Minoritas muslim Hui di China, tinggal di daerah Ningxia yang diberi nama Mekah Kecil, sejak awal tahun ini, dengan dalih memerangi ekstremisme, mendapatkan sejumlah pembatasan dan terkena penghapusan identitas.
Menurut laporan IQNA, Republik Rakyat China adalah negara terpadat di dunia dengan lebih dari satu miliar dan 300 juta orang, terletak di timur benua Asia, dan dikelola oleh Partai Komunis China dalam bentuk sistem satu partai.
Di antara 56 etnis di China, ada 10 kelompok etnis yang memeluk Islam, termasuk Hui, Uighur, Kazakh, Tatar, Uzbek, Salar, Dongxiang, Bao'an (bonan), Kyrgyz, dan Tajik.
Minoritas Hui adalah satu dari 10 minoritas muslim di China, yang telah tinggal di daerah Ningxia atau Mekah Kecil selama ratusan tahun.
Reuters melaporkan situasi minoritas muslim Hui di China dan mengumumkan adanya tekanan dan pembatasan terhadap etnis tersebut dengan dalih memerangi ekstremisme dan radikalisme.
Kehadiran 1000 Tahun
Kehadiran muslim di China bukanlah fenomena baru, tetapi menurut laporan American Center for Pew Research, yang berkantor pusat di Washington, minoritas muslim Hui, Uighur, dan Kazakh hidup selama lebih dari 1.000 tahun. Sejarah ini dimulai seribu tahun tahun dari 651 M (31 H) dengan pengenalan Islam oleh orang-orang Arab pada masa khalifah ketiga kepada orang-orang China.
Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2012, jumlah minoritas muslim Hui mencapai 10 juta, yang telah membentuk setengah dari muslim di China. Di masa lalu, Hui mencakup pengikut agama minoritas yang menggunakan produk halal, seperti muslim atau Yahudi.
Surat kabar yang berbasis di China "Global Times," yang berafiliasi dengan pemerintah China, mengutip sumber-sumber pemerintah menulis, jumlah Muslim Hui di wilayah Ningxia berjumlah sekitar 1 juta 300 ribu orang, yang di yakini mereka telah membentuk 59 persen dari penduduk di daerah itu".
Minoritas Hui lebih berfokus pada pemerintahan otonom Ningxia, tetapi mereka juga terlihat di kota-kota besar, dan tidak seperti Muslim Uighur yang berbicara dalam bahasa Turki, minoritas Hui memiliki lebih banyak interaksi dengan komunitas China.
Minoritas ini memiliki lebih banyak populasi daripada minoritas Uighur karena pernikahan dengan pedagang China, Persia, Asia, dan Arab yang menggunakan Jalur Sutra.
Intervensi Pemerintah
Menurut Reuters, keterlibatan pemerintah China dalam kehidupan sosial dan agama minoritas ini tidak hanya ada di masa lalu tetapi telah meningkat sejak awal tahun dengan dalih memerangi ekstremisme.
Salah satu imam masjid Hui, prihatin dengan situasi minoritas ini di China dan kendala yang dihadapi. “Anak-anak di bawah usia 16 dilarang untuk melakukan segala bentuk aktivitas atau menimba agama di kawasan mayoritas muslim dengan dalih melawan bergabungnya mereka dengan kecenderungan separatis”.
Bahkan kubah hijau di masjid sedang mengalami perubahan di daerah Ningxia dan penduduk daerah ini, terutama anak-anak yang ingin belajar ilmu agama dan pergi ke masjid untuk melaksanakan salat, mendapat tekanan dan sejumlah pembatasan.
Dia juga melaporkan adanya beberapa pusat pemeriksaan di kota yaitu Departemen Agama menyebut keberadaan pusat-pusat ini untuk mencegah publikasi pemikiran radikal dalam masyarakat untuk melindungi keamanan dan stabilitas negara dan menjaga departemen hukum negara sebagai sarana perlindungan agama yang paling penting.
Pembatasan ini sampai pada batas media yang dikelola negara telah mengumumkan akumulasi speaker masjid karena membuat kebisingan.
Penghapusan Identitas
“Masjid-masjid harus memakai desain tradisional China yang mengantikan arsitektur Islam,” kata Organisasi Kebudayaan Islam China, yang dijalankan oleh pemerintah dari April tahun ini.
Penduduk di daerah ini mengeluh bahwa mereka telah dirampas haknya yang paling sederhana untuk membesarkan anak berdasarkan budaya dan agama Islam.
"Kami bukan teroris dan kami memiliki hak untuk mendidik anak-anak kami atas dasar ajaran dan agama kami, tetapi pemerintah berusaha untuk memotong akar Islam di daerah ini," kata imam distrik itu.
William Ney, anggota Amnesty International mengungkapkan, “berfokus pada anak-anak di bawah usia 16 berarti menjamin penghapusan keyakinan agama di kalangan muslim Hui di masa depan”.
Pejabat pemerintah melarang anak-anak menghadiri kelas agama yang diadakan di masjid selama liburan musim panas, yang membenarkan minat anak-anak untuk beristirahat dan fokus menghadiri kursus-kursus sekuler.
Citra China di tengah-tengah muslim dunia Islam penting bagi Beijing, karenanya mereka mencoba menginvestasikan miliaran dolar dalam membangun infrastruktur komunikasi antara Asia, Eropa dan Afrika.
Namun, terlepas dari fakta bahwa China memiliki hubungan komersial dan politik yang sangat luas dengan negara-negara Islam, keanggotaan sejumlah muslim China di jajaran kelompok teroris ISIS dan di sisi lain, kecenderungan yang meningkat terhadap Islam telah menyebabkan pemerintah China menjadi sensitif sejak awal tahun ini terhadap minoritas Hui di daerah Ningxia.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar