International Criminal Court.
Sejak 8 Januari 2018 setidaknya enam demonstran telah dibunuh oleh pasukan keamanan. Ratusan lainnya ditangkap dan menderita luka akibat pemukulan selama penahanan mereka. Mayoritas demonstran yang telah dilepaskan, dibebaskan tanpa tuntutan apapun.
Tekanan dari pemerintah terhadap Sheikh Zakzaky diawali ketika dia dan istrinya, Zeenah, ditembak dan ditangkap dalam serangkaian aksi kekerasan selama tiga hari berturut-turut pada Desember 2015 terhadap pendukung Islamic Movement Nigeria. Oleh IHRC, tindakan tersebut disinyalir sebagai usaha pemerintah untuk mengekang pertumbuhan Islamic Movement yang semakin populer.
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar