Setelah perpecahan antara Emirat dan Abdurabbih Manshur Hadi, mantan presiden Yaman yang telah melarikan diri dari rakyat, ia dipaksa supaya secepat mungkin meninggalkan Aden.
Manshur Hadi telah memasuki pelabuhan Aden sekitar paruh kedua bulan Juni lalu. Lantaran pertikaian yang meningkat antara dia dan para petinggi Emirat, ia terpaksa harus meninggalkan kota ini.
Para petinggi Abu Dhabi tidak ingin skenario krisis pulau Socotra setelah laporan PBB dan Dewan Keamanan terjadi kembali.
Sebenarnya, setelah Manshur Hadi memasuki kota Aden pada tanggal 12 Juni lalu, para petinggi Emirat telah memberikan peringatan kepadanya supaya meninggalkan kota ini dalam jenjang waktu satu minggu.
Pertama kali, Manshur Hadi menolak untuk meninggalkan Aden. Akan tetapi, setelah Abu Dhabi mengadukan masalah ini kepada Riyadh dan Arab Saudi melakukan tekanan keras, akhirnya ia menerima untuk meninggalkan Aden.
Diprediksikan bahwa Manshur akan meninggalkan Aden dan akan berlabuh di kota Riyadh.
Koran Al-Syarq Al-Awsath memprediksikan bahwa Manshur Hadi akan berjumpa dengan utusan PBB untuk Yaman pada hari Senin mendatang di Riyadh.
Banyak tanda yang membuktikan bahwa pertikaian antara Manshur Hadi dan Emirat sedang membara. Untuk itu, Emirat semakin memperketat operasi militer di kota Abu Dhabi.
Dengan membentuk pasukan khusus “sabuk pengaman”, Emirat sedang berusaha mencegah arus masuk ratusan warga Yaman ke kota Aden dari kawasan utara Yaman, terutama kota Hudaidah.
(Al-Syarq-Al-Awsath/Al-Kautsar/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar