Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Kebijakan Donald Trump Selama Menjabat Yang Menuai Kecaman

Kebijakan Donald Trump Selama Menjabat Yang Menuai Kecaman

Written By Unknown on Senin, 16 Juli 2018 | Juli 16, 2018


Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi dilantik menjadi pemimpin negara pada 20 Januari 2017. Trump memenangkan ajang pemilu dan berhasil mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Dalam pidato pelantikannya Trump dengan berapi-api mengungkapkan ambisinya untuk membasmi serangan teror dari kelompok Islam ekstrem dan mendahulukan kepentingan rakyat Amerika dibanding yang lainnya lewat slogan 'Make America Great Again'.

Sejak resmi menjabat sebagai presiden, Trump langsung membuat serangkaian kebijakan untuk diterapkan di negaranya. Namun, kebijakan-kebijakan Trump seringkali menuai kecaman sebab dibuat seolah tanpa pertimbangan dan memberikan banyak kerugian.

Dikutip dari berbagai sumber, merdeka.com merangkum beberapa kebijakan Trump yang menuai kebijakan dari berbagai pihak, berikut ulasannya:


1. Trump larang warga dari negara mayoritas Muslim masuk AS

Tak lama setelah menjabat menjadi presiden, Trump langsung mengeluarkan perintah eksekutif berupa larangan masuk bagi penduduk dari negara mayoritas Muslim untuk masuk ke AS. Negara-negara tersebut adalah Iran, Libya, Suriah, Somalia, Sudan dan Yaman.

Trump mengeluarkan perintah ini adalah karena tak ingin mencelakakan warganya. Dia juga mengaku tidak bisa memercayai orang Muslim secara keseluruhan.

"Sebagai presiden, saya tidak boleh membiarkan orang masuk ke negara ini hanya untuk mencelakakan kita semua," tegas Trump.

Kebijakan ini sontak menuai kecaman dari publik dunia. Sejumlah pihak menyebut bahwa Trump seolah mencurigai dan menganggap bahwa warga Muslim memberikan ancaman bagi penduduknya.


2. Akui Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Trump membuat gempar dunia lewat sebuah pernyataan dikeluarkan pada 7 Desember tahun lalu. Dalam pidatonya di Gedung Putih, Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Usai membuat pengumuman itu, Trump pun langsung memerintahkan Kementerian Luar Negeri AS untuk memulai proses pemindahan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pengakuan itu sontak mengundang kemarahan dari berbagai pihak. Negara Liga Arab, Prancis, Australia, Inggris, Rusia, Malaysia, dan tak terkecuali Indonesia ikut mengecam pengakuan Trump tersebut. Gelombang protes pecah di berbagai penjuru dunia untuk menolak keputusan Trump itu.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut keputusan Trump hanya membuat situasi yang memang sudah kompleks di Timur Tengah, menjadi semakin kacau. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar pertemuan luar biasa untuk merespons keputusan Trump dan menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.


3. Ingin pisahkan anak-anak imigran dengan orangtua mereka

Trump membuat kebijakan baru di mana dirinya tidak akan memberikan toleransi bagi para penyebrang ilegal di perbatasan AS-Meksiko. Dia ingin semua imigran ilegal ditangkap dan dituntut secara kriminal di bawah undang-undang pidana negaram sebagaimana diusulkan Jaksa Agung Jeff Sessions

Sementara para imigran itu dipenjaran untuk disidang, anak-anak mereka ditampung di pusat penahanan.

Sontak kebijakan ini mengundang kemarahan internasional. Banyak pihak juga mengkritiki keputusan Trump ini. Bahkan Paus Fransiskus pun menyebut pemisahan anak-anak dari orangtua karena mereka imigran ilegal bertentangan dengan nilai-nilai di agama Katolik dan tidak bermoral.

Namun tak lama setelah mengeluarkan kebijakan itu, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengubah keputusan tersebut. Dalam pernyataan, Trump berjanji akan menjaga anggota keluarga imigran agar tetap bersama dalam tahanan.

(Merdeka/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: