Setidaknya ada dua usaha pembunuhan terhadap Pangeran Muhammad bin Salman.
Upaya Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz untuk mendamaikan perselisihan dalam keluarga kerajaan belum tercapai.
Penguasa negara Kabah ini gagal membikin pertemuan untuk proses rekonsiliasi dalam keluarga Bani Saud. Pertemuan ini tadinya direncanakan saat hari raya idul Adha.
"Raja Salman gagal menggelar pertemuan tertutup dengan saudara-saudara kandung lelakinya setelah idul Adha dala persiapan untuk rekonsiliasi dalam keluarga Bani Saud," kata sumber Albalad.co dalam lingkungan istana kemarin. Dia menambahkan pertemuan itu direncanakan berlangsung di istana milik Raja Salman di Makkah.
Menurut sumber ini, kegagalan pertemuan keluarga itu karena banyak suku tidak setuju atas sejumlah kebijakan diambil Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.
Perseteruan dalam keluarga Bani Saud meruncing setelah Raja Salman menunjuk anaknya, Pangeran Muhammad bin Salman, menjadi wakil putera mahkota pada April 2015. Persaingan langsung meruncing antara Pangeran Muhammad bin Salman dengan Putera Mahkpta Pangeran Muhammad bin Nayif.
Bahkan, lanjut sumber Albalad.co, keduanya berusaha saling menjatuhkan reputasi. Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya memenangkan pertarungan. Dia berhasil menyingkirkan Pangeran Muhammad bin Nayif, merupakan abang sepupunya, setelah dia diangkat menjadi putera mahkota pada 21 Juni tahun lalu.
Setidaknya ada dua usaha pembunuhan terhadap Pangeran Muhammad bin Salman. Pada Agustus tahun lalu, anak dari mantan Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz menembak Pangeran Muhammad bin Salman, namun meleset. Dia cuma luka ringan di tangan kiri.
Usaha kedua terjadi April lalu ketika terjadi baku tembak di istana di Ibu Kota Riyadh. Pangeran Muhammad bin Salman mengalami luka serius dan absen dari depan publik selama sebulan.
"Dia menyamarkan perawtan cederanya dengan menjalani pengobatan di kapal pesiar Serene kepunyaannya, sambil berlayar di Laut Merah," ujar sumber Albalad.co.
Konflik dalam keluarga Bani Saud ini seolah bom waktu siap meledak kapan saja. Alasannya, Raja Salman telah melanggar tradisi dengan pola suksesi kepada anak bukan adik.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar