Martin Griffiths, pusat, utusan khusus PBB untuk Yaman, memberikan konferensi pers di bandara internasional ibukota Yaman, Sana’a, pada 4 Juli 2018
Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan dia telah mengadakan pembicaraan “Menghasilkan” dengan pemimpin gerakan Houthi Ansarullah Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, di tengah upaya untuk mengakhiri pertempuran di pelabuhan Laut Merah Hudaydah.
“Saya sangat diyakinkan oleh pesan yang saya terima, yang positif dan konstruktif,” kata Griffiths saat konferensi pers di Bandara Internasional Sana’a pada Rabu setelah dua hari pembicaraan di ibukota Yaman.
“Saya khususnya berterima kasih kepada Abdul-Malik al-Houthi, yang saya temui kemarin, atas dukungannya dan diskusi yang bermanfaat yang kami selenggarakan,” tambah Griffiths.
Pejabat itu juga menyatakan bahwa ia akan memberi penjelasan singkat kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis mengenai pembicaraan terakhirnya di Yaman, di mana perang brutal oleh Arab Saudi dan sekutunya mengancam untuk menelan Hudaydah, titik masuk untuk bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Dalam beberapa hari mendatang, utusan PBB akan bertemu mantan Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi. “Semua pihak tidak hanya menggarisbawahi keinginan kuat mereka untuk perdamaian tetapi juga terlibat dengan saya pada ide-ide konkret untuk mencapai perdamaian.”
Pada 29 Juni, Griffiths menyatakan harapan bahwa putaran baru perundingan perdamaian antara pihak-pihak yang berseteru utama di negara itu dapat dimulai bulan depan di tengah meningkatnya pertempuran di Hudaydah.
Griffiths sebelumnya bertemu dengan Hadi di kota Aden untuk memajukan inisiatif pembicaraan damai. Dia mengatakan Mohammed Abdul-Salam, ketua negosiator Houthi, juga menegaskan kesediaan Ansarullah untuk menghadiri pembicaraan damai.
Diplomat itu mengatakan dia telah berhasil mencegah serangan besar terhadap Hudaydah melalui diskusinya dengan Hadi dan Abdul-Salam.
Tujuan utama dari potensi pembicaraan yang diselenggarakan oleh PBB di Yaman dapat membahas proposal untuk pasukan PBB untuk mengambil alih kekuasaan Hudaydah di tengah meningkatnya permusuhan.
(Fokus-Today/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar