Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » The Muslim History: Kritik Terhadap Gereja Media Barat Tentang Islam

The Muslim History: Kritik Terhadap Gereja Media Barat Tentang Islam

Written By Unknown on Kamis, 12 Juli 2018 | Juli 12, 2018


Sekelompok muslim, yang disebut The Muslim History, dalam sebuah statemen mengkritik tentang pandangan pers dan media Barat tentang Islam.

Menurut laporan IQNA dilansir dari canel Telegram Islam dan Jerman (Eropa), sekelompok Muslim, The Muslim History, dengan mengeluarkan pernyataan di situs Taz, meminta pers dan media Barat untuk memperhatikan poin-poin berikut dalam publikasi berita dan acara tentang Islam:

1. Lebih baik untuk memprioritaskan Islam hanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan Islam.

Hanya selama 2015 dan 2016 ada lebih dari 117 program televisi tentang isu-isu pengungsi, konvergensi sosial, Islamisme dan Populisme sayap kanan. Sementara isu-isu penting lainnya kurang relevan. Hanya sejumlah kecil wanita muslim di Jerman yang mengenakan burqa. Hanya satu persen remaja muslim yang tidak menghadiri kelas-kelas renang dikarenakan agama.

2. Juga, tayangkanlah berita-berita positif.

Antara 60% - 80% liputan media tentang Islam adalah tentang kekerasan dan isu-isu negatif lainnya. Namun, berita tentang orang-orang muslim yang sukses di bidang konvergensi dan multikulturalisme jarang terefleksikan.

3. Jangan mengislamkan problem.

Kurangnya pendidikan, homoseksualitas, dan kekerasan terhadap perempuan dianggap sebagai masalah obyektif. Tidak semua masalah sosial harus dikaitkan dengan Islam.

4. Tampilkan gambar-gambar Islam lainnya.

Dengan pencarian sederhana di Google, dari pelbagai topik mulai dari konvergensi hingga konflik Timur Tengah, sudah jelas apa yang digambarkan oleh kelompok berita dan media tentang Islam: seorang wanita dengan latar belakang pakaian yang sangat Islami, muslim dengan senjata berdarah dan sebagainya. Melalui gambar-gambar ini, Islam diperkenalkan sebagai fenomena asing dan berbahaya.

5. Singkirkan kami dari orang-orang yang bukan ahli.

Dalam kebanyakan program, individu diundang sebagai ahli yang hanya mewakili kelompok minoritas Islam yang terbatas. Sebagai contoh, seorang muslim yang merupakan advokat untuk Erdoğan, seorang muslim Salafi atau seorang wanita dengan memakai niqab.

6. Gunakan tokoh yang berbeda.

Dalam program yang tidak berhubungan dengan Islam, lebih sedikit orang muslim yang diundang. Ini sementara umat Islam terlibat dalam berbagai pekerjaan di masyarakat. Masyarakat harus diperkenalkan sebagaimana adanya.

7. Gunakan lebih banyak muslim di pers dan di media.

Hanya sejumlah kecil koresponden dan wartawan adalah muslim.

8. Laporkan tentang solusi, bukan hanya masalah

Daging babi, bersalaman, atau burqini, ketika masyarakat menjadi lebih beragam, perselisihan dan kesalahpahaman tidak dapat dihindari. Tetapi dengan sikap-sikap keras, masalah tidak terpecahkan. Kita harus saling berdiskusi satu sama lain dalam menyelesaikan masalah.

9. Pertimbangkan muslim sebagai kelompok audien.

Banyak wartawan menulis hanya tentang mereka, bukan untuk mereka. Misalnya, mereka melaporkan tentang hijab, tetapi mengabaikan masalah seperti diskriminasi ketika mencari pekerjaan. Muslim juga merupakan bagian kecil dari audien media.

(Telegram/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: