Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa shalat yang dinukil dari Imam Zaman as. maupun riwayat yang berkenaan dengan shalat beliau as.
Shalat Imam Zaman af.
Sayyid Ibnu Thawus ra. berkata: "Shalat Imam Mahdi terdiri dari dua raka'at. Pada raka'at pertama membaca al- Fatihah sampai pada ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in, yang dibaca sebanyak seratus kali. Setelah itu, surat al-Fatihah tersebut diteruskan secara sempurna, lalu membaca al-ikhlas satu kali. Selesai shalat membaca do' a berikut:
Ya Allah betapa besar malapetaka, kesamaran telah nyata, tabir telah tersingkap, bumi semakin menyempit sementara langit tertutup, kepada-Mu wahai Tuhan tempat mengadu, hanya kepada - Mu aku berserah dalam kesempitan dan keluasan (kesenangan ). Ya Allah curahkanlah shalawat kepada Muhammad saw dan keluarganya, yang Engkau telah perintahkan untuk mentaati mereka. Ya Allah percepatlah kemenangan mereka dengan Qaimnya, tampaklah kebesaran mereka, wahai Muhammad wahai AH, wahai AH wahai Muhammad, berilah kami kecukupan karena kalianlah pemberi kecukupan, wahai Muhammmad wahai AH, wahai AH wahai Muhammad berilah kami pertolongan karena kalianlah pemberi pertolongan. Wahai Muhammad wahai AH, wahai AH wahai Muhammad, jagalah kami karena kalianlah penjaga kami. Wahai pemimpin kami wahai pemimpin zaman ini, wahai pemimpin kami wahai pemimpin zaman ini, wahai pemimpin kami wahai pemimpin zaman ini. Tolonglah, tolonglah, tolonglah, sambutlah, sambutlah dan sambutlah, saat ini, saat ini dan saat inijuga, berilah keamanan, berilah keamanan, dan berilah keamanan." [1]
Shalat di Mesjid Jamkaran
Hasan bin Mutslih Jamkarani menuturkan bahwa Imam Zaman as. bersabda: Katakan kepada masyarakat hendaklah mereka menghormati tempat ini, muliakanlah tempat ini dan shalatlah di tempat ini sebanyak empat raka'at. Pada dua rakaat pertama diniatkan untuk tahiyat al-masjid (penghormatan masjid), setiap raka'atnya membaca surat al-Fatihah sekali dan surat al-ikhlas tujuh kali. Ketika ruku' dan sujud, membaca bacaan ruku' dan sujud sebanyak tujuh kali.
Sedangkan dua raka'at yang lain adalah shalat Imam Zaman as. dengan membaca surat al-Fatihah, ketika sampai pada ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in, bacalah ayat tersebut sebanyak seratus kali, setelah itu selesaikanlah bacaan surat al-Fatihah, raka'at kedua pun seperti raka'at pertama. Ketika ruku' dan sujud, bacalah dzikir ruku' dan sujud sebanyak tujuh kali.
Setelah selesai shalat, bacalah tahlil, la ilaha ilallah serta membaca tasbih Az-Zahra as. Setelah selesai membaca tasbih, melakukan sujud dan mengumandangkan shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya.
Imam Mahdi as. kembali bersabda: Barang siapa yang melakukan shalat tersebut, seperti shalat di bait al-Atiq "(Masjid Haram). [2]
Shalat dan Doa Mengingat Imam Zaman af .
Ahmad bin Ibrahim menuturkan bahwa ia menyampaikan keinginannya kepada Abu Ja'far bin Muhammad bin Utsman, untuk bertemu dengan Imam Zaman as. Abu Ja'far berkata: "Apakah dengan harapan kuat dalam hatimu, Anda akan menemui Imam Mahdi as." Ahmad menjawab: ya. Abu Ja'far kembali berkata: "Semoga Allah memberikan balasan atas harapan kuat dalam hatimu ini dan semoga dengan mudah dan selamat Dia mengizinkanmu melihat kemuliaan Imam Zaman as. Tetapi, wahai Abu Abdillah! kamu jangan terlalu berharap bisa bertemu dengannya. Pada masa keghaiban Imam Zaman, kerinduan bertemu dengannya memang ada, namun pertemuan ini tidak perlu dinar apkan. 1 Karena hal ini adalah salah satu dari keagungan Ilahi, dan lebih baik dari semua itu adalah menerimanya. Tetapi, temuilah beliau dengan membaca ziarah kepadanya. Caranya sebagaimana yang didiktekan kepada Muhammad bin Ali dan juga kepada yang lain. Menemui Imam Zaman as. dengan membaca ziarah setelah shalat dua belas raka'at dengan membaca surat al-Ikhlas kemudian shalawat kepada nabi Muhammad saw dan keluarganya serta membaca "Salam kepada keluarga Yasin, itulah karunia dari sisi Allah yang sangat jelas, Allah sebagai pemilik karunia yang agung, Imam yang menunjukan jalan yang lurus, sesungguhnya Allah telah mendatangkan kepada mereka khilafah-Nya wahai keluarga Yasin.... " ?
1. Hal ini sudah ditakdirkan bagi Ahmad bin Ibrahim dan bukan seluruh syiah. Karena sebagian dari orang syiah menyampaikan permohonan seperti ini kepada Syeikh 'Amri ra. dan permohonannya terkabulkan.
Zuhri berkata: "Aku sangat berharap sekali bisa melihat Imam Zaman as. dan aku telah mengorbankan banyak harta hingga aku menemui syeikh 'Amri. Lalu aku pun berkhidmat kepadanya. Aku memaksanya supaya beliau bisa mempertemukan Imam Zaman as. denganku. Dia berkata: Ha ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin, aku pun tetap memaksa nya hingga akhirnya dia berkata: Besok pagi Anda ke sini. Keesokan harinya aku menemui syekh dan dia pun datang menyambutku bersama dengan seorang pemuda yang sangat tampan dan menyebar wangi yang semerbak serta di lengannya ada sesuatu yang menandakan ia seorang pedagang."
Setelah aku melihat pemuda tersebut aku pergi menghampiri syekh 'Amri, syekh mengisyaratkan agar aku pergi menuju pemuda tersebut. Aku pun pergi menemuinya dan mengajukan pertanyaan kepadanya. Dia pun menjawab semua pertanyaanku. Ketika dia hendak masuk kedalam rumah, Syekh 'Amiri berkata: Jika ada yang hendak ditanyakan, sampaikanlah kepadanya. Karena setelah ini Anda tidak akan melihatnya lagi (al-Ihtijaj jilid 2 hal.297).
2. Bihar Al-Anwar jilid 53 hal.174. Ziarah secara sempurna, insya Allah akan dijelaskan pada pembahasan ziarah.
Shalat dan Doa Kemenangan
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Thabari dalam bukunya Mustanad Fathimah as. menceritakan pengalaman pribadi Abu Husein Katib bertemu Imam Zaman as.
Suatu hari, Abu Husein Katib tengah menjalankan sebuah pekerjaan, atas titah Abu Manshur Shalehan. Karena terjadi suatu masalah, ia bersembunyi darinya. Abu Manshur pun mencari dan mengancamnya. Karena takut, ia pun bersembunyi darinya. Pada malam jum'at yang penuh dengan angin serta hujan deras, ia pergi ke kuburan Quraisy. Ia tinggal dalam satu ruangan untuk berdo'a dan meminta Ibnu Ja'far untuk menutup pintu serta tidak memperbolehkan seorang pun diizinkan masuk menemuinya. Ibnu Ja'far pun menutup semua pintu hingga larut malam, sementara angin dan hujan semakin kencang. Ketika itu tidak mungkin lagi orang bisa pergi ke sana.
Abu Husein Katib membaca do' a, ziarah serta melakukan shalat. Ketika itu terdengar suara langkah kaki di samping kuburnya Imam Musa bin Ja'far as. Ia melihat seorang laki-laki tengah membaca ziarah. Dalam ziarahnya, ia menyampaikan pujian kepada Nabi Adam as, para Nabi Ulul 'Azmi as. serta para Imam as. Namun ketika sampai kepada Imam Zaman as. ia tidak menyebutnya. Abu Husein Katib merasa heran melihat peristiwa tersebut, lalu bergumam dalam hati: "Barangkali dia lupa maupun tidak tahu, atau mungkin saja pandangan mazhabnya demikian." Ketika selesai ziarah, dia melakukan shalat dua raka'at lalu mengarahkan pandangannya ke arah makam junjungan Abu Ja'far Imam Jawad as. dan membaca ziarah serta salam seperti sebelumnya shalat dua raka'at.
Pada saat itu, Abu Husein Katib diliputi kekhawatiran karena tidak mengenalinya. Sosok yang tidak jauh dari tempat Abu Husein ini, seorang pemuda terkemuka yang berpakaian putih dengan sorban yang terurai ke pundaknya serta mengenakan jubah. Dia berkata kepada Abu Husein Katib: "Wahai Abu Al-Hasan putra Abu al'Ala, mengapa Anda tidak membaca do'a Faraj ?". Abu Husein Katib berkata: "Seperti apa itu, tuan ?". Dia menjawab:
"Shalatlah dua raka'at dan bacalah doa ini."
Wahai yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan, wahai yang tidak mencela karena dosa-dosa, wahai yang tidak menyingkap tabir, wahai yang kebaikannya agung, wahai yang bijak pengampunannya, wahai yang karunianya mendahului (penuntutan) hak-haknya, wahai pemilik kebaikan yang besar, wahai yang pengampunannya luas, wahai yang tangannya terbuka untuk setiap rahmat, wahai akhir dari setiap rahasia, wahai tujuan setiap pengaduan, wahai penolong setiap yang meminta pertolongan, wahai yang mendahulukan karunia sebelum hak-haknya,
wahai Tuhanku Wx, wahai Tuanku Wx, wahai junjunganku Wx, wahai akhir dari tujuanku Wx, wahai akhir dari hasratku Wx.
Aku memohon demi hak asma-asma ini, dan demi hak Muhammad saw dan keluarganya yang suci semoga keselamatan bagi mereka, Engkau hilangkan bencanaku, Engkau hibur kesedihanku, Engkau anugerahkan kemenanganku dan Engkau memperbaiki keadaanku."
Setelah itu berdo'alah sesuai dengan permohonan, lalu letakkanlah bagian kanan dari muka di atas tanah dan berdo'alah: Wahai Muhammad wahai AH, wahai AH wahai Muhammad, berilah kami kecukupan, karena kalianlah pemberi kecukupan, bantulah kami karena kalianlah pemberi bantuan.
Lalu letakkan bagian kiri dari muka dan bacalah: adrikni (sambutlah aku) berulang-ulang. Setelah itu bacalah al-Ghauts, al-Ghauts al-Ghauts (tolonglah, tolonglah, tolonglah) dalam satu tarikan nafas. Setelah itu angkatlah kepala, insya Allah dengan kebesaran-Nya, Allah akan mengabulkan permohonan anda. Ketika ia tengah sibuk melaksanakan shalat dan do'a, dia pun keluar dari tempat itu. Selesai shalat, pergi mendatangi Ibnu Ja'far untuk menanyakan tentang orang tersebut dan bagaimana dia bisa masuk ketempat itu, padahal semua pintu tertutup. Ia merasa heran seraya bergumam: "Barangkali dia sejak sore sudah ada di tempat itu dan aku tidak mengetahuinya." Ia pun membangunkan Ibnu Ja'far Qayyum. Ibnu Ja'far keluar dari ruangan yang diterangi dengan lampu minyak, seraya berkata: "Seperti yang kamu lihat, semua pintu terkunci dan aku tidak membukanya." Ia pun untuk kedua kalinya menanyakan tentang kedatangan laki-laki itu. Ibnu Ja'far berkata: "Pemuda tadi adalah tuan kami Imam Zaman as. dan aku berkali-kali melihatnya pada malam seperti ini, yang sepi dari orang-orang.Abu Husein merasa menyesal, kenapa ia tidak mengenalinya. Ketika mendekati subuh, ia keluar dari tempat itu dan pergi menuju persembunyiannya. Matahari belum juga terbit, datanglah seorang utusan Abu Manshur Shalihan membawa surat jaminan keselamatan dari menteri dengan tulisan tangannya, mereka datang mencari Abu Husein Katib melalui petunjuk teman-temannya. Abu Husein Katib pun pergi menemuinya, bersama dengan teman-teman yang ia percaya. Ketika mendekati pintu, ia di sambut dengan penuh hormat, hal tersebut sama sekali belum pernah dialaminya. Abu Manshur berkata: "Nampaknya engkau telah mengadukanku kepada Imam Zaman as ?" Abu Husein Katib menjawab: "Aku pergi ke sana hanya untuk berdo'a dan memohon pertolongan." Dia berkata: "Celakalah! kemarin malam (malam Jum'at) aku bermimpi bertemu dengan Imam Zaman as. dan beliau memperingatkanku dengan keras tentang perbuatan ini, aku pun merasakan ketakutan." Abu Husein Katib berkata: "Laa ilaaha illallahl aku bersaksi bahwa para Imam as. berada dalam kebenaran. Kemarin malam aku melihat Imam Zaman as. dalam keadaan terjaga dan mengatakan sesuatu. Ia pun menceritakan semua yang dilihatnya. Ibnu Mansur merasa heran dengan semua itu, dia pun berbuat kebaikan besar pada Abu Husein berkat Imam zaman as, } [3]
Shalat Istighatsah
Sayyid Ali khan dalam buku al-kalam al-Thayyib menuturkan bahwa shalat istighatsah kepada Imam Zaman as., bisa dilakukan dimana saja. Shalatlah dua raka'at, di setiap raka'atnya membaca surat al-Fatihah dan satu surat dari al- Quran, kemudian berdiri menghadap kiblat seraya berkata:
Keselamatan dari Allah yang maha sempurna, lengkap, mencakup dan menyeluruh. Shalawat-Nya selalu tercurah, berkah-Nya yang tetap teguh dan sempurna terlimpah kepada hujah Allah dan wali-Nya di bumi dan negeri-Nya, kepada khalifah-Nya bagi semua makhluk dan hamba-Nya, kepada penyambung kenabian, pelanjut dari keluarga Nabi saw dan orang-orang terpilih, Shahib Zaman, yang menampakan keimanan, pendidik hukum-hukum al-Quran, pembersih bumi, penyebar keadilan di penjuru dunia, hujah al-Qaim al-Mahdi, imam yang dinanti dan diridhai, putra para Imam yang suci, dan washi putra para washi yang diridhai.
Keselamatan bagimu wahai pembawa kemuliaan kaum mukminin yang lemah. Keselamatan bagimu wahai yang menghinakan orang-orang kafir yang sombong dan berbuat zalim. Keselamatan bagimu wahai pemimpinku, wahai pemilik zaman ini. keselamatan bagimu wahai putra Rasulullah saw, keselamatan buatmu wahai putra Amirul mukminin, keselamatan bagimu wahai putra Fathimah Az-Zahra, pemimpin para wanita seluruh alam. Keselamatan bagimu wahai putra para Imam, para hujah dan para maksumin serta Imam seluruh makhluk. Keselamatan bagimu wahai pemimpinku, keselamatan yang ikhlas bagimu dalam berwilayah.
Aku bersaksi bahwa engkau adalah imam pemberi petunjuk baik dengan perkataan maupun ucapan. Engkaulah yang akan memenuhi bumi dengan keadilan, setelah bumi penuh sesak dengan kejahatan dan kezaliman. Semoga Allah mempercepat kemenanganmu, mempermudah kebangkitanmu, mempercepat waktunya, memperbanyak penolong dan pengikutmu, dan menjalankan semua janji-janji-Nya kepadamu. Dialah yang maha benar dalam firman-Nya, "dan Aku akan berikan kebaikan kepada orang-orang yang lemah, di muka bumi ini dan Aku jadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka ahli warisnya). [4]
Wahai pemimpinku wahai pemilik zaman ini, wahai putra Rasulullah saw, keperluanku adalah ini, ini. . . (mohonlah apa yang Anda inginkan). Berilah aku safaat di sisi Allah, aku menghadapmu membawa permohonanku, karena aku tahu, engkau memiliki safaat yang diterima di sisi Allah, memiliki kedudukan yang terpuji. Maka demi hak seseorang yang telah mengkhususkanmu dalam urusan-Nya, dan mempercayaimu untuk menjaga rahasia-Nya, dan demi sesuatu yang kalian miliki (atas kalian) di sisi Allah antara kalian dan Dia. Bermohonlah kepada Allah Ta'ala untuk mengabulkan permintaanku, menjawab do'a-do'aku dan menghilangkan kesedihanku" . [5]
Shalat Hadiah Hari Kamis
Syekh Thusi ra. dalam kitab Misbah Kabir menuturkan: Terdapat riwayat dari para Maksumin as, untuk melakukan shalat pada hari Jum'at sebanyak delapan raka'at, empat raka'at dihadiahkan kepada Rasululllah saw. dan empat raka'at lagi dihadiahkan untuk Sayyidah Fathimah Az-Zahra as. Pada hari sabtu melakukan shalat empat raka'at yang dihadiahkan kepada Amirul Mukminin as. dan setiap hari melakukan shalat empat raka'at dihadiahkan untuk salah seorang dari para Maksumin as, hingga hari kamis melakukan shalat empat raka'at yang dihadiahkan kepada Imam Shadiq as.
Lalu untuk kedua kalinya, pada hari jum'at melakukan shalat delapan raka'at, empat raka'at dihadiahkan untuk Rasulullah saw dan empat raka'at yang lain untuk Sayyidah Fathimah sa.
Kemudian, pada hari sabtu melakukan shalat empat raka'at yang dihadiahkan kepada Imam Kazhim as. dan melakukan hal itu seperti hari-hari sebelumnya, dimana pada hari ini dia melakukan shalat empat raka'at dihadiahkan untuk Imam Zaman as. Di antara dua raka'at shalat, membaca do'a berikut ini:
Ya Allah, seluruh keselamatan dari-Mu, dan akan kembali jua pada- Mu, wahai Tuhan kami, limpahilah keselamatan kepada kami. Ya Allah sesungguhnya raka 'at-raka 'at ini adalah hadiah dariku untuk Al-Hujah putra Hasan as, maka curahkanlah shalaivat dan salam kepada Muhammad saw dan keluarganya, sampaikanlah hadiah ini kepadanya, berikan kepadaku sebaik-baiknya harapan dan permintaan tentang-Mu, dan tentang Utusan-Mu semoga shalaivat dan salam tercurah kepada beliau dan keluarganya. Lalu, berdo'alah sesuai dengan permohonan Insya Allah Tuhan pasti akan mengabulkannya. [6]
Shalat Istighatsah Pada Malam Jum'at
Sayyid Ibnu Thawus ra. mengatakan dalam kitab Kanuz an- Najah karya Abu Ali Fadl bin Thabrasi ra, riwayat yang diceritakan oleh Ahmad bin Darbi yang meriwayatkan dari Khuzamah dan Awaz Abu Abdillah Husein bin Muhammad Bazwafri, dia menuturkan:
Barang siapa yang memiliki hajat, maka hendaklah mandi pada tengah malam Jum'at dan pergi menuju tempat shalat serta melakukan shalat dua raka'at. Pada raka'at pertama membaca surat al-Fatihah sampai ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nastain yang dibaca sebanyak seratus kali. Kemudian melanjutkan membaca ayat al-Fatihah sampai selesai, lalu membaca surat al-ikhlas satu kali. Selanjutnya, dalam setiap ruku' dan sujud membaca tasbih sebanyak tujuh kali. Pada raka'at kedua pun seperti raka'at pertama, selesai shalat membaca do' a. Dengan izin Allah, setiap permintaan akan dikabulkan-Nya, kecuali orang yang memutus silaturahmi dengan saudaranya.
Doa tersebut sebagai berikut:
Ya Allah ketika aku mentaati-Mu, segala pujian adalah milik-Mu, jika aku bermaksiat kepada-Mu, tiada alasan bagiku, karena dalil dan hujah- Mu telah tuntas bagiku, dari-Mu segala ketenangan dan dari-Mu juga kunci pembuka segala kesulitan, kesucian dari-Mu yang memberikan karunia, kesucian bagi-Mu ivahai yang maha perkasa dan maha pengampun. Ya Allah, ivalaupun aku pernah bermaksiat kepada-Mu, namun aku mentaati-Mu dalam sesuatu yang paling Engkau cintai, yaitu keimanan kepada-Mu. Aku tidak mengakui Engkau memilikiputra, aku tidak meyakini Engkau mempunyai sekutu, ini semua anugerah kebaikan dari-Mu buatku dan bukan kebaikan dariku pada-Mu. Ya Ilahi, aku telah bermaksiat kepada-Mu, namun bukan dari ketakaburanku, dan tidak keluar dari penghambaan-Mu, juga bukan karena menentang penghambaanku pada-Mu. Namun, hawa nafsu telah membelenggu diriku, setan telah menyesatkanku, maka hujah dan penjelasan -Mu telah sampai padaku, jika Engkau menyiksaku, itu karena dosa-dosaku, karena Engkau tidak berbuat zalim, jika Engkau mengampuniku dan mengasihiku, karena Engkau maha pengasih lagi maha mulia, wahai yang maha mulia wahai yang maha mulia.
Ulangilah dalam satu tarikan nafas, lalu bacalah :
Wahai yang selalu aman dari segala sesuatu, dan segala ses uatu takut kepada-Mu. Aku bermohon kepada-Mu dengan keamanan-Mu dari segala sesuatu, dan segala sesuatu takut kepada-Mu, curahkanlah salawat dan salam kepada Muhammad saw dan keluarganya, anugerahkan keamanan kepada diriku, keluar gaku dan anakku, serta karunia yang Engkau berikan kepadaku, hingga aku tidak takut kepada siapapun, dan selamanya tidak khawatir dari apapun, sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.
Cukup bagi kami hanya Allah sebaik-baiknya wakil, wahai yang menjaga Ibrahim as. dari kejahatan Namrud, wahai yang menjaga Musa as. dari Firaun. Aku bermohon kepada-Mu, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad saw. dan keluarga Muhammad as, jagalah aku dari kejahatan fulan bin fulan (sebutkan nama seseorang yang ditakutkan)
Dengan kehendak Allah, orang yang berdoa akan aman dari orang yang ditakutinya. Bersujudlah dan mohonlah kepada Tuhan dengan khusyu. Tidak seorang pun dari laki-laki ataupun wanita mukmin yang melaksanakan shalat ini, kecuali semua pintu-pintu langit akan terbuka mengabulkan do' a tersebut. Hari atau malam itu juga, permohonannya akan terkabul. Inilah karunia Tuhan bagi manusia. [7]
Referensi:
[1] jamal al-Usbu' hal.181, Bihar al-Anwar jilid 91 hal.191.
[2] Jannah al-Ma'wa hal. 231. Dalam shahifah mahdiyah dibahas berbagai faktor penting tentang mesjid suci Jamkaran.
[3] Tabshirah al-Wali hal. 192, Bihar al-Anwar jilid 91 hal.349 dan Dalail al-lmamah hal. 551.
[4] Qs. Al-Qasas: 5.
[5] Mafatih al-Jinan hal 117, alkalam ath-Thayib hal. 83.
[6] Jamal al-Usbu' hal 34, Da'wah lirawandi hal 108, Misbah al -Mutahajid hal. 322.
[7] Mahj ad-Da'waat hal. 351, al-Misbah hal. 522 dengan sedikit perbedaan redaksi.
(Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar