Para petinggi militer Rezim Zionis Israel berencana mengajukan berbagai opsi hingga level politik untuk disetujui demi memulihkan ketentraman di front selatan Jalur Gaza, sebagaimana dilaporkan saluran 2 TV Israel, Rabu malam (20/6/2018).
Saluran itu menambahkan bahwa opsi itu antara lain; menghabisi nyawa para aktivis HAMAS dan bahkan para petinggi gerakan perlawanan bersenjata Palestina ini; dan melancarkan operasi militer secara terbatas maupun luas di Jalur Gaza yang sudah 12 tahun diblokade Israel.
Menurut saluran 2, para petinggi militer Israel mempelajari opsi-opsi itu dan berniat mengusungnya hingga ke level politik, usai rapat evaluasi para perwira tinggi Israel yang dihadiri oleh kepala staf umum militer Gadi Eizenkot.
Disebutkan pula bahwa para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menhan Evigdor Lieberman mulai berkeyakinan bahwa HAMAS berusaha menyeret mereka kepada perang babak baru.
Netanyahu, Lieberman, dan Eizenkot dalam pernyataan terpisah yang dilansir media Israel, Rabu, bersumbar akan meningkatkan reaksi Israel jika serangan mortir, roket, dan bom layang-layang dari Jalur Gaza masih berlanjut.
Pada 14-15 Mei lalu pasukan Israel telah membunuh lebih dari 120 warga Palestina yang ikut serta dalam aksi The Great March of Riturn di daerah perbatasan Jalur Gaza-Israel (Palestina pendudukan 1948).
Militer Israel mengaku telah menyerang 25 sasaran di Gaza pada Selasa dan Rabu malam (19-20/6/2018) sebagai reaksi atas serangan roket orang-orang Palestina di Gaza. Sumber-sumber Israel mengklaim ada sekitar 30 tembakan, termasuk beberapa roket, dari Gaza ke wilayah selatan Israel pada malam hari namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan materi.
Sekjen PBB António Guterres beberapa hari lalu menyatakan prihatin atas perkembangan situasi di Jalur Gaza dan mengingatkan resiko pecahnya perang baru antara Israel dan Palestina.
(Ra’y-Al-Yaum/Liputan-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar