Demi Allah, Saya Ndak Tega!
Untuk kesekian kali PKS diuji, dengan kekuasaan duniawi. Politik praktis kembali menyeret menjadikan PKS hanya bamper Prabowo untuk larut pada kontestasi 5 tahunan di negeri ini. komitmen mengusung kader sendiri menjadi bias.
Lebih menyedihkan lagi “penghinaan” timses Prabowo yang mengisukan adanya kardus 500 M untuk PKS. PKS yang seharusnya menjadi komitmen untuk mengusung cawapres sendiri dipaksa hanya menjadi tim sorak di pinggir lapangan. Mengkerdilkan PKS yang hari ini menaungi 8 juta lebih jamaahnya.
Padahal posisi PKS dalam konteks sosial bernegara seharusnya lebih daripada itu, sebagai partai Islam, sebagai pengayom umat di republik yang heterogen ini.
Gerakan cawapres PKS seharusnya menjadi acuan bagi pimpinan PKS baik struktural maupun kultural untuk menegaskan kembali bahwa PKS sebagai partai dakwah Islam harus mampu memajukan kadernya sebagai Cawapres.
Demi Allah saya ndak tega, melihat para pimpinan PKS berjuang untuk orang yang belum jelas kepeduliaannya terhadap dakwah. itu akan menjadi sorotan atau bahkan mungkin jadi bahan ketawaan.
Padahal seharusnya setiap ucapan dan tindakan kader PKS adalah jembatan langit dan bumi. Lantas siapa yg akan “membawa turun” rahmat langit bagi semesta alam ini?
Ust Shohibul Iman, ngapunten… saya juga ndak tega kalau nanti panjenengan harus jingkrak-jingkrak diatas panggung kampanye bareng artis-artis hiburan, dalam kampanye, demi meraih simpati pemilih kebanyakan.
Ust, siapa nanti yg memimpin kami LIQO’? ketika nanti panjenengan harus kampanye mendampingi para pengusaha itu di berbagai daerah.
Ust, siapa nanti yg ngimami MABIT kami? ketika nanti panjenengan harus ikut rapat tim pemenangan.
Ust, siapa nanti yg akan menjadi penuntun harokah dakwah kami, ketika panjenengan harus keliling mendampingi Prabowo-Sandi.
Ust, bismillah saya pilih Jokowi Ma’ruf Amin.
Aang Dani Rahmawan, Kader PKS
No. KARTU PKS. 3507130812830006
#sayaPKSdanpilihJokowi
(Berani-News/Info-Menia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar